Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Freeport Perkuat Protokol Kesehatan di Area Kerja

Diskusi para  karyawan di tambang bawah tanah PTFI yang tetap menerapkan physical distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19. (FOTO: Dok. PT. FI for Cepos)

TIMIKA- Menyikapi pandemic Covid-19 yang semakin merebak di Papua, dimana Kabupaten Mimika menempati peringkat pertama dengan 87 kasus positif Covid-19, maka PT Freeport Indonesia (PTFI) terus memperkuat upaya dan koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Mimika.

    Hal ini dilakukan untuk melindungi karyawan perusahaan dari risiko penyebaran virus corona di seluruh area kerja dan lingkungan sekitar perusahaan. Upaya tersebut antara lain dengan memaksimalkan physical distancing, menyiapkan fasilitas medis di Tembagapura dan Timika yang merupakan area kerja utama perusahaan, serta menutup akses memasuki Tembagapura.

  “Di tengah kelesuan pasar komoditas global akibat perlambatan industri dalam upaya mitigasi Covid-19 di seluruh dunia, sebagai Obyek Vital Nasional yang bergerak di bidang tambang, kegiatan operasional PTFI hingga saat ini tetap berjalan agar bahan baku industri dapat terus tersedia, roda perekonomian lokal dan nasional dapat terus bergerak, dan area tambang tetap produktif dan terjaga kestabilannya. Meski demikian, kami memastikan bahwa keamanan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami,” ujar Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.

  Menurut Riza, bekerja sama dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika, sejak awal Maret 2020, PTFI telah menerapkan berbagai upaya mitigasi yang dapat melipatgandakan protokol kesehatan di area kerja. 

   Beberapa upaya tersebut antara lain dilakuka dengan menerapkan larangan masuk dan pembatasan perjalanan ke luar negeri bagi karyawannya. Kedua, melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap karyawan yang tiba di bandara dan terminal bus dan hendak memasuki area kerja PTFI. “Karyawan yang terdeteksi dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius diwajibkan untuk tidak bekerja dan memeriksakan diri ke tim medis.”ungkapnya. 

Baca Juga :  12 Tambahan Kasus Positif Baru di Papua

   Selain itu, PT Freport juga memaksimalkan pembatasan interaksi fisik dan menutup sejumlah 

  fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, dan restoran/kafetaria di seluruh area kerja. Bagi fasilitas umum yang tetap dibuka seperti kantin karyawan dan pasar swalayan, ada garis yang mengatur jarak antrean antar pengunjung  yang telah disiapkan. Pembatasan jarak yang sama diterapkan pula dalam trem dan bus karyawan yang hanya beroperasi di dalam area kerja.

   Standar kebersihan juga dilakukan dengan penyemprotan disinfektan di seluruh kantor dan area kerja,  serta secara aktif merilis berbagai konten edukasi bagi karyawan. “Akses masuk ke Tembagapura sejak 26 Maret 2020 juga sudah ditutup. Namun, seluruh kegiatan operasional pengangkutan logistik tetap dilakukan seperti biasa agar kebutuhan bahan-bahan pokok seperti makanan tetap terpenuhi.”terangnya. 

   Sementara terkait dengan  prosedur skrining dan deteksi awal terhadap risiko penularan Covid-19 di antara karyawan perusahaan, PTFI telah melaksanakan rapid test sesuai dengan proses penelusuran kontak (contact tracing) dan akan dikembangkan secara bertahap hingga mencakup populasi yang lebih luas di area perusahaan.

   Bersamaan dengan itu, PTFI juga menyediakan fasilitas, tenaga, dan prosedur medis untuk mengantisipasi penanganan karyawan di area operasi yang perlu mendapat pemantauan khusus. PTFI juga telah menyediakan akomodasi khusus bagi karyawan yang menunjukkan gejala penyakit atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim medis di seluruh area kerja, yakni di Tembagapura dan Kuala Kencana Timika.

   Dr. Firdy Permana, Public Health Manager dari International SOS selaku mitra perusahaan dalam penanganan kesehatan karyawan PTFI menegaskan, pihaknya siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada di area kerja. 

Baca Juga :  Percayakan Pemerintah dan Negara Untuk Menangani Kasus Intan Jaya

  “Kami secara aktif berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika, dan Pemerintah Pusat untuk melakukan seluruh upaya pencegahan penularan dan penanganan COVID-19. Dari pelacakan (tracing) dan pengawasan (surveillance) melalui rapid test dan PCR test yang kami lakukan telah mampu dengan cepat mengindentifikasi kasus-kasus baru yang memberikan optimisme dari segala upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid,” ujar dr. Firdy.

   Ditambahkan dr. Firdy bahwa PTFI juga telah menambah pasokan alat-alat medis seperti alat perlindungan diri dan ventilator, serta menyiapkan ruang-ruang karantina dan isolasi di rumah sakit, klinik, maupun sejumlah barak karyawan yang dalam masa pandemi kami relokasi menjadi area monitoring.

   Sementara itu, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengaku  berkoordinasi erat dengan manajemen PT Freeport Indonesia guna memastikan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid 19 di lingkungan perusahaan berjalan sesuai protokol kesehatan Covid. “Tim Freeport juga telah menyiapkan tenaga ahli dan tambahan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi Covid ini,” jelas Reynold. 

   Ditegaskan pula bahwa sejauh ini Freeport sangat kooperatif dalam mendukung upaya Pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian Covid. “Freeport telah melakukan berbagai upaya preventif, dan memiliki sistem serta prosedur yang baik dalam penanganan pandemi di lingkungan perusahaan,” tambah Reynold.

   PTFI berharap berbagai langkah mitigasi, upaya kolaborasi dengan International SOS dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Mimika, serta komunikasi aktif bersama seluruh pihak terkait ini mampu membantu melindungi para karyawan. “Mari bersama melakukan apa yang kita bisa untuk melandaikan kurva Covid-19,” tutup Riza. (ist/tri)

Diskusi para  karyawan di tambang bawah tanah PTFI yang tetap menerapkan physical distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19. (FOTO: Dok. PT. FI for Cepos)

TIMIKA- Menyikapi pandemic Covid-19 yang semakin merebak di Papua, dimana Kabupaten Mimika menempati peringkat pertama dengan 87 kasus positif Covid-19, maka PT Freeport Indonesia (PTFI) terus memperkuat upaya dan koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Mimika.

    Hal ini dilakukan untuk melindungi karyawan perusahaan dari risiko penyebaran virus corona di seluruh area kerja dan lingkungan sekitar perusahaan. Upaya tersebut antara lain dengan memaksimalkan physical distancing, menyiapkan fasilitas medis di Tembagapura dan Timika yang merupakan area kerja utama perusahaan, serta menutup akses memasuki Tembagapura.

  “Di tengah kelesuan pasar komoditas global akibat perlambatan industri dalam upaya mitigasi Covid-19 di seluruh dunia, sebagai Obyek Vital Nasional yang bergerak di bidang tambang, kegiatan operasional PTFI hingga saat ini tetap berjalan agar bahan baku industri dapat terus tersedia, roda perekonomian lokal dan nasional dapat terus bergerak, dan area tambang tetap produktif dan terjaga kestabilannya. Meski demikian, kami memastikan bahwa keamanan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami,” ujar Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.

  Menurut Riza, bekerja sama dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika, sejak awal Maret 2020, PTFI telah menerapkan berbagai upaya mitigasi yang dapat melipatgandakan protokol kesehatan di area kerja. 

   Beberapa upaya tersebut antara lain dilakuka dengan menerapkan larangan masuk dan pembatasan perjalanan ke luar negeri bagi karyawannya. Kedua, melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap karyawan yang tiba di bandara dan terminal bus dan hendak memasuki area kerja PTFI. “Karyawan yang terdeteksi dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius diwajibkan untuk tidak bekerja dan memeriksakan diri ke tim medis.”ungkapnya. 

Baca Juga :  Pimpinan DPRP Bantah Soal Kevakuman

   Selain itu, PT Freport juga memaksimalkan pembatasan interaksi fisik dan menutup sejumlah 

  fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, dan restoran/kafetaria di seluruh area kerja. Bagi fasilitas umum yang tetap dibuka seperti kantin karyawan dan pasar swalayan, ada garis yang mengatur jarak antrean antar pengunjung  yang telah disiapkan. Pembatasan jarak yang sama diterapkan pula dalam trem dan bus karyawan yang hanya beroperasi di dalam area kerja.

   Standar kebersihan juga dilakukan dengan penyemprotan disinfektan di seluruh kantor dan area kerja,  serta secara aktif merilis berbagai konten edukasi bagi karyawan. “Akses masuk ke Tembagapura sejak 26 Maret 2020 juga sudah ditutup. Namun, seluruh kegiatan operasional pengangkutan logistik tetap dilakukan seperti biasa agar kebutuhan bahan-bahan pokok seperti makanan tetap terpenuhi.”terangnya. 

   Sementara terkait dengan  prosedur skrining dan deteksi awal terhadap risiko penularan Covid-19 di antara karyawan perusahaan, PTFI telah melaksanakan rapid test sesuai dengan proses penelusuran kontak (contact tracing) dan akan dikembangkan secara bertahap hingga mencakup populasi yang lebih luas di area perusahaan.

   Bersamaan dengan itu, PTFI juga menyediakan fasilitas, tenaga, dan prosedur medis untuk mengantisipasi penanganan karyawan di area operasi yang perlu mendapat pemantauan khusus. PTFI juga telah menyediakan akomodasi khusus bagi karyawan yang menunjukkan gejala penyakit atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim medis di seluruh area kerja, yakni di Tembagapura dan Kuala Kencana Timika.

   Dr. Firdy Permana, Public Health Manager dari International SOS selaku mitra perusahaan dalam penanganan kesehatan karyawan PTFI menegaskan, pihaknya siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada di area kerja. 

Baca Juga :  Kemensos Langsung Salurkan Bantuan Pada Korban Kebakaran Pasar Phara

  “Kami secara aktif berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika, dan Pemerintah Pusat untuk melakukan seluruh upaya pencegahan penularan dan penanganan COVID-19. Dari pelacakan (tracing) dan pengawasan (surveillance) melalui rapid test dan PCR test yang kami lakukan telah mampu dengan cepat mengindentifikasi kasus-kasus baru yang memberikan optimisme dari segala upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid,” ujar dr. Firdy.

   Ditambahkan dr. Firdy bahwa PTFI juga telah menambah pasokan alat-alat medis seperti alat perlindungan diri dan ventilator, serta menyiapkan ruang-ruang karantina dan isolasi di rumah sakit, klinik, maupun sejumlah barak karyawan yang dalam masa pandemi kami relokasi menjadi area monitoring.

   Sementara itu, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengaku  berkoordinasi erat dengan manajemen PT Freeport Indonesia guna memastikan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid 19 di lingkungan perusahaan berjalan sesuai protokol kesehatan Covid. “Tim Freeport juga telah menyiapkan tenaga ahli dan tambahan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi Covid ini,” jelas Reynold. 

   Ditegaskan pula bahwa sejauh ini Freeport sangat kooperatif dalam mendukung upaya Pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian Covid. “Freeport telah melakukan berbagai upaya preventif, dan memiliki sistem serta prosedur yang baik dalam penanganan pandemi di lingkungan perusahaan,” tambah Reynold.

   PTFI berharap berbagai langkah mitigasi, upaya kolaborasi dengan International SOS dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Mimika, serta komunikasi aktif bersama seluruh pihak terkait ini mampu membantu melindungi para karyawan. “Mari bersama melakukan apa yang kita bisa untuk melandaikan kurva Covid-19,” tutup Riza. (ist/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya