Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

FKN, Sulap Kampung Nelayan Jadi Destinasi Wisata

Festival Kampung Ikan Asar Didorong Jadi Brand Kota Jayapura

JAYAPURA – Pagelaran Festival Kampung Nelayan (FKN) yang digarap Dinas Pariwisata dan Ekraf Kota Jayapura pada Jumat (5/7) resmi dibuka. Kegiatan festival yang berlangsung hingga Minggu (7/7) besok, menjadikan kampung nelayan Hamadi jadi destinasi wisata bahari yang menarik.

    Sejumlah pertunjukan dan penjualan kuliner ikan ditawarkan disini. Ada lomba perahu hias, lomba perahu naga, demo memasak dengan bahan baku ikan hingga produk turunan dari semuanya ikan.

  FKN tahun ini mengambil tema Jayapura Makan Ikan Asar atau Jamaika dan Dinas Priwisata dan Ekraf sengaja mendorong agar ikan asar produk Kota Jayapura benar – benar menjadi brand yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh – oleh.

   Pj Walikota Jayapura, Christian Sohilait mengapresiasi event ini dan meminta panitia untuk mengkonsep lebih besar. Menyiapkan event serupa namun lebih semarak. Iapun   meminta agar ikan asar dari Kota Jayapura ini bisa lebih dikenal.

Sohilait juga meminta orang tua memastikan  bisa memenuhi kebutuhan protein dari ikan kepada anak – anaknya.  “Orang tua  yang tinggal di Kampung Nelayan sebisa mungkin wajib memberikan makan ikan pada anak agar  kebutuhan protein terpenuhi. Di Jepang itu segala macam ikan dimakan mulai dari yang masak hingga yang mentah juga dimakan makanya banyak yang cerdas pintar disana (Jepang),” jelas Sohilait di lokasi FKN, Jumat (5/7).

Baca Juga :  Kembali dari Mudik, Jangan Bawa Keluarga
Salah satu tarian yang ditampilkan pada pembukaan  Festival Kampung Nelayan kedua di Kampung Nelayan di Hamadi, Jumat (5/7).

   Iapun mengajak warga Kabupaten Jayapura dan Keerom mendatangi lokasi FKN. “Yang di Sentani maupun Keerom jangan lagi ke Café, tapi  mari mampir disini,” ajaknya.

   Diakhir sambutannya, Sohilait menyinggung soal kebersihan.  “Jaga kampung ini baik, mungkin kita tidak buang (sampah), tapi di sebelah sana yang kasih kotor, akhirnya kita juga yang kena disini,” imbuhnya.

   Sementara Ketua Panitia, Erik Rumansara  menyebut Kampung Nelayan dibangun setelah sebelumnya kawasan ini masuk dalam kategori kawasan kumuh.

  Namun lewat program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh)  di tahun 2017 akhirnya infrastruktur Kampung Nelayan dibangun menggunakan APBN. “Banyak manfaat mulai dari akses yang lebih mudah, anak sekolah bisa menggunakan termasuk yang mau ke pasar ikan,” kata Erik.

   FKN sendiri pernah digarap pada tahun 2020 setelah itu vakum akibat covid. Tujuan festival ini adalah untuk mengangkat dan mempromosikan objek wisata. “Kami juga ingin mengajak warga setempat merasa memiliki sekaligus menjaga dimana dalam event ini  ada beberapa tampilan mulai dari pasar ikan asar, perform tarian kreasi, kerajinan kriya, tour kapal pesiar hingga lomba perahu naga dan perahu hias,” beber Erik.

Baca Juga :  Perkenalkan Tim, PSBS Siap Berikan Kejutan

  Ia juga mengajak warga Kota untuk bisa membiasakan mengkonsumsi produk local terutama ikan asar. “Bisa dijadikan oleh oleh atau dikonsumsi harian,” tutupnya.

  Erik Rumansara yang juga Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,   mengatakan Festival Kampung Nelayan merupakan ajang untuk menjadikan kampung itu sebagai pusat destinasi wisata di kota Jayapura.

   Pasalnya kampung itu dulunya hanya terkenal karena banyaknya sampah di daerah pesisirnya.  Hal itu tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat di daerah kota yang membuang sampah di sembarang tempat sehingga akhirnya sampah mengalir ke laut.

  Namun pandangan  tersebut mulai berubah, setelah pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah provinsi Papua membangun jembatan di kampung nelayan, dan Sejak saat itu sudah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di kota Jayapura.

  Dengan demikian kehadiranmu Festival Kampung Nelayan saat ini menjadi momentum untuk semakin dikenal  sebagai salah satu daerah wisata di Kota Jayapura.

  “Dulunya kampung ini terkenal dengan banyaknya sampah tetapi saat ini sudah berubah,  sekarang sudah menjadi salah satu daerah wisata di kota Jayapura,” kata sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,  Erik Rumansara, Jumat (5/7). (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Festival Kampung Ikan Asar Didorong Jadi Brand Kota Jayapura

JAYAPURA – Pagelaran Festival Kampung Nelayan (FKN) yang digarap Dinas Pariwisata dan Ekraf Kota Jayapura pada Jumat (5/7) resmi dibuka. Kegiatan festival yang berlangsung hingga Minggu (7/7) besok, menjadikan kampung nelayan Hamadi jadi destinasi wisata bahari yang menarik.

    Sejumlah pertunjukan dan penjualan kuliner ikan ditawarkan disini. Ada lomba perahu hias, lomba perahu naga, demo memasak dengan bahan baku ikan hingga produk turunan dari semuanya ikan.

  FKN tahun ini mengambil tema Jayapura Makan Ikan Asar atau Jamaika dan Dinas Priwisata dan Ekraf sengaja mendorong agar ikan asar produk Kota Jayapura benar – benar menjadi brand yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh – oleh.

   Pj Walikota Jayapura, Christian Sohilait mengapresiasi event ini dan meminta panitia untuk mengkonsep lebih besar. Menyiapkan event serupa namun lebih semarak. Iapun   meminta agar ikan asar dari Kota Jayapura ini bisa lebih dikenal.

Sohilait juga meminta orang tua memastikan  bisa memenuhi kebutuhan protein dari ikan kepada anak – anaknya.  “Orang tua  yang tinggal di Kampung Nelayan sebisa mungkin wajib memberikan makan ikan pada anak agar  kebutuhan protein terpenuhi. Di Jepang itu segala macam ikan dimakan mulai dari yang masak hingga yang mentah juga dimakan makanya banyak yang cerdas pintar disana (Jepang),” jelas Sohilait di lokasi FKN, Jumat (5/7).

Baca Juga :  50 KK Kehilangan Tempat Tinggal
Salah satu tarian yang ditampilkan pada pembukaan  Festival Kampung Nelayan kedua di Kampung Nelayan di Hamadi, Jumat (5/7).

   Iapun mengajak warga Kabupaten Jayapura dan Keerom mendatangi lokasi FKN. “Yang di Sentani maupun Keerom jangan lagi ke Café, tapi  mari mampir disini,” ajaknya.

   Diakhir sambutannya, Sohilait menyinggung soal kebersihan.  “Jaga kampung ini baik, mungkin kita tidak buang (sampah), tapi di sebelah sana yang kasih kotor, akhirnya kita juga yang kena disini,” imbuhnya.

   Sementara Ketua Panitia, Erik Rumansara  menyebut Kampung Nelayan dibangun setelah sebelumnya kawasan ini masuk dalam kategori kawasan kumuh.

  Namun lewat program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh)  di tahun 2017 akhirnya infrastruktur Kampung Nelayan dibangun menggunakan APBN. “Banyak manfaat mulai dari akses yang lebih mudah, anak sekolah bisa menggunakan termasuk yang mau ke pasar ikan,” kata Erik.

   FKN sendiri pernah digarap pada tahun 2020 setelah itu vakum akibat covid. Tujuan festival ini adalah untuk mengangkat dan mempromosikan objek wisata. “Kami juga ingin mengajak warga setempat merasa memiliki sekaligus menjaga dimana dalam event ini  ada beberapa tampilan mulai dari pasar ikan asar, perform tarian kreasi, kerajinan kriya, tour kapal pesiar hingga lomba perahu naga dan perahu hias,” beber Erik.

Baca Juga :  Perkenalkan Tim, PSBS Siap Berikan Kejutan

  Ia juga mengajak warga Kota untuk bisa membiasakan mengkonsumsi produk local terutama ikan asar. “Bisa dijadikan oleh oleh atau dikonsumsi harian,” tutupnya.

  Erik Rumansara yang juga Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,   mengatakan Festival Kampung Nelayan merupakan ajang untuk menjadikan kampung itu sebagai pusat destinasi wisata di kota Jayapura.

   Pasalnya kampung itu dulunya hanya terkenal karena banyaknya sampah di daerah pesisirnya.  Hal itu tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat di daerah kota yang membuang sampah di sembarang tempat sehingga akhirnya sampah mengalir ke laut.

  Namun pandangan  tersebut mulai berubah, setelah pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah provinsi Papua membangun jembatan di kampung nelayan, dan Sejak saat itu sudah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di kota Jayapura.

  Dengan demikian kehadiranmu Festival Kampung Nelayan saat ini menjadi momentum untuk semakin dikenal  sebagai salah satu daerah wisata di Kota Jayapura.

  “Dulunya kampung ini terkenal dengan banyaknya sampah tetapi saat ini sudah berubah,  sekarang sudah menjadi salah satu daerah wisata di kota Jayapura,” kata sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,  Erik Rumansara, Jumat (5/7). (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya