Saturday, October 5, 2024
29.7 C
Jayapura

Momentum Hari Pancasila, Dua Guru Besar Uncen Jadi Pengibar Bendera

Sebagaimana Pancasila sebagai Ideologi bangsa, namun saat ini berbagai pihak sedang berupaya merong-rong persatuan itu atas dasar kepentingan pribadi. Banyak orang yang berupaya mencederai sejarah, banyak orang yang berusaha membangun ideologi baru atas dasar suku agama, ras maupun golongan. Sehingga akibatnya konflik baik tingkat elit maupun akar rumput terjadi dimana-mana.

Kondisi seperti ini jika dibiarkan berlarut, maka akan berpengaruh pada keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu dimomentum ini mereka sebagai guru besar atau pejabat tertinggi di dunia akademisi ingin menunjukan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Pancasila masih ada dan akan selalu ada untuk kedaulatan bangsa.

“Kami ingin membuktikan kepada seluruh masysrakat indonesia bahwa kita harus tunduk pada pancasila sebagai ideologi bangsa ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Kepsek dan Guru di Merauke Diberi Penguatan Terkait Dapodik 

Diapun mengatakan upaya untuk merong-rong idoelogi bangsa bukan hanya terjadi pada kehidupan masyarakat, namun juga terjadi pada dunia kampus. Dimana berbagai pihak mencoba untuk membangun ideologinya sendiri atas dasar kepentingan pribadi maupun suatu golongan.

Biasanya terjadi karena perbedaan pandangan politik. Untuk menyatukan perbedaan itu, maka tugas seorang dosen terutama mereka sebagai guru besar wajib memberikan edukasi dan pamahaman bagi para mahasiswa salah satunya dengan melibatkan diri sebagai petugas pengibaran sang pusaka serta yang tidak kalah penting melalui proses pembelajaran di dalam ruang kelas.

“Perbedaan boleh boleh saja, dan itu baik untuk pembangunan bangsa ini ke depan, tapi sebagai tenaga pengajar tugas kami terus dan terus memberikan edukasi bagi para mahasiswa agar Pancasila ini tetap menjadi landasan dan pijakan bagi mereka kedepan,” tambah Lefaan.

Baca Juga :  102 Formasi PPPK Tenaga Kesehatan di Mimika Tidak ada Pelamar

Diapun mengatakan karena momentum hari Pancasila ini bersamaan dengan momentum politik, maka diharapkan bagi semua calon pemimpin di Papua untuk berkomitment menjadikan Pancasila sebagai landasan dasar untuk pembangunan daerahnya masing masing.

“Tapi juga menjadi landasan berfikir untuk pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Sebagaimana pemimpin adalah corong masyarakat, maka wajib bagi siapapun yang akan menjadi pemimpin di Papua wajib mengkukuhkan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” tutup Lefaan. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Sebagaimana Pancasila sebagai Ideologi bangsa, namun saat ini berbagai pihak sedang berupaya merong-rong persatuan itu atas dasar kepentingan pribadi. Banyak orang yang berupaya mencederai sejarah, banyak orang yang berusaha membangun ideologi baru atas dasar suku agama, ras maupun golongan. Sehingga akibatnya konflik baik tingkat elit maupun akar rumput terjadi dimana-mana.

Kondisi seperti ini jika dibiarkan berlarut, maka akan berpengaruh pada keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu dimomentum ini mereka sebagai guru besar atau pejabat tertinggi di dunia akademisi ingin menunjukan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Pancasila masih ada dan akan selalu ada untuk kedaulatan bangsa.

“Kami ingin membuktikan kepada seluruh masysrakat indonesia bahwa kita harus tunduk pada pancasila sebagai ideologi bangsa ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Ada Kepala Sekolah Menjabat Bertahun Tahun Hanya dengan Nota Dinas

Diapun mengatakan upaya untuk merong-rong idoelogi bangsa bukan hanya terjadi pada kehidupan masyarakat, namun juga terjadi pada dunia kampus. Dimana berbagai pihak mencoba untuk membangun ideologinya sendiri atas dasar kepentingan pribadi maupun suatu golongan.

Biasanya terjadi karena perbedaan pandangan politik. Untuk menyatukan perbedaan itu, maka tugas seorang dosen terutama mereka sebagai guru besar wajib memberikan edukasi dan pamahaman bagi para mahasiswa salah satunya dengan melibatkan diri sebagai petugas pengibaran sang pusaka serta yang tidak kalah penting melalui proses pembelajaran di dalam ruang kelas.

“Perbedaan boleh boleh saja, dan itu baik untuk pembangunan bangsa ini ke depan, tapi sebagai tenaga pengajar tugas kami terus dan terus memberikan edukasi bagi para mahasiswa agar Pancasila ini tetap menjadi landasan dan pijakan bagi mereka kedepan,” tambah Lefaan.

Baca Juga :  Tak Hanya Pesta Miras, Jembatan Youtefa Juga Digunakan untuk Balapan

Diapun mengatakan karena momentum hari Pancasila ini bersamaan dengan momentum politik, maka diharapkan bagi semua calon pemimpin di Papua untuk berkomitment menjadikan Pancasila sebagai landasan dasar untuk pembangunan daerahnya masing masing.

“Tapi juga menjadi landasan berfikir untuk pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Sebagaimana pemimpin adalah corong masyarakat, maka wajib bagi siapapun yang akan menjadi pemimpin di Papua wajib mengkukuhkan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” tutup Lefaan. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya