Artinya noken yang ada di museum ini tidak hanya dipajang begitu saja, tapi perlu disiapkan buku ataupun alat khusus bagi pengunjung ketika ingin belajar tentang momen dari wilayah tabi misalnya, pengunjung tidak hanya mengenal tasnya secara fisik tapi mereka juga bisa belajar tentang sejarah noken dari wilayah tersebut. “Sehingga pengunjung merasa senang karena selain melihat keunikan noken secara fisik tapi juga bisa menambah wawasan mereka tenang nilai dan budaya daripada noken itu sendiri,” jelasnya.
Tidak hanya itu pemerintah perlu mempertegas terhadap aturan terkait penggunaan noken, dalam hal ini pemerintah daerah papua wajib menegakan aturan tentang penggunaan noken. “Misalnya ditentukan hari Senin wajib pakai noken, ini harus dipertegas sehingga dengan begitu budaya noken ini tetap terlestari,” saran Dosen Bahasa Inggris itu.
Tapi juga Ia berharap kepada calon kepala daerah yang sedang berkontestasi saat ini jika terpilih menjadi pemimpin daerah baik gubernur maupun bupati/walikota, maka kebudayaan harus didorong. Sebab Papua memiliki benda budaya yang unik, akan tetapi karena minimnya perhatian selama ini sehingga tidak terawat bahkan keberadaanya terancam punah.
“Kehidupan manusia tidak terlepas dari budaya, oleh sebab itu saya berharap kepada pemerintah di tanah muapun pemerintah pusat bersinergi menggalakan sosialisasi tentang noken, sehingga tidak tergerus dengan perkembangan zaman,” pungkasnya. (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos