Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Ingatkan Hidup Rukun Dalam Perbedaan

JAYAPURA – Hari Raya Waisak 2567 Buddhis Era (BE) punya makna dan arti penting tersendiri bagi umat Buddha. Salah satunya untuk menghormati hari lahirnya Pangeran Siddharta atau sang Buddha.

Minggu (4/6), dalam perayaan Waisak. Umat Buddha di Papua khususnya di Kota Jayapura melakukan doa dan ritual di Vihara Skylan Jayapura.

Ketua Vihara Arya Dharma Skyland Jayapura Tedy Wandianto menyatakan, Hari Raya Waisak tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Dimana umat buddha tidak sekedar melakukan ritual melainkan ada penampilan drama dari anak anak, bahkan orang tua pun ikut terlibat.

“Tahun lalu sebatas ritual yang dilakukan di Vihara, namun kali ini ada penampilan drama yang menceritakan perjalanan kehidupan sang Buddha,” terang Tedy kepada cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Papua Street Carnival akan Digelar Setiap Tahun

Kata Tedy, drama tersebut menceritakan peristiwa penting dalam Hari Raya Waisak bagi umat Buddha diantaranya, kelahiran sang Buddha atau Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM (sebelum Masehi).

Kedua, berlanjut ke momen Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna dan resmi menjadi Buddha di usia 35 tahun pada 588 SM. Ketiga, momen sang Buddha mencapai Parinibbana atau wafat.

“Harapannya, kita sebagai umat beragama harus bersatu dalam hal apapun. Jika kita bersatu, maka perbedaan yang membuat orang bisa muncul perasaan was wasa, khawatir atau benci bisa terkurangi. Karena degan kebersamaan hidup akan terasa indah dan membahagiakan,” ungkapnya.

“Semoga semua umat di Papua hidup rukun dalam perbedaan. Perlu disyukuri bahwa umat buddha masih berpegang teguh pada perbedaan yang indah yang menyatukan kita semua,” ucapnya.

Baca Juga :  80 Persen SMA/SMK di Papua Siap Buka Januari

Selain itu kata Tedy, tahun ini juga teramat spesial lantaran Vihara Arya Dharma Skyland Jayapura telah bergabung dengan Majelis Budayana Indonesia. Adapun tema Hari Raya Waisak 2567 Buddhis Era (BE) yakni keharmonisan dalam perbedaan menuju masyarakat yang harmonis. (fia/wen)

JAYAPURA – Hari Raya Waisak 2567 Buddhis Era (BE) punya makna dan arti penting tersendiri bagi umat Buddha. Salah satunya untuk menghormati hari lahirnya Pangeran Siddharta atau sang Buddha.

Minggu (4/6), dalam perayaan Waisak. Umat Buddha di Papua khususnya di Kota Jayapura melakukan doa dan ritual di Vihara Skylan Jayapura.

Ketua Vihara Arya Dharma Skyland Jayapura Tedy Wandianto menyatakan, Hari Raya Waisak tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Dimana umat buddha tidak sekedar melakukan ritual melainkan ada penampilan drama dari anak anak, bahkan orang tua pun ikut terlibat.

“Tahun lalu sebatas ritual yang dilakukan di Vihara, namun kali ini ada penampilan drama yang menceritakan perjalanan kehidupan sang Buddha,” terang Tedy kepada cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Lawan Aparat, Lima Orang Simpatisan KNPB Diamankan

Kata Tedy, drama tersebut menceritakan peristiwa penting dalam Hari Raya Waisak bagi umat Buddha diantaranya, kelahiran sang Buddha atau Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM (sebelum Masehi).

Kedua, berlanjut ke momen Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna dan resmi menjadi Buddha di usia 35 tahun pada 588 SM. Ketiga, momen sang Buddha mencapai Parinibbana atau wafat.

“Harapannya, kita sebagai umat beragama harus bersatu dalam hal apapun. Jika kita bersatu, maka perbedaan yang membuat orang bisa muncul perasaan was wasa, khawatir atau benci bisa terkurangi. Karena degan kebersamaan hidup akan terasa indah dan membahagiakan,” ungkapnya.

“Semoga semua umat di Papua hidup rukun dalam perbedaan. Perlu disyukuri bahwa umat buddha masih berpegang teguh pada perbedaan yang indah yang menyatukan kita semua,” ucapnya.

Baca Juga :  Seorang Gadis Remaja Ditemukan Tewas Tergantung

Selain itu kata Tedy, tahun ini juga teramat spesial lantaran Vihara Arya Dharma Skyland Jayapura telah bergabung dengan Majelis Budayana Indonesia. Adapun tema Hari Raya Waisak 2567 Buddhis Era (BE) yakni keharmonisan dalam perbedaan menuju masyarakat yang harmonis. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya