Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Kapal Putih dan Tol Laut Sudah Pamit dari Pelabuhan Depapre

SENTANI- Keberadaan Pelabuhan Depapre yang ada di pesisir pantai utara Kabupaten Jayapura saat ini sudah tidak lagi dimanfaatkan untuk sementara waktu, khususnya untuk pelayanan kapal putih dan tol laut.

Dimana awalnya sejak diresmikan pemanfaatannya, pelabuhan ini sempat beberapa kali dimanfaatkan untuk tempat bersandarnya kapal tol laut Papua termasuk kapal putih.

Namun sejak akhir tahun 2021 lalu, keberadaan dua kapal untuk memanfaatkan fasilitas tersebut sudah tidak lagi, karena sudah dialihkan ke Pelabuhan Jayapura.

“Terkait dengan aktivitas di Pelabuhan Depapre  sejak November tahun lalu  sudah dialihkan ke Jayapura,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura,  Alfons Awoitauw kepada Cenderawasih Pos di kantor Bupati Jayapura, Senin (4/7).

Baca Juga :  Mandenas Nilai Bebaskan Sandera Kerja yang Sangat Lama dan Tidak efektif

Alfons Awoitauw mengatakan, pengalihan itu disebabkan karena kondisi infrastruktur jalan pendukung menuju Pelabuhan Depapre yang sampai saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah. Sehingga akses mobilitas kendaraan pengangkut muatan berat sangat sulit untuk mengikuti akses jalan itu. Apalagi beberapa jembatan penghubung di sepanjang jalan itu  juga terancam putus akibat tidak bisa menahan beban tonase  kendaraan berat.

Meski begitu menurutnya Pelabuhan Depapre tetap dipakai untuk kegiatan angkutan minyak sawit mentah dari perusahan PT. Rimba Matoa lestari.

“Perusahaan Rimba Matoa Lestari akan melakukan droping CPU melalui Pelabuhan Deparpre. Ini tentu semakin bagus karena aktivitas kita selain yang ditangani oleh pemerintah ada juga swasta,” katanya.

Baca Juga :  Dinas Pendidikan  Kembali Rekrut Guru SD dan SMP

Dia juga mengatakan apabila nanti infrastruktur jalan sudah diperbaiki oleh pemerintah, maka Pelabuhan Depapre akan kembali difungsikan untuk aktivitas kapal putih dan tol laut.

“Kita berharap di sisa enam  bulan ini ada hal-hal yang signifikan yang terjadi terkait dengan ruas jalan Kemiri-Depapre. Itu saja soalnya,  karena memang secara tracking untuk biaya itu dibebankan kepada provinsi,  tetapi sampai sekarang subsidinya belum ada,” pungkasnya. (roy/nat)

SENTANI- Keberadaan Pelabuhan Depapre yang ada di pesisir pantai utara Kabupaten Jayapura saat ini sudah tidak lagi dimanfaatkan untuk sementara waktu, khususnya untuk pelayanan kapal putih dan tol laut.

Dimana awalnya sejak diresmikan pemanfaatannya, pelabuhan ini sempat beberapa kali dimanfaatkan untuk tempat bersandarnya kapal tol laut Papua termasuk kapal putih.

Namun sejak akhir tahun 2021 lalu, keberadaan dua kapal untuk memanfaatkan fasilitas tersebut sudah tidak lagi, karena sudah dialihkan ke Pelabuhan Jayapura.

“Terkait dengan aktivitas di Pelabuhan Depapre  sejak November tahun lalu  sudah dialihkan ke Jayapura,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura,  Alfons Awoitauw kepada Cenderawasih Pos di kantor Bupati Jayapura, Senin (4/7).

Baca Juga :  Arif Saja Tidak Cukup, Harus Tegas dan Komitmen, Kuncinya Jaga Silaturahmi

Alfons Awoitauw mengatakan, pengalihan itu disebabkan karena kondisi infrastruktur jalan pendukung menuju Pelabuhan Depapre yang sampai saat ini mengalami kerusakan yang sangat parah. Sehingga akses mobilitas kendaraan pengangkut muatan berat sangat sulit untuk mengikuti akses jalan itu. Apalagi beberapa jembatan penghubung di sepanjang jalan itu  juga terancam putus akibat tidak bisa menahan beban tonase  kendaraan berat.

Meski begitu menurutnya Pelabuhan Depapre tetap dipakai untuk kegiatan angkutan minyak sawit mentah dari perusahan PT. Rimba Matoa lestari.

“Perusahaan Rimba Matoa Lestari akan melakukan droping CPU melalui Pelabuhan Deparpre. Ini tentu semakin bagus karena aktivitas kita selain yang ditangani oleh pemerintah ada juga swasta,” katanya.

Baca Juga :  Tidak Ada Kelaparan di Amuma

Dia juga mengatakan apabila nanti infrastruktur jalan sudah diperbaiki oleh pemerintah, maka Pelabuhan Depapre akan kembali difungsikan untuk aktivitas kapal putih dan tol laut.

“Kita berharap di sisa enam  bulan ini ada hal-hal yang signifikan yang terjadi terkait dengan ruas jalan Kemiri-Depapre. Itu saja soalnya,  karena memang secara tracking untuk biaya itu dibebankan kepada provinsi,  tetapi sampai sekarang subsidinya belum ada,” pungkasnya. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya