Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Sendimen Terlalu Dalam Jadi Satu Kendala

Pencarian Korban Bripda Anthon Masih Dilakukan

JAYAPURA – Pencarian korban penganiayaan dan penghilangan salah satu anggota  Sabhara Polda Papua, Bripda Anthon hingga Jumat (8/4) kemarin belum berbuah manis. Korban masih belum ditemukan. Meski demikian pencarian masih terus dilakukan.

Polisi mengaku sedikit mengalami kesulitan lantaran kondisi Kali Skamto yang  memiliki sendimen cukup dalam. Tak hanya itu, air yang keruh juga menjadi satu persoalan yang menyulitkan tim gabungan dalam melakukan pencarian.

Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP Handry Bawiling menyampaikan bahwa pencarian masih dilakukan. “Teman – teman masih berupaya dan untuk kami penyidik tidak ada kata selesai. Ini akan jadi PR bagi kami khususnya teman – teman di lapangan,” jelas Handry di ruang kerjanya, Jumat (8/4).

Baca Juga :  Yonif 126/KC Amankan Dua Pemilik Ganja

Iapun tak menampik jika sendimen disepanjang Kali Skamto cukup merepotkan. “Itu juga yang buat kami kesulitan. Sendimennya cukup tebal dan dalam serta airnya juga keruh. Tim sampai masuk ke dalam air tapi masih belum bisa ditemukan,”  bebernya.

Bahkan ada bagian kali yang ternyata memiliki kedalaman sampai 7 meter dan cukup berisiko jika dipaksakan. Polisi kata Handry juga telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk dicarikan solusi namun belum mendapat hasil positif.

“Ada yang mengusulkan untuk BWS mengalihkan arah arus kali tapi ini sepertinya tidak mungkin. Sebab ini kali terbuka dan bukan bendungan yang bisa dikuras makanya kami masih memikirkan cara lain yang lebih membantu,”katanya.

Lainnya adalah penyisiran juga sudah dilakukan menggunakan speedboat dari Ditpolair akan tetapi jarak jembatan hingga bendungan rupanya cukup jauh. Sekitar 7 Km dan membutuhkan waktu 2 jam untuk bisa sampai ke titik bendungan.

Baca Juga :  Pecah Ban, Smart Air PK-SNI Alami Crash Landing

“Bayangkan saja kami menaiki speedboat itu butuh waktu 2 jam untuk mengarungi jalur sepanjang 7 Km. Belum lagi airnya juga keruh sehingga tidak bisa meraba – raba,” tambah Kasat Handry.

Namun yang dikhawatirkan adalah tubuh korban tersangkut di sendimen sementara titiknya tidak diketahui sebelah mana. Pihak adat juga sudah dilibatkan dengan menggandeng para tokoh akan tetapi belum berbuah. “Banyak cara yang sudah kami lakukan. Mulai dari BWS, pihak adat hingga penelusuran hingga ke bagian bawa tapi belum ada tanda – tanda, cuma kami pastikan bahwa pencarian masih terus berlanjut. Kami berharap  doa dari masyarakat  untuk upaya ini,” tutupnya. (ade/nat)

Pencarian Korban Bripda Anthon Masih Dilakukan

JAYAPURA – Pencarian korban penganiayaan dan penghilangan salah satu anggota  Sabhara Polda Papua, Bripda Anthon hingga Jumat (8/4) kemarin belum berbuah manis. Korban masih belum ditemukan. Meski demikian pencarian masih terus dilakukan.

Polisi mengaku sedikit mengalami kesulitan lantaran kondisi Kali Skamto yang  memiliki sendimen cukup dalam. Tak hanya itu, air yang keruh juga menjadi satu persoalan yang menyulitkan tim gabungan dalam melakukan pencarian.

Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP Handry Bawiling menyampaikan bahwa pencarian masih dilakukan. “Teman – teman masih berupaya dan untuk kami penyidik tidak ada kata selesai. Ini akan jadi PR bagi kami khususnya teman – teman di lapangan,” jelas Handry di ruang kerjanya, Jumat (8/4).

Baca Juga :  Bukit Yotoro Surga Tersembunyi di Danau Sentani

Iapun tak menampik jika sendimen disepanjang Kali Skamto cukup merepotkan. “Itu juga yang buat kami kesulitan. Sendimennya cukup tebal dan dalam serta airnya juga keruh. Tim sampai masuk ke dalam air tapi masih belum bisa ditemukan,”  bebernya.

Bahkan ada bagian kali yang ternyata memiliki kedalaman sampai 7 meter dan cukup berisiko jika dipaksakan. Polisi kata Handry juga telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk dicarikan solusi namun belum mendapat hasil positif.

“Ada yang mengusulkan untuk BWS mengalihkan arah arus kali tapi ini sepertinya tidak mungkin. Sebab ini kali terbuka dan bukan bendungan yang bisa dikuras makanya kami masih memikirkan cara lain yang lebih membantu,”katanya.

Lainnya adalah penyisiran juga sudah dilakukan menggunakan speedboat dari Ditpolair akan tetapi jarak jembatan hingga bendungan rupanya cukup jauh. Sekitar 7 Km dan membutuhkan waktu 2 jam untuk bisa sampai ke titik bendungan.

Baca Juga :  Soal Dukungan Pemekaran Papua Selatan Sekda Disorot

“Bayangkan saja kami menaiki speedboat itu butuh waktu 2 jam untuk mengarungi jalur sepanjang 7 Km. Belum lagi airnya juga keruh sehingga tidak bisa meraba – raba,” tambah Kasat Handry.

Namun yang dikhawatirkan adalah tubuh korban tersangkut di sendimen sementara titiknya tidak diketahui sebelah mana. Pihak adat juga sudah dilibatkan dengan menggandeng para tokoh akan tetapi belum berbuah. “Banyak cara yang sudah kami lakukan. Mulai dari BWS, pihak adat hingga penelusuran hingga ke bagian bawa tapi belum ada tanda – tanda, cuma kami pastikan bahwa pencarian masih terus berlanjut. Kami berharap  doa dari masyarakat  untuk upaya ini,” tutupnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya