Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

AS Donasi 4 Juta Vaksin Moderna

JAKARTA-Jawa Pos-Negara-negara lain turut memberikan bantuan kepada Indonesia. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia H.E. Sung Kim menyebut, AS akan mendonasikan 4 juta dosis vaksin Moderna kepada Indonesia. 

‘’Pemerintah Amerika Serikat mendonasikan 4 juta dosis vaksin Moderna yang dijadwalkan akan segera tiba, beserta bantuan teknis dan medis lainnya serta oksigen,’’ ujar Kim saat melakukan courtesy call virtual bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kemarin (8/7).

Kim menyebut, hal itu merupakan bentuk bantuan yang diberikan AS atas keprihatinan Indonesia yang tengah menghadapi masa sulit. Dia berharap, hubungan kedua negara semakin erat. Termasuk di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. 

Airlangga pun mengapresiasi bantuan yang diberikan AS tersebut. Dia menambahkan, dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam perawatan medis selama masa pandemi, pemerintah menggunakan medical devices baik dari dalam negeri maupun impor.  Hal ini didukung dengan relaksasi bea masuk.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan akan mengirim paket bantuan untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Paket tersebut adalah peralatan medis senilai USD 12 juta atau sekitar Rp 174 miliar. Terdiri dari 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, lebih dari 170 tabung oksigen, 40 ribu alat uji antigen cepat, dan 2,5 juta vaksin AstraZeneca.

“Ini bentuk dukungan kami memperluas kapasitas pengujian cepat, mempertahankan layanan kesehatan yang ada, dan membantu fasilitas medis darurat saat Indonesia menghadapi kenaikan kasus yang terus meningkat,” terang Marise.

Sejak awal pandemi, Australia telah memberikan pinjaman USD 1,5 miliar atau senilai Rp 21,75 triliun untuk mendukung penanganan pandemi dan ketahanan ekonomi Indonesia. Melalui Regional COVID-19 Vaccine Access and Health Security Initiative, kata Marise, pihaknya juga menyediakan USD 101,9 juta (sekitar Rp 1,47 triliun) untuk mendukung peluncuran vaksin nasional Indonesia. Jumlah tersebut termasuk pendanaan untuk pengadaan vaksin melalui UNICEF, Bank Dunia, WHO, serta Kemitraan Keamanan Kesehatan Australia Indonesia senilai USD 77,1 juta atau berkisar Rp 1,1 triliun.

Baca Juga :  Vonis Lukas Enembe Diperberat jadi 10 Tahun

“Indonesia juga akan mendapat manfaat dari kontribusi Australia senilai USD 100 juta (Rp 1,45 triliun) untuk Quad Vaccine Partnership yang akan mendukung pengiriman vaksin di seluruh Asia Tenggara,” pungkas Marise.

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, percepatan vaksinasi massal di Indonesia menjadi syarat penting agar tercapai kekebalan komunitas di masyarakat.

Namun, kata Gus Muhaimin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, target percepatan sekaligus jumlah vaksinasi tampak sulit direalisasikan lantaran berbarengan dengan PPKM Darurat. Sebab meski sentra-sentra vaksinasi dibuka, namun masyarakat cenderung tidak berani mendatangi tempat tersebut. “Satu sisi pemerintah ingin percepatan vaksinasi, tapi di sisi lain kita juga paham masyarakat banyak yang enggan ke luar rumah,” katanya.

Ketua Umum DPP PKB itu mendukung langkah akselerasi pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia agar target keseluruhan dapat terselesaikan sebelum akhir tahun ini.

Ketua Timwas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI itu juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut divaksin dan tetap mendatangi sentra-sentra vaksinasi dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes). 

Dia pun minta sentra vaksinasi ditambah. Jangan hanya di wilayah perkotaan, tapi juga sampai tingkat paling bawah. “Coba dibikin juga sampai tingkat desa sampai RT. Semakin dekat dengan warga semakin baik,” tutur Gus Muhaimin. 

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dendy Rakhmad Sutrisno menjelaskan, pihaknya terus memantau ketersediaan dan harga dari tabung gas oksigen dan obat terapi Covid-19 di Jatim dan sekitarnya. Dia mengatakan, KPPU ingin memastikan bahwa produk oksigen serta 11 obat yang dikategorikan terapi Covid-19 memenuhi harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Baca Juga :  Satgas Tindak Damai Cartenz Gencarkan Patroli di Distrik Kiwirok

’’Kami memantai Surabaya, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Gresik, Denpasar, Mataram dan Kupang. Hasil pantauan tersebut, obat terapi Covid-19 memang sulit didapatkan. Kalaupun ada, mereka dijual di atas HET,’’ ungkapnya.

Dia mencontohkan obat Favipiravir 200mg yang seharusnya tak boleh melebih Rp 22.500 per tablet. Obat tersebut tak tersedia namun, justru obat dengan merek Avegan, yang punya kandungan sama, yang tersedia. Obat tersebut dijual dengan harga Rp 68 ribu- 76 ribu per tablet.

Terkait tabung gas oksigen, masyarakat dinilai kesulitan mendapatkan produk tersebut dengan harga normal. Tabung gas oksigen dengan ukuran satu meter kubik (m3) dijual dengan kisaran harga Rp 1,2 juta – 2,1 juta. Padahal, harga di masa normal harganya berada di kisaran Rp 700 ribu – 800 ribu. ’’Isi ulangnya saja naik dari Rp 30 ribu per m3 menjadi Rp 150 ribu per m3,’’ imbuhnya. 

Dendy menegaskan, pihaknya bakal menginvestigasi berbagai pihak yang terkait. Termasuk, pelaku usaha yang dianggap terindikasi melakukan pelanggaran persaingan usaha. Sesuai dengan UU 11/2020 dan PP 44/2021, pelaku usaha dapat dijatuhi denda hingga 10% dari total penjualan produk tersebut jika terbukti bersalah.

KPPU, lanjut dia,  juga terus berkoordinasi dengan Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional maupun lembaga penegak hukum untuk saling bertukar informasi mengenai keamanan pasokan. ’’Kami terbuka terhadap laporan terkait dugaan persaingan usaha tidak sehat. Karena beban masyarakat seharusnya tak bertambah di masa seperti ini,’’ tegasnya. (dee/lum/han/bil/JPG)

JAKARTA-Jawa Pos-Negara-negara lain turut memberikan bantuan kepada Indonesia. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia H.E. Sung Kim menyebut, AS akan mendonasikan 4 juta dosis vaksin Moderna kepada Indonesia. 

‘’Pemerintah Amerika Serikat mendonasikan 4 juta dosis vaksin Moderna yang dijadwalkan akan segera tiba, beserta bantuan teknis dan medis lainnya serta oksigen,’’ ujar Kim saat melakukan courtesy call virtual bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kemarin (8/7).

Kim menyebut, hal itu merupakan bentuk bantuan yang diberikan AS atas keprihatinan Indonesia yang tengah menghadapi masa sulit. Dia berharap, hubungan kedua negara semakin erat. Termasuk di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. 

Airlangga pun mengapresiasi bantuan yang diberikan AS tersebut. Dia menambahkan, dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam perawatan medis selama masa pandemi, pemerintah menggunakan medical devices baik dari dalam negeri maupun impor.  Hal ini didukung dengan relaksasi bea masuk.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan akan mengirim paket bantuan untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Paket tersebut adalah peralatan medis senilai USD 12 juta atau sekitar Rp 174 miliar. Terdiri dari 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, lebih dari 170 tabung oksigen, 40 ribu alat uji antigen cepat, dan 2,5 juta vaksin AstraZeneca.

“Ini bentuk dukungan kami memperluas kapasitas pengujian cepat, mempertahankan layanan kesehatan yang ada, dan membantu fasilitas medis darurat saat Indonesia menghadapi kenaikan kasus yang terus meningkat,” terang Marise.

Sejak awal pandemi, Australia telah memberikan pinjaman USD 1,5 miliar atau senilai Rp 21,75 triliun untuk mendukung penanganan pandemi dan ketahanan ekonomi Indonesia. Melalui Regional COVID-19 Vaccine Access and Health Security Initiative, kata Marise, pihaknya juga menyediakan USD 101,9 juta (sekitar Rp 1,47 triliun) untuk mendukung peluncuran vaksin nasional Indonesia. Jumlah tersebut termasuk pendanaan untuk pengadaan vaksin melalui UNICEF, Bank Dunia, WHO, serta Kemitraan Keamanan Kesehatan Australia Indonesia senilai USD 77,1 juta atau berkisar Rp 1,1 triliun.

Baca Juga :  Tim Kemendes PDTT Kunjungi Mamberamo Raya

“Indonesia juga akan mendapat manfaat dari kontribusi Australia senilai USD 100 juta (Rp 1,45 triliun) untuk Quad Vaccine Partnership yang akan mendukung pengiriman vaksin di seluruh Asia Tenggara,” pungkas Marise.

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, percepatan vaksinasi massal di Indonesia menjadi syarat penting agar tercapai kekebalan komunitas di masyarakat.

Namun, kata Gus Muhaimin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, target percepatan sekaligus jumlah vaksinasi tampak sulit direalisasikan lantaran berbarengan dengan PPKM Darurat. Sebab meski sentra-sentra vaksinasi dibuka, namun masyarakat cenderung tidak berani mendatangi tempat tersebut. “Satu sisi pemerintah ingin percepatan vaksinasi, tapi di sisi lain kita juga paham masyarakat banyak yang enggan ke luar rumah,” katanya.

Ketua Umum DPP PKB itu mendukung langkah akselerasi pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia agar target keseluruhan dapat terselesaikan sebelum akhir tahun ini.

Ketua Timwas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI itu juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut divaksin dan tetap mendatangi sentra-sentra vaksinasi dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes). 

Dia pun minta sentra vaksinasi ditambah. Jangan hanya di wilayah perkotaan, tapi juga sampai tingkat paling bawah. “Coba dibikin juga sampai tingkat desa sampai RT. Semakin dekat dengan warga semakin baik,” tutur Gus Muhaimin. 

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dendy Rakhmad Sutrisno menjelaskan, pihaknya terus memantau ketersediaan dan harga dari tabung gas oksigen dan obat terapi Covid-19 di Jatim dan sekitarnya. Dia mengatakan, KPPU ingin memastikan bahwa produk oksigen serta 11 obat yang dikategorikan terapi Covid-19 memenuhi harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Baca Juga :  Menkes Akui Vaksinasi di Jayapura Cukup Baik

’’Kami memantai Surabaya, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Gresik, Denpasar, Mataram dan Kupang. Hasil pantauan tersebut, obat terapi Covid-19 memang sulit didapatkan. Kalaupun ada, mereka dijual di atas HET,’’ ungkapnya.

Dia mencontohkan obat Favipiravir 200mg yang seharusnya tak boleh melebih Rp 22.500 per tablet. Obat tersebut tak tersedia namun, justru obat dengan merek Avegan, yang punya kandungan sama, yang tersedia. Obat tersebut dijual dengan harga Rp 68 ribu- 76 ribu per tablet.

Terkait tabung gas oksigen, masyarakat dinilai kesulitan mendapatkan produk tersebut dengan harga normal. Tabung gas oksigen dengan ukuran satu meter kubik (m3) dijual dengan kisaran harga Rp 1,2 juta – 2,1 juta. Padahal, harga di masa normal harganya berada di kisaran Rp 700 ribu – 800 ribu. ’’Isi ulangnya saja naik dari Rp 30 ribu per m3 menjadi Rp 150 ribu per m3,’’ imbuhnya. 

Dendy menegaskan, pihaknya bakal menginvestigasi berbagai pihak yang terkait. Termasuk, pelaku usaha yang dianggap terindikasi melakukan pelanggaran persaingan usaha. Sesuai dengan UU 11/2020 dan PP 44/2021, pelaku usaha dapat dijatuhi denda hingga 10% dari total penjualan produk tersebut jika terbukti bersalah.

KPPU, lanjut dia,  juga terus berkoordinasi dengan Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional maupun lembaga penegak hukum untuk saling bertukar informasi mengenai keamanan pasokan. ’’Kami terbuka terhadap laporan terkait dugaan persaingan usaha tidak sehat. Karena beban masyarakat seharusnya tak bertambah di masa seperti ini,’’ tegasnya. (dee/lum/han/bil/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya