Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Didimus Yahuli: Tindak Tegas Para Perusuh Yahukimo!

JAYAPURA- Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, SH., meminta agar aparat keamanan di Yahukimo menindak tegas para pelaku kerusuhan dan pembunuhan. Termasuk pelaku penyerangan terhadap pimpinan gereja dan warga jemaat di Yahukimo, Minggu (3/10).
Ia tak ingin dari ketegangan di Yahukimo justru diselesaikan secara persuasif. Perlu ada penegakan hukum agar masyarakat juga belajar, mana perbuatan melawan hukum yang memiliki konsekwensi.
Saat ini situasi Yahukimo menurutnya masih tegang karena banyak rumah dan tempat usaha yang dibakar. Meski ada upaya penanganan di lapangan oleh aparat namun tak sedikit warga yang memilih mengungsi. Didimus juga meminta warga menahan diri dan memastikan penyebab kematian mantan bupati Abock Busup dan tidak melakukan tindakan membabi buta.
“Informasi yang saya terima beragam, tapi hingga kemarin jam 3 sore di pinggiran kota Dekai wilayah kepala air, para pelaku ini masih melakukan pembakaran rumah-rumah warga dan hampir sebagian besar rumah dibakar. Kemudian informasi lain dari Kapolres menyebut bahwa mereka tengah berusaha mengamankan situasi sebab jumlah pengungsi mencapai 1.000 orang,” kata Didimus melalui ponselnya, Senin (4/10).
Pemkab sendiri lanjutnya kini fokus pada penanganan warga yang terluka. Ada juga proses evakuasi untuk menyelamatkan warga yang terkena panah. “Ada beberapa pesawat yang kami minta masuk untuk membawa para korban ini untuk dibawa ke rumah sakit di luar Yahukimo. Kami juga meminta dukungan doa dari semua pihak agar mereka yang sedang dirasuki setan untuk merusak dan membunuh ini agar bertobat,” ujarnya.
Ia menyayangkan aksi brutal sekelompok warga tersebut. Sebab kejadian di Jakarta dan semua tidak tahu menahu penyebab kematian Abock Busup, namun masyarakat malah melakukan aksi di daerah.
Ini kata Didimus sudah salah besar. Kalaupun dari pihak keluarga tidak puas dengan kematian tersebut maka bisa meminta polisi untuk melakukan autopsy. Sebab dari hasil autopsi inilah penyebab kematian bisa diketahui.
“Jadi bukan menerka-nerka kemudian mendengar dari orang. Lakukan secara medis untuk mengetahui secara pasti penyebabnya. Tidak bisa sembarang menuduh kalau tidak tahu pasti,” sesalnya.
“Dan untuk saya sendiri, Abock itu adik saya dan kami telah berjuang itu sama – sama sejak 2004 dan perdebatan ketika berada di DPR. Lalu ketika ia menikah di Wamena saya sendiri berdiri di belakangnya untuk mendampingi sehingga ini juga duka yang sangat dalam bagi saya. Tidak mungkin saya melukai adik saya sendiri, meski saat ini saya juga melihat di media sosial saya dan pak Ones Pahabol ikut disalahkan,” sambungnya.
Didimus lantas menyayangkan aksi warga yang menyerang membabi buta apalagi dilakukan terhadap warga yang beribadah. Ini menurutnya akan menjadi catatan buruk bagi peradaban manusia di Yahukimo. Bahkan akan menjadi catatan kelam di Yahukimo. “Siapa saja yang di dalam rumah Tuhan itu tidak boleh diapa- apakan. Begitu juga dengan gerejanya, tempat di mana bertemu Tuhan malah diserang dan ini kesannya sangat buruk,” ujarnya.
Bupati Didimus Yahuli mengaku sudah tidak bisa bicara apa – apa lagi jika gereja diserang dan umat-Nya juga dilukai. “Ada banyak pemimpin gereja yang terkena panah dan itu tempat perlindungan terakhir di dunia sehingga saya sangat sedih dan tidak tahu harus berbicara apa lagi,” sesalnya.
Disini ia meminta pihak keamanan mengambil tindakan tegas agar yang melakukan pembunuhan, pembakaran dan pembantaian ini mendapatkan hukuman. Para pelaku yang terlibat harus diproses hukum dan jangan persuasif. Harus diproses hukum.
Didimus menyebut bahwa para pelaku penyerangan secara membabi buta ini hanya dari dua distrik. Ini diketahui setelah mendengar dan melakukan diskusi dengan beberapa tokoh.
“Saya mengapresiasi karena sudah ada sekitar 50 orang yang diamankan dan kami sampaikan jika Polisi kekurangan penyidik bisa datangkan dari Polda,” tambah Didimus.
Lainnya, ia mengaku bersyukur kepada masyarakat asal Suku Yali dimana meskipun diserang, dilukai namun tidak ada serangan balik. Ini membuktikan mereka sudah terima Injil, terima Yesus meski diserang, dipanah tapi mereka tidak membalas.
“Banyak yang sampaikan mengapa tidak melawan dan mengapa tidak membalas, tapi saya katakan bahwa biarkan Tuhan yang akan membalas. Sehingga saya mengapresiasi dua jemaat yang sedang beribadah dalam jumlah besar namun mereka tidak melawan,” bebernya.
Sementara terkait korban jiwa, Didimus menyampaikan bahwa informasi yang diperoleh ada 6 orang tewas dan 40-an warga terkena panah. Warga yang terkena panah dan kondisinya urgent ini yang dievakuasi keluar daerah. Sebab rumah sakit di Dekai hanya bisa menolong korban luka ringan.
“Inti dari semua ini saya sebagai bupati sampaikan tidak ada hutang budi dengan cara dan keadaan apapun. Pemilu kemarin sangat bersih dan beliau sebagai kader GIDI tak ada masa lalu yang buruk dan tak ada perselisihan. Sehingga kepergian beliau, saya juga ikut merasakan duka yang mendalam. Kedua saya prihatin dan menyesal dari kejadian penyerangan yang dilakukan di gereja serta pembunuhan di Dekai,” akunya.
Ia menyarankan untuk mendudukkan dua masalah ini secara terpisah, almarhum sebagai tokoh politik senior yang perlu dihormati dan diantar ke peristirahatan terakhir secara terhormat. “Lalu kami berduka dan sedih atas pembunuhan, pengrusakan dan kerusuhan yang terjadi di Dekai terutama di dalam dua gereja GIDI. Ini sangat buruk dan terkutuk, tidak bisa ditolelir dan jangan bawa nama saya maupun pak Ones dalam hal – hal begini. Untuk timbulkan niat dan merancang kejahatan saja saya tidak pernah melakukan karena saya menyerahkan semua usaha kepada tangan Tuhan sehingga semua fitnah, semua tuduhan itu saya bantah,” tegasnya.
“Dari kuliah, saya sudah melayani Tuhan sehingga tidak mungkin saya melakukan kejahatan yang direncanakan, itu tidak mungkin,” tambahnya.
Berkaitan dengan jenazah, Didimus belum mengetahui persis akan dimakamkan di mana. Namun yang diketahui jenasah sudah dikirim ke Sentani, Kabupaten Jayapura.
Lainnya, Didimus mengatakan secara internal pihak aparat keamanan perlu mengevaluasi kinerja intelejen karena dianggap kurang peka menangkap isu yang berkembang. “Gereja itu jaraknya sangat dekat dengan Polres tapi kok kedatangan para pelaku penyerangan ini tidak bisa terdeteksi. Ini akan menjadi masukan dan catatan buat kami,” tutupnya.
Sementara itu, pelajar dan mahasiswa Yahukimo yang ada di Kabupaten Jayawijaya meminta kepada seluruh masyarakat Yahukimo untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan situasi yang terjadi di Dekai Kabupaten Yahukimo pasca meninggalnya mantan Bupati Yahukimo. Mereka meminta masalah yang terjadi di sana tidak dibawa ke daerah lain yang ada di Papua maupun di luar Papua.
Koordinator Pelajar dan Mahasiswa yahukimo di Jayawijaya, Piniek Bahabol menekankan bahwa kejadian yang terjadi di Yahukimo sangat ngeri. Karena ini merupakan konflik horizontal yang terjadi dalam masyarakat.
Untuk itu, pihaknya mewakili mahasiswa Yahukimo yang ada di Jayawijaya mengimbau seluruh masyarakat Yahukimo agar tidak lagi melakukan hal yang sama kedepannya agar masyarakat bisa melakukan aktivitas kembali normal.
“Hal yang terjadi kemarin tidak manusiawi. Kami juga minta mahasiswa yang ada di Jayawijaya tidak boleh membawa konflik yang sama ke Wamena. Karena di sini kita sedang merantau untuk berkuliah. Kasarnya kita ini menumpang, jadi tak boleh melakukan hal -hal yang tidak diinginkan,” pintanya, Senin (4/10) kemarin.
Ia menyatakan kejadian di Yahukimo, tidak berimbas ke Wamena. Dirinya meminta harus tenang dan semua masyarakat Yahukimo yang ada di Jayawijaya bersama-sama menjaga keamanan dan situasi yang kondusif di Wamena. “Semua masyarakat Yahukimo juga harus menjaga keamanan di sana bersama-sama,” ujarnya. Di tempat yang sama Ketua GMKI Lapago, Mustinus Tibul menyatakan masalah penyerangan yang terjadi dalam gereja di Dekai sangat tidak terpuji dan hal itu tidak pernah sama sekali terjadi di Papua. Diakuinya, baru pertama kali terjadi di Yahukimo dan membuat pihaknya sangat terpukul. Untuk itu, pihaknya berharap tidak terjadi lagi hal yang sama.
“Kita sebagai orang Kristen kalau melihat kejadian seperti itu, bagaimana penilaian orang lain. Karena masalah penyerangan dalam gereja ini, baru pertama kali terjadi di Papua yakni di Dekai,”ujar Mathius .
Situasi yang terjadi kemarin tegas Mathius, cukup terjadi kemarin saja dan jangan lagi berkembang serta meluas baik di Yahukimo maupun kabupaten sekitarnya. Pihaknya berpesan kepada warga Yahukimo yang berada di mana saja seperti Wamena, Jayapura dan Dekai, agar tidak saling memprovokasi agar, hal-hal yang tidak dinginkan kembali terjadi.
Mathius meminta agar mahasiswa dan pelajar di Jayawijaya bisa beraktivitas seperti biasa. “Jangan terprovokasi dengan masalah yang terjadi di Yahukimo. Oknum yang kemarin melakukan tindakan kekerasan, jangan lagi melakukan. Karena mengganggu kelancaran aktiVitas masyarakat di Kabupaten Yahukimo,” tambahnya.
Di tempat yang sama Pemuda Adat Yahukimo menyampaikan, aparat keamanan TNI dan Polri saat ini sudah melakukan patroli dan diharapkan situasi kembali normal di Dekai.(fia/ade/jo/nat)

Baca Juga :  Bupati Mathius Optimis Kabupaten Jayapura Jadi Gudang Atlet

JAYAPURA- Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, SH., meminta agar aparat keamanan di Yahukimo menindak tegas para pelaku kerusuhan dan pembunuhan. Termasuk pelaku penyerangan terhadap pimpinan gereja dan warga jemaat di Yahukimo, Minggu (3/10).
Ia tak ingin dari ketegangan di Yahukimo justru diselesaikan secara persuasif. Perlu ada penegakan hukum agar masyarakat juga belajar, mana perbuatan melawan hukum yang memiliki konsekwensi.
Saat ini situasi Yahukimo menurutnya masih tegang karena banyak rumah dan tempat usaha yang dibakar. Meski ada upaya penanganan di lapangan oleh aparat namun tak sedikit warga yang memilih mengungsi. Didimus juga meminta warga menahan diri dan memastikan penyebab kematian mantan bupati Abock Busup dan tidak melakukan tindakan membabi buta.
“Informasi yang saya terima beragam, tapi hingga kemarin jam 3 sore di pinggiran kota Dekai wilayah kepala air, para pelaku ini masih melakukan pembakaran rumah-rumah warga dan hampir sebagian besar rumah dibakar. Kemudian informasi lain dari Kapolres menyebut bahwa mereka tengah berusaha mengamankan situasi sebab jumlah pengungsi mencapai 1.000 orang,” kata Didimus melalui ponselnya, Senin (4/10).
Pemkab sendiri lanjutnya kini fokus pada penanganan warga yang terluka. Ada juga proses evakuasi untuk menyelamatkan warga yang terkena panah. “Ada beberapa pesawat yang kami minta masuk untuk membawa para korban ini untuk dibawa ke rumah sakit di luar Yahukimo. Kami juga meminta dukungan doa dari semua pihak agar mereka yang sedang dirasuki setan untuk merusak dan membunuh ini agar bertobat,” ujarnya.
Ia menyayangkan aksi brutal sekelompok warga tersebut. Sebab kejadian di Jakarta dan semua tidak tahu menahu penyebab kematian Abock Busup, namun masyarakat malah melakukan aksi di daerah.
Ini kata Didimus sudah salah besar. Kalaupun dari pihak keluarga tidak puas dengan kematian tersebut maka bisa meminta polisi untuk melakukan autopsy. Sebab dari hasil autopsi inilah penyebab kematian bisa diketahui.
“Jadi bukan menerka-nerka kemudian mendengar dari orang. Lakukan secara medis untuk mengetahui secara pasti penyebabnya. Tidak bisa sembarang menuduh kalau tidak tahu pasti,” sesalnya.
“Dan untuk saya sendiri, Abock itu adik saya dan kami telah berjuang itu sama – sama sejak 2004 dan perdebatan ketika berada di DPR. Lalu ketika ia menikah di Wamena saya sendiri berdiri di belakangnya untuk mendampingi sehingga ini juga duka yang sangat dalam bagi saya. Tidak mungkin saya melukai adik saya sendiri, meski saat ini saya juga melihat di media sosial saya dan pak Ones Pahabol ikut disalahkan,” sambungnya.
Didimus lantas menyayangkan aksi warga yang menyerang membabi buta apalagi dilakukan terhadap warga yang beribadah. Ini menurutnya akan menjadi catatan buruk bagi peradaban manusia di Yahukimo. Bahkan akan menjadi catatan kelam di Yahukimo. “Siapa saja yang di dalam rumah Tuhan itu tidak boleh diapa- apakan. Begitu juga dengan gerejanya, tempat di mana bertemu Tuhan malah diserang dan ini kesannya sangat buruk,” ujarnya.
Bupati Didimus Yahuli mengaku sudah tidak bisa bicara apa – apa lagi jika gereja diserang dan umat-Nya juga dilukai. “Ada banyak pemimpin gereja yang terkena panah dan itu tempat perlindungan terakhir di dunia sehingga saya sangat sedih dan tidak tahu harus berbicara apa lagi,” sesalnya.
Disini ia meminta pihak keamanan mengambil tindakan tegas agar yang melakukan pembunuhan, pembakaran dan pembantaian ini mendapatkan hukuman. Para pelaku yang terlibat harus diproses hukum dan jangan persuasif. Harus diproses hukum.
Didimus menyebut bahwa para pelaku penyerangan secara membabi buta ini hanya dari dua distrik. Ini diketahui setelah mendengar dan melakukan diskusi dengan beberapa tokoh.
“Saya mengapresiasi karena sudah ada sekitar 50 orang yang diamankan dan kami sampaikan jika Polisi kekurangan penyidik bisa datangkan dari Polda,” tambah Didimus.
Lainnya, ia mengaku bersyukur kepada masyarakat asal Suku Yali dimana meskipun diserang, dilukai namun tidak ada serangan balik. Ini membuktikan mereka sudah terima Injil, terima Yesus meski diserang, dipanah tapi mereka tidak membalas.
“Banyak yang sampaikan mengapa tidak melawan dan mengapa tidak membalas, tapi saya katakan bahwa biarkan Tuhan yang akan membalas. Sehingga saya mengapresiasi dua jemaat yang sedang beribadah dalam jumlah besar namun mereka tidak melawan,” bebernya.
Sementara terkait korban jiwa, Didimus menyampaikan bahwa informasi yang diperoleh ada 6 orang tewas dan 40-an warga terkena panah. Warga yang terkena panah dan kondisinya urgent ini yang dievakuasi keluar daerah. Sebab rumah sakit di Dekai hanya bisa menolong korban luka ringan.
“Inti dari semua ini saya sebagai bupati sampaikan tidak ada hutang budi dengan cara dan keadaan apapun. Pemilu kemarin sangat bersih dan beliau sebagai kader GIDI tak ada masa lalu yang buruk dan tak ada perselisihan. Sehingga kepergian beliau, saya juga ikut merasakan duka yang mendalam. Kedua saya prihatin dan menyesal dari kejadian penyerangan yang dilakukan di gereja serta pembunuhan di Dekai,” akunya.
Ia menyarankan untuk mendudukkan dua masalah ini secara terpisah, almarhum sebagai tokoh politik senior yang perlu dihormati dan diantar ke peristirahatan terakhir secara terhormat. “Lalu kami berduka dan sedih atas pembunuhan, pengrusakan dan kerusuhan yang terjadi di Dekai terutama di dalam dua gereja GIDI. Ini sangat buruk dan terkutuk, tidak bisa ditolelir dan jangan bawa nama saya maupun pak Ones dalam hal – hal begini. Untuk timbulkan niat dan merancang kejahatan saja saya tidak pernah melakukan karena saya menyerahkan semua usaha kepada tangan Tuhan sehingga semua fitnah, semua tuduhan itu saya bantah,” tegasnya.
“Dari kuliah, saya sudah melayani Tuhan sehingga tidak mungkin saya melakukan kejahatan yang direncanakan, itu tidak mungkin,” tambahnya.
Berkaitan dengan jenazah, Didimus belum mengetahui persis akan dimakamkan di mana. Namun yang diketahui jenasah sudah dikirim ke Sentani, Kabupaten Jayapura.
Lainnya, Didimus mengatakan secara internal pihak aparat keamanan perlu mengevaluasi kinerja intelejen karena dianggap kurang peka menangkap isu yang berkembang. “Gereja itu jaraknya sangat dekat dengan Polres tapi kok kedatangan para pelaku penyerangan ini tidak bisa terdeteksi. Ini akan menjadi masukan dan catatan buat kami,” tutupnya.
Sementara itu, pelajar dan mahasiswa Yahukimo yang ada di Kabupaten Jayawijaya meminta kepada seluruh masyarakat Yahukimo untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan situasi yang terjadi di Dekai Kabupaten Yahukimo pasca meninggalnya mantan Bupati Yahukimo. Mereka meminta masalah yang terjadi di sana tidak dibawa ke daerah lain yang ada di Papua maupun di luar Papua.
Koordinator Pelajar dan Mahasiswa yahukimo di Jayawijaya, Piniek Bahabol menekankan bahwa kejadian yang terjadi di Yahukimo sangat ngeri. Karena ini merupakan konflik horizontal yang terjadi dalam masyarakat.
Untuk itu, pihaknya mewakili mahasiswa Yahukimo yang ada di Jayawijaya mengimbau seluruh masyarakat Yahukimo agar tidak lagi melakukan hal yang sama kedepannya agar masyarakat bisa melakukan aktivitas kembali normal.
“Hal yang terjadi kemarin tidak manusiawi. Kami juga minta mahasiswa yang ada di Jayawijaya tidak boleh membawa konflik yang sama ke Wamena. Karena di sini kita sedang merantau untuk berkuliah. Kasarnya kita ini menumpang, jadi tak boleh melakukan hal -hal yang tidak diinginkan,” pintanya, Senin (4/10) kemarin.
Ia menyatakan kejadian di Yahukimo, tidak berimbas ke Wamena. Dirinya meminta harus tenang dan semua masyarakat Yahukimo yang ada di Jayawijaya bersama-sama menjaga keamanan dan situasi yang kondusif di Wamena. “Semua masyarakat Yahukimo juga harus menjaga keamanan di sana bersama-sama,” ujarnya. Di tempat yang sama Ketua GMKI Lapago, Mustinus Tibul menyatakan masalah penyerangan yang terjadi dalam gereja di Dekai sangat tidak terpuji dan hal itu tidak pernah sama sekali terjadi di Papua. Diakuinya, baru pertama kali terjadi di Yahukimo dan membuat pihaknya sangat terpukul. Untuk itu, pihaknya berharap tidak terjadi lagi hal yang sama.
“Kita sebagai orang Kristen kalau melihat kejadian seperti itu, bagaimana penilaian orang lain. Karena masalah penyerangan dalam gereja ini, baru pertama kali terjadi di Papua yakni di Dekai,”ujar Mathius .
Situasi yang terjadi kemarin tegas Mathius, cukup terjadi kemarin saja dan jangan lagi berkembang serta meluas baik di Yahukimo maupun kabupaten sekitarnya. Pihaknya berpesan kepada warga Yahukimo yang berada di mana saja seperti Wamena, Jayapura dan Dekai, agar tidak saling memprovokasi agar, hal-hal yang tidak dinginkan kembali terjadi.
Mathius meminta agar mahasiswa dan pelajar di Jayawijaya bisa beraktivitas seperti biasa. “Jangan terprovokasi dengan masalah yang terjadi di Yahukimo. Oknum yang kemarin melakukan tindakan kekerasan, jangan lagi melakukan. Karena mengganggu kelancaran aktiVitas masyarakat di Kabupaten Yahukimo,” tambahnya.
Di tempat yang sama Pemuda Adat Yahukimo menyampaikan, aparat keamanan TNI dan Polri saat ini sudah melakukan patroli dan diharapkan situasi kembali normal di Dekai.(fia/ade/jo/nat)

Baca Juga :  Ngebut Dalam Keadaan Mabuk, Sopir Triton Tewas

Berita Terbaru

Artikel Lainnya