Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Sehari Bisa Bagikan 300 Nasi Bungkus di Beberapa Titik

Peduli kepada Yang Terdampak Pandemi Sekaligus Ikhtiar agar Kompetisi Berputar Lagi   

Ada yang menyediakan jasa kurir isi tabung oksigen, ada yang mengorganisasi vaksinasi untuk anggota, ada pula yang berbagi makanan gratis sampai ke luar kota.  

FARID S. MAULANA, Surabaya, Jawa Pos 

MUTIA Ayu Kusuma sempat putus asa. Dia dinyatakan positif, tapi sulit mendapatkan tempat perawatan di fasilitas kesehatan (faskes). 

Sebab, hampir semua rumah sakit di Surabaya penuh. Dia yang kondisinya tidak separah pasien lain diminta hanya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. 

Tentu, tetap ada rasa khawatir dalam dirinya. Meski gejalanya hanya demam, saturasi oksigennya rendah. Dibutuhkan oksigen bantuan selama isoman. ”Masalahnya, kalau saya keliling cari pengisian tabung oksigen, takutnya malah berpotensi menularkan penyakit ini,” jelasnya kepada Jawa Pos. 

Beruntung, Mutia yang juga fans Persebaya Surabaya mem-follow akun media sosial salah satu ofisial maskot tim, Zoro. Dan, kebetulan, maskot berbentuk hiu itu punya gerakan sosial selama pandemi korona. 

Bersama para kru ofisial maskot, Zoro membuka jasa kurir untuk melayani pengantaran dan pengisian tabung oksigen bagi pasien yang menjalani isoman. ”Saya kontak mereka, ternyata mau bantu. Alhamdulillah, tabung oksigen saya sudah terisi,” ujarnya. 

Ya, sejak 30 Juni lalu, ofisial maskot Persebaya Jojo-Zoro bersama kru memang membuka jasa ”kurir oksigen”. Mereka membantu melakukan pengisian dan pengantaran tabung oksigen untuk para pasien yang tidak kebagian tempat di faskes. Pasien dengan saturasi oksigen rendah dan harus melakukan isoman di rumah.

Bagus Wicak, salah seorang kreator maskot Jojo-Zoro, mengatakan, ide Kurir Wani itu muncul berdasar pengalamannya beberapa pekan terakhir. Kebetulan, dia juga menjadi relawan yang sering menangani pasien Covid-19 home care. ”Mereka tidak dapat faskes karena IGD (instalasi gawat darurat) penuh. Padahal, saturasi oksigen rendah, butuh bantuan tabung oksigen. Tapi, tidak mungkin kan mereka keliling cari pengisian sendiri dalam keadaan positif korona,” jelasnya. 

Karena kebetulan aktivitas Jojo-Zoro sedang vakum sementara akibat tidak ada kompetisi, pria yang akrab disapa Boms itu punya ide mengalihfungsikan keempat kru untuk membantu mengatasi masalah tersebut. ”Saya pikir kebutuhannya hanya mencarikan pengisian tabung oksigen dan mengantarnya. Untuk memudahkan mereka yang isoman agar tidak wira-wiri,” terangnya.

Jasa Kurir Wani itu lantas diunggah di media sosial Jojo dan Zoro. Boms tidak menyangka sambutannya begitu positif. Sejak 30 Juni lalu, ketika kali pertama diunggah, permintaan memakai jasa Kurir Wani luar biasa. 

Baca Juga :  Orang Tua Harus Bertanggung Jawab Terhadap Anaknya

”Satu kru rata-rata tiap hari dapat 15 trip alias 15 orang. Jadi, empat kru kami tiap hari melayani rata-rata 60 pasien isoman,” paparnya. ”Ya, dari pagi ketemu pagi lagi, Mas,” lanjutnya. 

Maklum, lonjakan kasus positif Covid-19 belakangan membuat antrean pengisian ulang tabung oksigen panjang. Jadi, kalau rata-rata sehari melayani 15 orang, bisa dibayangkan waktu pelayanan mereka sangat panjang. 

Boms menuturkan, gerakan tersebut memang belum gratis. Tapi juga tidak mahal. Intinya, hanya ingin memberikan kemudahan kepada para pasien isoman untuk memenuhi kebutuhan oksigen. ”Hanya bayar biaya pengisian dan ongkir. Untuk beli bensin itu ongkirnya,” bebernya. 

Boms juga menggaransi Kurir Wani bekerja tetap dengan protokol kesehatan ketat. Tiap kurir memakai sarung tangan, dibekali hand sanitizer, dan pastinya memakai masker. ”Tabung oksigen juga selalu kami semprot sebelum diterima pasien sehingga aman,” ungkapnya. 

Boms menyadari apa yang dilakukan kru ofisial maskot Persebaya tidak seberapa jika dibandingkan dengan para nakes. Paling tidak, dia sebagai Bonek –sebutan untuk pendukung Persebaya– punya tanggung jawab ikut membantu melawan pandemi Covid-19 di Surabaya. ”Biar sepak bola bisa bergulir lagi. Kami rindu bal-balan, Bos,” ujarnya, lantas tertawa. 

Kepedulian serupa ditunjukkan Bonek Tribun Kidul. Tribun itu mengacu pada bagian dari Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang mereka tempati saat mendukung Persebaya di stadion. 

Berbeda dengan Jojo-Zorro, para Bonek di Tribun Kidul memilih membagi-bagikan nasi bungkus gratis di beberapa titik kota Surabaya dan sekitarnya. Pentolan Tribun Kidul Devara Noumanto menuturkan, ada empat titik yang sejauh ini dipilih untuk membagi-bagikan nasi bungkus gratis. 

Masing-masing di ”home base” Tribun Kidul, yakni Kopi Wong Jowo di kawasan Ketintang; depan RSUD dr Soetomo; dan Dukuh Kupang. Ketiganya di Surabaya. Satu lagi di Trawas, Kabupaten Mojokerto. Khusus titik di luar kota itu, mereka berpindah-pindah tempat. Kemarin (7/7), misalnya, mereka menggelar kegiatan sosial itu di Beji, Kabupaten Pasuruan. 

Bagi-bagi nasi bungkus tersebut dimulai sejak Senin (5/7) hingga 20 Juli nanti alias sampai berakhirnya masa PPKM darurat. ”Sehari total ada 300 nasi bungkus yang kami bagikan gratis. Hasil kerja sama dengan SMK dr Soetomo dan beberapa donatur,” ungkapnya. 

Baca Juga :  JDP Serukan Pentingnya Cari Jalan Damai Melalui Dialog

Pria yang akrab disapa Sinyo itu menuturkan, efek PPKM darurat ini sangat besar. Khususnya bagi pedagang-pedagang kecil dan mereka yang di-PHK karena tempatnya bekerja terpaksa ditutup. ”Kami berpikir, mereka juga butuh uluran tangan. Jadi, kami memilih gerakan ini. Paling tidak sedikit meringankan beban yang terdampak ini,” bebernya. 

Kelompok-kelompok suporter di tanah air termasuk sangat tanggap akan kondisi sekitar. Tiap kali ada bencana besar, misalnya, mereka bergegas mengadakan pengumpulan dana. Atau, mengirimkan relawan ke lokasi.  

Gerakan meringankan beban orang-orang yang terdampak pandemi oleh mereka yang biasa berada di tepi lapangan hijau kali ini pun tak hanya berlangsung di Surabaya. The Jakmania, kelompok pendukung Persija, misalnya, punya program vaksinasi yang dikhususkan kepada para anggota.

Tahapan pendaftaran dimulai sejak 26 Juni. Lalu, pelaksanaan berlangsung pada 1 Agustus mendatang.

Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menuturkan, program itu adalah bentuk tanggung jawab suporter Persija sebagai warga Jakarta. Tanggung jawab ikut menanggulangi Covid-19 yang sedang mewabah. ”Ini merupakan ikhtiar. Meski tidak menjamin kita tidak tertular, setidaknya vaksin mengurangi risiko saat terpapar,” katanya. 

Walau disebut program untuk anggota The Jakmania, Diky menuturkan tidak ada paksaan kepada anggota. Semua dikembalikan kepada masing-masing apakah mau menerima vaksin atau tidak. Yang jelas, sebagai wadah The Jakmania wajib terus mengampanyekan vaksinasi. 

”Jika The Jakmania antusias, kami akan sangat bersyukur. Dan jika masih sedikit, mungkin kami harus kampanyekan lagi,” bebernya. 

Gerakan vaksinasi juga dilakukan salah satu kelompok suporter PSIS Semarang, Snex. Pada 5 Juli lalu, sekitar 500 anggota sudah datang dan mendapatkan vaksin. 

Ketua Kolektif Snex Dony Kurniawan mengatakan, ide vaksinasi itu muncul karena ada anjuran pemerintah. ”Jadi, kami langsung bergerak dan berkoordinasi agar anggota Snex mendapat vaksin juga,” ungkapnya ketika dihubungi Jawa Pos. 

Seperti juga Bonek, ada harapan besar yang disematkan atas program vaksinasi itu: agar sepak bola di Indonesia bisa bergulir lagi. Semula Liga 1 dijadwalkan berputar per 10 Juli lusa dan Liga 2 sepekan kemudian. Tapi, karena ada kenaikan kasus positif Covid-19, jadwal kickoff diundur sampai akhir bulan ini.   

Sebagai suporter, Dony jelas sangat rindu melihat PSIS secara langsung di stadion. ”Ini ikhtiar kami agar itu terwujud,” katanya. (*/c19/ttg/JPG)

Peduli kepada Yang Terdampak Pandemi Sekaligus Ikhtiar agar Kompetisi Berputar Lagi   

Ada yang menyediakan jasa kurir isi tabung oksigen, ada yang mengorganisasi vaksinasi untuk anggota, ada pula yang berbagi makanan gratis sampai ke luar kota.  

FARID S. MAULANA, Surabaya, Jawa Pos 

MUTIA Ayu Kusuma sempat putus asa. Dia dinyatakan positif, tapi sulit mendapatkan tempat perawatan di fasilitas kesehatan (faskes). 

Sebab, hampir semua rumah sakit di Surabaya penuh. Dia yang kondisinya tidak separah pasien lain diminta hanya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. 

Tentu, tetap ada rasa khawatir dalam dirinya. Meski gejalanya hanya demam, saturasi oksigennya rendah. Dibutuhkan oksigen bantuan selama isoman. ”Masalahnya, kalau saya keliling cari pengisian tabung oksigen, takutnya malah berpotensi menularkan penyakit ini,” jelasnya kepada Jawa Pos. 

Beruntung, Mutia yang juga fans Persebaya Surabaya mem-follow akun media sosial salah satu ofisial maskot tim, Zoro. Dan, kebetulan, maskot berbentuk hiu itu punya gerakan sosial selama pandemi korona. 

Bersama para kru ofisial maskot, Zoro membuka jasa kurir untuk melayani pengantaran dan pengisian tabung oksigen bagi pasien yang menjalani isoman. ”Saya kontak mereka, ternyata mau bantu. Alhamdulillah, tabung oksigen saya sudah terisi,” ujarnya. 

Ya, sejak 30 Juni lalu, ofisial maskot Persebaya Jojo-Zoro bersama kru memang membuka jasa ”kurir oksigen”. Mereka membantu melakukan pengisian dan pengantaran tabung oksigen untuk para pasien yang tidak kebagian tempat di faskes. Pasien dengan saturasi oksigen rendah dan harus melakukan isoman di rumah.

Bagus Wicak, salah seorang kreator maskot Jojo-Zoro, mengatakan, ide Kurir Wani itu muncul berdasar pengalamannya beberapa pekan terakhir. Kebetulan, dia juga menjadi relawan yang sering menangani pasien Covid-19 home care. ”Mereka tidak dapat faskes karena IGD (instalasi gawat darurat) penuh. Padahal, saturasi oksigen rendah, butuh bantuan tabung oksigen. Tapi, tidak mungkin kan mereka keliling cari pengisian sendiri dalam keadaan positif korona,” jelasnya. 

Karena kebetulan aktivitas Jojo-Zoro sedang vakum sementara akibat tidak ada kompetisi, pria yang akrab disapa Boms itu punya ide mengalihfungsikan keempat kru untuk membantu mengatasi masalah tersebut. ”Saya pikir kebutuhannya hanya mencarikan pengisian tabung oksigen dan mengantarnya. Untuk memudahkan mereka yang isoman agar tidak wira-wiri,” terangnya.

Jasa Kurir Wani itu lantas diunggah di media sosial Jojo dan Zoro. Boms tidak menyangka sambutannya begitu positif. Sejak 30 Juni lalu, ketika kali pertama diunggah, permintaan memakai jasa Kurir Wani luar biasa. 

Baca Juga :  Tetap Rayakan HUT Kota Jayapura dan HPI di Tanah Tabi

”Satu kru rata-rata tiap hari dapat 15 trip alias 15 orang. Jadi, empat kru kami tiap hari melayani rata-rata 60 pasien isoman,” paparnya. ”Ya, dari pagi ketemu pagi lagi, Mas,” lanjutnya. 

Maklum, lonjakan kasus positif Covid-19 belakangan membuat antrean pengisian ulang tabung oksigen panjang. Jadi, kalau rata-rata sehari melayani 15 orang, bisa dibayangkan waktu pelayanan mereka sangat panjang. 

Boms menuturkan, gerakan tersebut memang belum gratis. Tapi juga tidak mahal. Intinya, hanya ingin memberikan kemudahan kepada para pasien isoman untuk memenuhi kebutuhan oksigen. ”Hanya bayar biaya pengisian dan ongkir. Untuk beli bensin itu ongkirnya,” bebernya. 

Boms juga menggaransi Kurir Wani bekerja tetap dengan protokol kesehatan ketat. Tiap kurir memakai sarung tangan, dibekali hand sanitizer, dan pastinya memakai masker. ”Tabung oksigen juga selalu kami semprot sebelum diterima pasien sehingga aman,” ungkapnya. 

Boms menyadari apa yang dilakukan kru ofisial maskot Persebaya tidak seberapa jika dibandingkan dengan para nakes. Paling tidak, dia sebagai Bonek –sebutan untuk pendukung Persebaya– punya tanggung jawab ikut membantu melawan pandemi Covid-19 di Surabaya. ”Biar sepak bola bisa bergulir lagi. Kami rindu bal-balan, Bos,” ujarnya, lantas tertawa. 

Kepedulian serupa ditunjukkan Bonek Tribun Kidul. Tribun itu mengacu pada bagian dari Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, yang mereka tempati saat mendukung Persebaya di stadion. 

Berbeda dengan Jojo-Zorro, para Bonek di Tribun Kidul memilih membagi-bagikan nasi bungkus gratis di beberapa titik kota Surabaya dan sekitarnya. Pentolan Tribun Kidul Devara Noumanto menuturkan, ada empat titik yang sejauh ini dipilih untuk membagi-bagikan nasi bungkus gratis. 

Masing-masing di ”home base” Tribun Kidul, yakni Kopi Wong Jowo di kawasan Ketintang; depan RSUD dr Soetomo; dan Dukuh Kupang. Ketiganya di Surabaya. Satu lagi di Trawas, Kabupaten Mojokerto. Khusus titik di luar kota itu, mereka berpindah-pindah tempat. Kemarin (7/7), misalnya, mereka menggelar kegiatan sosial itu di Beji, Kabupaten Pasuruan. 

Bagi-bagi nasi bungkus tersebut dimulai sejak Senin (5/7) hingga 20 Juli nanti alias sampai berakhirnya masa PPKM darurat. ”Sehari total ada 300 nasi bungkus yang kami bagikan gratis. Hasil kerja sama dengan SMK dr Soetomo dan beberapa donatur,” ungkapnya. 

Baca Juga :  Orang Tua Harus Bertanggung Jawab Terhadap Anaknya

Pria yang akrab disapa Sinyo itu menuturkan, efek PPKM darurat ini sangat besar. Khususnya bagi pedagang-pedagang kecil dan mereka yang di-PHK karena tempatnya bekerja terpaksa ditutup. ”Kami berpikir, mereka juga butuh uluran tangan. Jadi, kami memilih gerakan ini. Paling tidak sedikit meringankan beban yang terdampak ini,” bebernya. 

Kelompok-kelompok suporter di tanah air termasuk sangat tanggap akan kondisi sekitar. Tiap kali ada bencana besar, misalnya, mereka bergegas mengadakan pengumpulan dana. Atau, mengirimkan relawan ke lokasi.  

Gerakan meringankan beban orang-orang yang terdampak pandemi oleh mereka yang biasa berada di tepi lapangan hijau kali ini pun tak hanya berlangsung di Surabaya. The Jakmania, kelompok pendukung Persija, misalnya, punya program vaksinasi yang dikhususkan kepada para anggota.

Tahapan pendaftaran dimulai sejak 26 Juni. Lalu, pelaksanaan berlangsung pada 1 Agustus mendatang.

Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menuturkan, program itu adalah bentuk tanggung jawab suporter Persija sebagai warga Jakarta. Tanggung jawab ikut menanggulangi Covid-19 yang sedang mewabah. ”Ini merupakan ikhtiar. Meski tidak menjamin kita tidak tertular, setidaknya vaksin mengurangi risiko saat terpapar,” katanya. 

Walau disebut program untuk anggota The Jakmania, Diky menuturkan tidak ada paksaan kepada anggota. Semua dikembalikan kepada masing-masing apakah mau menerima vaksin atau tidak. Yang jelas, sebagai wadah The Jakmania wajib terus mengampanyekan vaksinasi. 

”Jika The Jakmania antusias, kami akan sangat bersyukur. Dan jika masih sedikit, mungkin kami harus kampanyekan lagi,” bebernya. 

Gerakan vaksinasi juga dilakukan salah satu kelompok suporter PSIS Semarang, Snex. Pada 5 Juli lalu, sekitar 500 anggota sudah datang dan mendapatkan vaksin. 

Ketua Kolektif Snex Dony Kurniawan mengatakan, ide vaksinasi itu muncul karena ada anjuran pemerintah. ”Jadi, kami langsung bergerak dan berkoordinasi agar anggota Snex mendapat vaksin juga,” ungkapnya ketika dihubungi Jawa Pos. 

Seperti juga Bonek, ada harapan besar yang disematkan atas program vaksinasi itu: agar sepak bola di Indonesia bisa bergulir lagi. Semula Liga 1 dijadwalkan berputar per 10 Juli lusa dan Liga 2 sepekan kemudian. Tapi, karena ada kenaikan kasus positif Covid-19, jadwal kickoff diundur sampai akhir bulan ini.   

Sebagai suporter, Dony jelas sangat rindu melihat PSIS secara langsung di stadion. ”Ini ikhtiar kami agar itu terwujud,” katanya. (*/c19/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya