Saturday, April 20, 2024
32.7 C
Jayapura

Derby “Otsus”, Papua Benamkan Aceh

JAYAPURA – Sepakbola Papua sukses meraih 3 poin usai mengalahkan Sepakbola Aceh dengan skor 1-0 dalam duel babak 6 besar grup D PON XX 2021 Papua yang digelar di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (6/10). Gol semata wayang tuan rumah diciptakan oleh Samuel Gideon Balinsa di menit 54″

Duel Papua dengan Aceh merupakan salah satu partai besar pada babak 6 besar yang paling ditunggu. Pasalnya, pertemuan mereka merupakan derby “Otonomi Khusus” atau derby Indonesia Timur-Barat.

Pada babak pertama kedua tim bermain hati-hati. Papua yang biasanya sangat agresif di lini pertahanan lawan masih menemui jalan buntu sepanjang babak pertama. Ricky Cawor dan kolega sangat kesulitan untuk menembus pertahan tim tamu.

Bahkan peluang emas tuan rumah hanya hadir melalui titik putih pada menit 35. Sayang, Ricky Cawor yang maju sebagai algojo tak mampu mengoyak jaring gawang Aceh yang dikawal  oleh Chairil Zul Azhar.

Sepakan Ricky yang mengincar sisi kanan gawan Aceh berhasil ditepis oleh Chairil dan membuat gawangnya masih perawan di babak pertama.

Aceh yang sudah mengantisipasi agresivitas permainan tuan rumah memilih untuk lebih sabar meladeni permainan anak-anak Cenderawasih dengan memilih untuk mempertebal tembok pertahan mereka.

Papua benar-benar dibuat pusing sepanjang babak pertama, rapatnya lini pertahanan tim asal tanah rencong ini tak memberikan celah kepada tuan rumah. Bahkan untuk meredam laju permainan tuan rumah, Aceh menumpuk 4 pemainya di lini tengah.

Dengan formasi 4-4-2, Aceh memilih untuk bermain bertahan dan memanfaatkan serangan balik. Aceh yang hanya memanfaatkan serangan balik justru beberapa kali berhasil menciptakan peluang namun belum bisa menjebol gawang dari tuan rumah.

Meski kedua tim berusaha untuk menciptakan gol, namun hingga turun minum, skor kacamata tetap bertahan.

Baca Juga :  Rumah Dinas Bupati dan Aula Kantor Bupati Asmat Dirusak

Dari ruang ganti, juru taktik Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam meminta anak asuhnya untuk lebih agresif. Alhasil, sejak menit pertama Ricky Cawor dan kawan-kawan terus menggempur pertahanan Aceh.

Namun Aceh tetap memilih untuk menumpuk pemainnya di lini pertahan membuat pertahan tim asuhan Fakhri Husaini tetap solid masih sulit untuk ditembus oleh Mutiara Hitam muda.
Namun petaka menghampiri sepakbola Aceh pada menit 54″. 

Samuel Balinsa yang berniat  melakukan crossing justru arah bolanya mengarah ke dalam gawang Aceh yang tidak dapat diantisipasi oleh Chairil Zul Azhar dan membawa Papua unggul menjadi 1-0.

Aceh yang dalam kondisi tertinggal membuat Fakhri Husaini meminta pemainnya mulai keluar menyerang. Alhasil, 25 menit terakhir babak kedua, Papua dan Aceh mempertontonkan pertandingan yang menarik.

Bahkan kedua tim bermain dengan tempo yang cepat. Beberapa pemain dari kedua tim harus tumbang dalam lapangan akibat intensitas pertandingan yang tinggi.

Papua yang tidak puas dengan skor 1-0 membuat Eduard Ivakdalam melakukan pergantian pemain depannya pada menit 60″, menarik M. Arody Uopdana dan memasukan Rafiko Nawipa. Pergantian tersebut terbilang efektif, serangan Papua kian bervariasi.

Tak mau kalah, Fakhri Husaini juga melakukan 5 pergantian di babak kedua. Namun pergantian tersebut belum bisa meredam permainan dari tuan rumah yang tampil di depan pendukungnya.

Meski kedua tim bergantian menyerang dan menciptakan peluang, namun skor 1-0 tetap bertahan hingga peluit panjang.

Pelatih kepala sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengakui dalam pertandingan ini pemainnya tampil di bawah performa terbaik. Ia menyebutkan, masa recovery yang singkat membuat pemainnya tidak bisa tampil maksimal.

Baca Juga :  Disinyalir Ada Penggembulang Suara, Pleno Kota Jayapura Diskors

“Game ini sangat luar biasa, dan pemain hanya punya waktu 3 hari istirahat. Sehingga mereka mengalami sedikit penurunan. Kita bisa menguasai permainan tapi hanya ciptakan 1 gol,” ungkap Edu sapaan akrabnya kepada Cenderawasih Pos usai pertandingan.

“Tapi bagi saya tetap bersyukur karena pemain memberikan kemenangan meski kondisi mereka menurun tapi kita bisa dapat tiga poin,” sambung Edu.

Legenda hidup Persipura Jayapura dan Persidafon Dafonsoro itu mengaku stamina pemainnya sangat terkuras saat melakoni 3 pertandingan pada babak penyisihan grup A.
Edu juga membeberkan rasa cemasnya pada babak kedua, dimana dua pemain depannya mengalami cedera dan harus ditarik dari lapangan.

“Babak kedua kita sempat gugup karena beberapa pemain merasa ototnya tertarik seperti Jefron Sitawa, Ricky Cawor. Semoga dengan waktu 3 hari, mereka bisa kembali pulih,” ujar Edu.

Mantan juru taktik Persemi Mimika itu juga mengaku memiliki banyak “PR” besar untuk laga berikutnya. “Saya pikir kita harus perbaiki organisasi bermain lagi, terutama waktu kita transisi menyerang bertahan. Begitu juga biasanya kita punya benteng, tapi dalam pertandingan ini terputus dan memberikan celah kepada tim lawan. Semoga dengan sisa waktu 3 hari kedepan, pemain bisa dalam kondisi yang baik agar kita lebih enjoy bermain,” pungkas Edu.

Sementara itu, Fakhri Husaini tak ingin banyak berkomentar. Mantan pelatih Timnas junior Indonesia itu hanya mengaku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan mereka dalam pertandingan ini agar bisa tampil baik saat berjumpa dengan Sumatera Utara.
“Kami ucapkan selamat kepada tuan rumah Papua atas kemenangan ini, dan kami akan evaluasi kekurangan dalam tim kami,” tutup Husaini. (eri/nat) 

JAYAPURA – Sepakbola Papua sukses meraih 3 poin usai mengalahkan Sepakbola Aceh dengan skor 1-0 dalam duel babak 6 besar grup D PON XX 2021 Papua yang digelar di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (6/10). Gol semata wayang tuan rumah diciptakan oleh Samuel Gideon Balinsa di menit 54″

Duel Papua dengan Aceh merupakan salah satu partai besar pada babak 6 besar yang paling ditunggu. Pasalnya, pertemuan mereka merupakan derby “Otonomi Khusus” atau derby Indonesia Timur-Barat.

Pada babak pertama kedua tim bermain hati-hati. Papua yang biasanya sangat agresif di lini pertahanan lawan masih menemui jalan buntu sepanjang babak pertama. Ricky Cawor dan kolega sangat kesulitan untuk menembus pertahan tim tamu.

Bahkan peluang emas tuan rumah hanya hadir melalui titik putih pada menit 35. Sayang, Ricky Cawor yang maju sebagai algojo tak mampu mengoyak jaring gawang Aceh yang dikawal  oleh Chairil Zul Azhar.

Sepakan Ricky yang mengincar sisi kanan gawan Aceh berhasil ditepis oleh Chairil dan membuat gawangnya masih perawan di babak pertama.

Aceh yang sudah mengantisipasi agresivitas permainan tuan rumah memilih untuk lebih sabar meladeni permainan anak-anak Cenderawasih dengan memilih untuk mempertebal tembok pertahan mereka.

Papua benar-benar dibuat pusing sepanjang babak pertama, rapatnya lini pertahanan tim asal tanah rencong ini tak memberikan celah kepada tuan rumah. Bahkan untuk meredam laju permainan tuan rumah, Aceh menumpuk 4 pemainya di lini tengah.

Dengan formasi 4-4-2, Aceh memilih untuk bermain bertahan dan memanfaatkan serangan balik. Aceh yang hanya memanfaatkan serangan balik justru beberapa kali berhasil menciptakan peluang namun belum bisa menjebol gawang dari tuan rumah.

Meski kedua tim berusaha untuk menciptakan gol, namun hingga turun minum, skor kacamata tetap bertahan.

Baca Juga :  Kontak Tembak dengan KKB, Anggota Polisi Tertembak

Dari ruang ganti, juru taktik Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam meminta anak asuhnya untuk lebih agresif. Alhasil, sejak menit pertama Ricky Cawor dan kawan-kawan terus menggempur pertahanan Aceh.

Namun Aceh tetap memilih untuk menumpuk pemainnya di lini pertahan membuat pertahan tim asuhan Fakhri Husaini tetap solid masih sulit untuk ditembus oleh Mutiara Hitam muda.
Namun petaka menghampiri sepakbola Aceh pada menit 54″. 

Samuel Balinsa yang berniat  melakukan crossing justru arah bolanya mengarah ke dalam gawang Aceh yang tidak dapat diantisipasi oleh Chairil Zul Azhar dan membawa Papua unggul menjadi 1-0.

Aceh yang dalam kondisi tertinggal membuat Fakhri Husaini meminta pemainnya mulai keluar menyerang. Alhasil, 25 menit terakhir babak kedua, Papua dan Aceh mempertontonkan pertandingan yang menarik.

Bahkan kedua tim bermain dengan tempo yang cepat. Beberapa pemain dari kedua tim harus tumbang dalam lapangan akibat intensitas pertandingan yang tinggi.

Papua yang tidak puas dengan skor 1-0 membuat Eduard Ivakdalam melakukan pergantian pemain depannya pada menit 60″, menarik M. Arody Uopdana dan memasukan Rafiko Nawipa. Pergantian tersebut terbilang efektif, serangan Papua kian bervariasi.

Tak mau kalah, Fakhri Husaini juga melakukan 5 pergantian di babak kedua. Namun pergantian tersebut belum bisa meredam permainan dari tuan rumah yang tampil di depan pendukungnya.

Meski kedua tim bergantian menyerang dan menciptakan peluang, namun skor 1-0 tetap bertahan hingga peluit panjang.

Pelatih kepala sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengakui dalam pertandingan ini pemainnya tampil di bawah performa terbaik. Ia menyebutkan, masa recovery yang singkat membuat pemainnya tidak bisa tampil maksimal.

Baca Juga :  Disinyalir Ada Penggembulang Suara, Pleno Kota Jayapura Diskors

“Game ini sangat luar biasa, dan pemain hanya punya waktu 3 hari istirahat. Sehingga mereka mengalami sedikit penurunan. Kita bisa menguasai permainan tapi hanya ciptakan 1 gol,” ungkap Edu sapaan akrabnya kepada Cenderawasih Pos usai pertandingan.

“Tapi bagi saya tetap bersyukur karena pemain memberikan kemenangan meski kondisi mereka menurun tapi kita bisa dapat tiga poin,” sambung Edu.

Legenda hidup Persipura Jayapura dan Persidafon Dafonsoro itu mengaku stamina pemainnya sangat terkuras saat melakoni 3 pertandingan pada babak penyisihan grup A.
Edu juga membeberkan rasa cemasnya pada babak kedua, dimana dua pemain depannya mengalami cedera dan harus ditarik dari lapangan.

“Babak kedua kita sempat gugup karena beberapa pemain merasa ototnya tertarik seperti Jefron Sitawa, Ricky Cawor. Semoga dengan waktu 3 hari, mereka bisa kembali pulih,” ujar Edu.

Mantan juru taktik Persemi Mimika itu juga mengaku memiliki banyak “PR” besar untuk laga berikutnya. “Saya pikir kita harus perbaiki organisasi bermain lagi, terutama waktu kita transisi menyerang bertahan. Begitu juga biasanya kita punya benteng, tapi dalam pertandingan ini terputus dan memberikan celah kepada tim lawan. Semoga dengan sisa waktu 3 hari kedepan, pemain bisa dalam kondisi yang baik agar kita lebih enjoy bermain,” pungkas Edu.

Sementara itu, Fakhri Husaini tak ingin banyak berkomentar. Mantan pelatih Timnas junior Indonesia itu hanya mengaku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan mereka dalam pertandingan ini agar bisa tampil baik saat berjumpa dengan Sumatera Utara.
“Kami ucapkan selamat kepada tuan rumah Papua atas kemenangan ini, dan kami akan evaluasi kekurangan dalam tim kami,” tutup Husaini. (eri/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya