Thursday, March 28, 2024
31.7 C
Jayapura

Miris, Sakit Menahun Baru Diketahui Lewat Medsos

SEGERA DIOBATI:Pasien Sarwana (33) dibopong oleh tetangganya masuk ke dalam mobil dari rumah kosnya di Jalan Hotel Delima Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Senin (8/7). Ia dibawa ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan penanganan segera karena kondisinya sudah sakit menahun.( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA-Kondisi lingkungan sosial di tengah masyarakat Kota Jayapura terkait kepekaan satu dan yang lain  serta saling peduli nampaknya perlu dikoreksi. Meski bukan di kawasan pemukiman elit  ternyata masih juga ditemukan warga yang seharusnya dibantu namun terkesan terbiar. 

Ini seperti yang dialami seorang seorang wanita bernama Sarwana (33). Dengan kondisi kulit membungkus tulang dengan warna legam ia harus terbaring bertahun-tahun menahan rasa sakit. 

Belum diketahui apa penyebab sakitnya karena keberadaan Sarwana dan keluarga, baru diketahui publik setelah fotonya di-posting di media sosial, Senin (8/7). Ya publik mulai berbondong-bondong mendatangi kos-kosan Sarwana di Jalan Hotel Delima Entrop, Distrik Jayapura Selatan,  setelah mengetahui keberadaan pasien ini lewat media sosial yang diposting seorang pemuda bernama Zul Putra. Postingan ini lantas menyebar dan langsung menggugah berbagai kalangan untuk mengecek keberadaan pasien tersebut.

 Cenderawasih Pos yang mendatangi lokasi pagi hari kemarin mendapati  jika Sarwana masih berada di rumah kosnya dengan kondisi terbaling lemah. Dalam ruangan mungil tersebut ia ditemani sang suami dan dua anaknya yang masih kecil.  Sang suami bernama Asri mengaku istrinya sudah mulai sakit sejak tahun 2006. Saat itu keluhannya adalah kakinya bengkak seperti kaki gajah. Namun itu disertai dengan kondisi tubuh yang panas dingin. 

Baca Juga :  Orang yang Melakukan  Penolakan DOB, adalah Orang yang Gagal Fokus

Beberapa kali berobat kondisinya kadang membaik tapi kadang kambuh lagi. Hingga akhirnya dua tahun terakhir atau sekira tahun 2017 lalu tubuh sang istri mulai turun drastis. “Hanya bisa terbaring dan begini setiap hari. Kakinya sudah sulit diluruskan sehingga tak bisa berdiri. Berat badannya juga turun drastis,” katanya sambil tentunduk. 

Ia sendiri pernah membawa sang istri ke rumah sakit namun ketika itu dikatakan tak ada penyakit. Dari situlah ia menganggap jika sang istri bukan sakit medis. “Sampai diperiksa darah lengkap tapi katanya tidak ada sakitnya dan akhirnya sekarang seperti ini. Memang waktu itu istri saya kondisinya belum separah ini sehingga kami pikir baik-baik saja,” aku Asri. 

Asri sendiri memiliki dua anak dimana yang paling tua  harus putus sekolah karena menjaga sang ibu. Asri bekerja sebagai sopir taksi dan selama ini tetap setia mendampingi sang istri.  Sarwana terlihat hanya terbaring namun masih mampu menangkap pertanyaan dan menjawabnya dengan lugas. Hanya kondisi kulit dan bagian sekat-sekat tubuh yang terlihat mulai terkupas dan berwarna gelap. Ia mengaku bagian pinggang ke bawah yang nyeri sedangkan bagian dada terkadang terasa panas. “Dulu hanya kaki yang bengkak tapi tidak tahunya jadi seperti sekarang,” katanya dengan suara yang masih mudah didengar. 

Baca Juga :  Pelni Jayapura Tunggu Juknis Pemprov Papua

 Setelah dilakukan koordinasi dengan sang suami akhirnya, siang kemarin Sarwana dibawa ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan penanganan segera. Sementara kabar terkait pasien yang sakit menahun ini sampai ke telinga Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru yang tadi malam langsung menjenguk Sarwana. “Saya prihatin saja mendengar kabar ini. Saya berharap ini segera ditangani medis dan pasien segera diobati. Saya tadi meminta ia jangan berpikir apa-apa termasuk anggaran karena nanti dibantu BPJS. Saya minta ia fokus pada penyembuhan. Itu yang harus dipikirkan,” tegas Rustan. 

Pihak medis sendiri belum bisa memastikan apa penyebab penyakit hingga kondisi pasien seperti itu. Masih harus dilakukan diagnosa.

Sementara itu, Gunawan Fabanyo dari Komunitas Keladi Sagu yang ikut memonitor pasien tersebut hingga ikut mengantarkan ke RSUD Jayapura mengatakan pihaknya tengah membuka donasi untuk meringankan beban keluarga. “Kami dari komunitas mencoba melakukan penggalangan dana seikhlasnya. Mungkin saja biaya perawatan sudah ditanggung BPJS tapi tentu ada banyak hal yang dibutuhkan keluarga mengingat sang suami juga  memiliki pendapatan yang pas – pasan ditambah dua anak,” singkat Gunawan. (ade/nat)

SEGERA DIOBATI:Pasien Sarwana (33) dibopong oleh tetangganya masuk ke dalam mobil dari rumah kosnya di Jalan Hotel Delima Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Senin (8/7). Ia dibawa ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan penanganan segera karena kondisinya sudah sakit menahun.( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA-Kondisi lingkungan sosial di tengah masyarakat Kota Jayapura terkait kepekaan satu dan yang lain  serta saling peduli nampaknya perlu dikoreksi. Meski bukan di kawasan pemukiman elit  ternyata masih juga ditemukan warga yang seharusnya dibantu namun terkesan terbiar. 

Ini seperti yang dialami seorang seorang wanita bernama Sarwana (33). Dengan kondisi kulit membungkus tulang dengan warna legam ia harus terbaring bertahun-tahun menahan rasa sakit. 

Belum diketahui apa penyebab sakitnya karena keberadaan Sarwana dan keluarga, baru diketahui publik setelah fotonya di-posting di media sosial, Senin (8/7). Ya publik mulai berbondong-bondong mendatangi kos-kosan Sarwana di Jalan Hotel Delima Entrop, Distrik Jayapura Selatan,  setelah mengetahui keberadaan pasien ini lewat media sosial yang diposting seorang pemuda bernama Zul Putra. Postingan ini lantas menyebar dan langsung menggugah berbagai kalangan untuk mengecek keberadaan pasien tersebut.

 Cenderawasih Pos yang mendatangi lokasi pagi hari kemarin mendapati  jika Sarwana masih berada di rumah kosnya dengan kondisi terbaling lemah. Dalam ruangan mungil tersebut ia ditemani sang suami dan dua anaknya yang masih kecil.  Sang suami bernama Asri mengaku istrinya sudah mulai sakit sejak tahun 2006. Saat itu keluhannya adalah kakinya bengkak seperti kaki gajah. Namun itu disertai dengan kondisi tubuh yang panas dingin. 

Baca Juga :  Yang Tulus Mengabdi di Pedalaman Papua Justru Ditembak

Beberapa kali berobat kondisinya kadang membaik tapi kadang kambuh lagi. Hingga akhirnya dua tahun terakhir atau sekira tahun 2017 lalu tubuh sang istri mulai turun drastis. “Hanya bisa terbaring dan begini setiap hari. Kakinya sudah sulit diluruskan sehingga tak bisa berdiri. Berat badannya juga turun drastis,” katanya sambil tentunduk. 

Ia sendiri pernah membawa sang istri ke rumah sakit namun ketika itu dikatakan tak ada penyakit. Dari situlah ia menganggap jika sang istri bukan sakit medis. “Sampai diperiksa darah lengkap tapi katanya tidak ada sakitnya dan akhirnya sekarang seperti ini. Memang waktu itu istri saya kondisinya belum separah ini sehingga kami pikir baik-baik saja,” aku Asri. 

Asri sendiri memiliki dua anak dimana yang paling tua  harus putus sekolah karena menjaga sang ibu. Asri bekerja sebagai sopir taksi dan selama ini tetap setia mendampingi sang istri.  Sarwana terlihat hanya terbaring namun masih mampu menangkap pertanyaan dan menjawabnya dengan lugas. Hanya kondisi kulit dan bagian sekat-sekat tubuh yang terlihat mulai terkupas dan berwarna gelap. Ia mengaku bagian pinggang ke bawah yang nyeri sedangkan bagian dada terkadang terasa panas. “Dulu hanya kaki yang bengkak tapi tidak tahunya jadi seperti sekarang,” katanya dengan suara yang masih mudah didengar. 

Baca Juga :  Polwan Papua Terpilih Masuk Pasukan Garuda

 Setelah dilakukan koordinasi dengan sang suami akhirnya, siang kemarin Sarwana dibawa ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan penanganan segera. Sementara kabar terkait pasien yang sakit menahun ini sampai ke telinga Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru yang tadi malam langsung menjenguk Sarwana. “Saya prihatin saja mendengar kabar ini. Saya berharap ini segera ditangani medis dan pasien segera diobati. Saya tadi meminta ia jangan berpikir apa-apa termasuk anggaran karena nanti dibantu BPJS. Saya minta ia fokus pada penyembuhan. Itu yang harus dipikirkan,” tegas Rustan. 

Pihak medis sendiri belum bisa memastikan apa penyebab penyakit hingga kondisi pasien seperti itu. Masih harus dilakukan diagnosa.

Sementara itu, Gunawan Fabanyo dari Komunitas Keladi Sagu yang ikut memonitor pasien tersebut hingga ikut mengantarkan ke RSUD Jayapura mengatakan pihaknya tengah membuka donasi untuk meringankan beban keluarga. “Kami dari komunitas mencoba melakukan penggalangan dana seikhlasnya. Mungkin saja biaya perawatan sudah ditanggung BPJS tapi tentu ada banyak hal yang dibutuhkan keluarga mengingat sang suami juga  memiliki pendapatan yang pas – pasan ditambah dua anak,” singkat Gunawan. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya