Friday, December 27, 2024
25.7 C
Jayapura

Peminat 12.800 Orang, Daya Tampung Hanya 3.500 Orang

DEMO: Sejumlah mahasiswa saat menggelar aksi demo di depan pintu gerbang Kampus Uncen Abepura, Jumat (2/8). Demo ini terkait hasil seleksi penerimaan mahasiswa Uncen Jayapura formasi jalur lokal. ( FOTO : Takim/Cepos)

Rektor Uncen:  Diterima 5.000, 80% Anak Papua dan 20% Mahasiswa Umum

JAYAPURA-Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura sudah merampungkan proses penerimaan calon mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 melalui dua jalur yaitu Jalur Nasional dan  Jalur Mandiri atau Lokal sesuai amanat Undang-undang No. 12 Tahun 2012.

Minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Uncen Jayapura tahun 2019 menurut Rektor Uncen, DR. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT., sangat tinggi yaitu mencapai 12.800 calon mahasiswa baru. Jumlah tersebut menurutnya jauh melebihi daya tampung Uncen sebesar 3.500 calon mahasiswa baru.  

“Yang lulus mencapai 5.000 mahasiswa baru untuk tahun 2019 ini dan Uncen tidak bisa menampung lebih banyak calon mahasiswa baru karena keterbatasan daya tampung. Keterbatasan jumlah dosen, dan keterbatasan fasilitas serta sarana prasarana pendidikan,” ungkap Rektor Apolo Safanpo kepada Cenderawasih Pos, Jumat (2/8).

Dikatakan, dari 5000 mahasiswa baru yang diterima Uncen Jayapura tahun ini, 80 persen merupakan anak asli Papua dan sisanya 20 persen diisi oleh mahasiswa umum. “Ini bisa dilihat di SIAKAD (sistem informasi akademik) Uncen untuk mahasiswa baru tahun 2019  agar lebih jelas,” tegasnya.

Untuk penerimaan mahasiswa baru, Uncen Jayapura menurut Apolo sudah berjuang keras hingga ke pemerintah pusat agar mahasiswa yang diterima 80 persen merupakan anak asli Papua. Menurut Apolo, sesuai sesuai amanat Undang-undang No. 12 Tahun 2012, perguruan tinggi negeri di Indonesia menerima mahasisa baru melalui 2 Jalur, yaitu pertama Jalur Nasional dan Jalur Mandiri atau Lokal. 

Baca Juga :  13 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka

Jalur Nasional terdiri dari jalur non tes atau yang disebut  SNMPTN yang dinilai secara portofolio melalui nilai rapor di SLTA yang datanya diisi oleh sekolah melalui Pangkalan Data Siswa Sekolah (PDSS) dan kedua melalui SBMPTN atau melalui jalur tes tertulis. 

 “Untuk SNMPTN adalah Jalur nasional, namun kami sudah ajukan kebijakan kepada pak menteri dan pak menteri memberi pengecualian dimana untuk Uncen menjadi 80% anak asli Papua, dan 20% untuk umum dan ini juga berlaku untuk SBMPTN. Nah ini juga berlaku untuk SBMPTN  yang seharusnya menjadi jalur nasional untuk umum,” jelasnya. 

PALANG KAMPUS: Seratusan mahasiswa saat melakukan aksi demo dan memalang Gapura Kampus Uncen, Perumnas III, Waena, Jumat (2/8).  ( FOTO : Noel/Cepos)

Apolo menegaskan bahwa untuk SBMPTN, pihaknya kembali meminta kebijakan kepada menteri dan diberikan kekhususan untuk uncen, 80% anak asli Papua dan 20% untuk umum. “Komposisi ini dapat dilihat pada website Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Perlu kami sampaikan juga bahwa daya tampung di Universitas Cenderawasih hanya 3.500 mahasiswa baru yang bisa diterima dalam 1 tahun namun jumlah peminat yang mendaftar di Uncen untuk tahun 2019 mencapai 12.800 calon mahasiswa baru. Ini harus dipahami dan tidak sekedar berargumen,” pungkasnya.

Sementara itu, seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Uncen (SPU) menggelar aksi demo di Kampus Uncen Perumnas III, Waena dan di kampus Abepura, Jumat (2/8). Selain menggelar orasi di depan gapura kampus, mahasiswa juga menutup akses masuk ke kampus baik di kampus Waena maupun Abepura. Aksi demo ini terkait hasil penerimaan calon mahasiswa baru Uncen, yang menurut pendemo tidak sepenuhnya mengakomodir Orang Asli Papua (OAP). 

Baca Juga :  Melek Huruf di Papua Masih Rendah

Koordinator Solidaritas Peduli Uncen, Lucky Siep mengatakan bahwa demo ini karena hasil tes ini tidak mengakomodir banyak anak-anak Papua. “Kami tuntutat mahasiswa Papua harus diutamakan dan kami tidak mengesampingkan yang non Papua. Tapi orang Papua harus diperhatikan,” tuturnya. 

Ia mengatakan tuntun mahasiswa mengacu pada pernyataan rektor Uncen yang sudah berjanji mengutamakan calon mahasiswa OAP. “Kami semua anak – anak Papua harus diprioritaskan sesuai janji Bapak Rektor. Jadi kami dari 9 pimpinan mahasiswa di fakultas bersama MPM  Majelis Permusyawaratan Mahasiswa,” sebutnya. 

Di tempat terpisah salah satu Kordinator aksi, Frengki Lentamon menyebutkan banyak calon mahasiswa OAP yang gugur dalam seleksi jalur lokal. “Kampus Uncen ini merupakan salah satu gerbang bagi OAP untuk bisa berkembang melalui jalur pendidikan. Namun dengan melihat fakta hari ini kami sangat kecewa dan pihak Uncen harus bertanggung jawab atas ini,” ucap Frengki kepada Cenderawasih Pos di sela-sela aksi demo di depan Gapura Kampus Uncen Abepura. 

Frengki mengatakan, pihaknya akan melakukan pemalangan apabila kurang lebih empat ribu calon mahasiswa yang gugur tidak diakomodir. (ade/oel/kim/nat)

DEMO: Sejumlah mahasiswa saat menggelar aksi demo di depan pintu gerbang Kampus Uncen Abepura, Jumat (2/8). Demo ini terkait hasil seleksi penerimaan mahasiswa Uncen Jayapura formasi jalur lokal. ( FOTO : Takim/Cepos)

Rektor Uncen:  Diterima 5.000, 80% Anak Papua dan 20% Mahasiswa Umum

JAYAPURA-Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura sudah merampungkan proses penerimaan calon mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 melalui dua jalur yaitu Jalur Nasional dan  Jalur Mandiri atau Lokal sesuai amanat Undang-undang No. 12 Tahun 2012.

Minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Uncen Jayapura tahun 2019 menurut Rektor Uncen, DR. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT., sangat tinggi yaitu mencapai 12.800 calon mahasiswa baru. Jumlah tersebut menurutnya jauh melebihi daya tampung Uncen sebesar 3.500 calon mahasiswa baru.  

“Yang lulus mencapai 5.000 mahasiswa baru untuk tahun 2019 ini dan Uncen tidak bisa menampung lebih banyak calon mahasiswa baru karena keterbatasan daya tampung. Keterbatasan jumlah dosen, dan keterbatasan fasilitas serta sarana prasarana pendidikan,” ungkap Rektor Apolo Safanpo kepada Cenderawasih Pos, Jumat (2/8).

Dikatakan, dari 5000 mahasiswa baru yang diterima Uncen Jayapura tahun ini, 80 persen merupakan anak asli Papua dan sisanya 20 persen diisi oleh mahasiswa umum. “Ini bisa dilihat di SIAKAD (sistem informasi akademik) Uncen untuk mahasiswa baru tahun 2019  agar lebih jelas,” tegasnya.

Untuk penerimaan mahasiswa baru, Uncen Jayapura menurut Apolo sudah berjuang keras hingga ke pemerintah pusat agar mahasiswa yang diterima 80 persen merupakan anak asli Papua. Menurut Apolo, sesuai sesuai amanat Undang-undang No. 12 Tahun 2012, perguruan tinggi negeri di Indonesia menerima mahasisa baru melalui 2 Jalur, yaitu pertama Jalur Nasional dan Jalur Mandiri atau Lokal. 

Baca Juga :  Perusak Lahan Mangrove Jadi Tersangka

Jalur Nasional terdiri dari jalur non tes atau yang disebut  SNMPTN yang dinilai secara portofolio melalui nilai rapor di SLTA yang datanya diisi oleh sekolah melalui Pangkalan Data Siswa Sekolah (PDSS) dan kedua melalui SBMPTN atau melalui jalur tes tertulis. 

 “Untuk SNMPTN adalah Jalur nasional, namun kami sudah ajukan kebijakan kepada pak menteri dan pak menteri memberi pengecualian dimana untuk Uncen menjadi 80% anak asli Papua, dan 20% untuk umum dan ini juga berlaku untuk SBMPTN. Nah ini juga berlaku untuk SBMPTN  yang seharusnya menjadi jalur nasional untuk umum,” jelasnya. 

PALANG KAMPUS: Seratusan mahasiswa saat melakukan aksi demo dan memalang Gapura Kampus Uncen, Perumnas III, Waena, Jumat (2/8).  ( FOTO : Noel/Cepos)

Apolo menegaskan bahwa untuk SBMPTN, pihaknya kembali meminta kebijakan kepada menteri dan diberikan kekhususan untuk uncen, 80% anak asli Papua dan 20% untuk umum. “Komposisi ini dapat dilihat pada website Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Perlu kami sampaikan juga bahwa daya tampung di Universitas Cenderawasih hanya 3.500 mahasiswa baru yang bisa diterima dalam 1 tahun namun jumlah peminat yang mendaftar di Uncen untuk tahun 2019 mencapai 12.800 calon mahasiswa baru. Ini harus dipahami dan tidak sekedar berargumen,” pungkasnya.

Sementara itu, seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Uncen (SPU) menggelar aksi demo di Kampus Uncen Perumnas III, Waena dan di kampus Abepura, Jumat (2/8). Selain menggelar orasi di depan gapura kampus, mahasiswa juga menutup akses masuk ke kampus baik di kampus Waena maupun Abepura. Aksi demo ini terkait hasil penerimaan calon mahasiswa baru Uncen, yang menurut pendemo tidak sepenuhnya mengakomodir Orang Asli Papua (OAP). 

Baca Juga :  Melek Huruf di Papua Masih Rendah

Koordinator Solidaritas Peduli Uncen, Lucky Siep mengatakan bahwa demo ini karena hasil tes ini tidak mengakomodir banyak anak-anak Papua. “Kami tuntutat mahasiswa Papua harus diutamakan dan kami tidak mengesampingkan yang non Papua. Tapi orang Papua harus diperhatikan,” tuturnya. 

Ia mengatakan tuntun mahasiswa mengacu pada pernyataan rektor Uncen yang sudah berjanji mengutamakan calon mahasiswa OAP. “Kami semua anak – anak Papua harus diprioritaskan sesuai janji Bapak Rektor. Jadi kami dari 9 pimpinan mahasiswa di fakultas bersama MPM  Majelis Permusyawaratan Mahasiswa,” sebutnya. 

Di tempat terpisah salah satu Kordinator aksi, Frengki Lentamon menyebutkan banyak calon mahasiswa OAP yang gugur dalam seleksi jalur lokal. “Kampus Uncen ini merupakan salah satu gerbang bagi OAP untuk bisa berkembang melalui jalur pendidikan. Namun dengan melihat fakta hari ini kami sangat kecewa dan pihak Uncen harus bertanggung jawab atas ini,” ucap Frengki kepada Cenderawasih Pos di sela-sela aksi demo di depan Gapura Kampus Uncen Abepura. 

Frengki mengatakan, pihaknya akan melakukan pemalangan apabila kurang lebih empat ribu calon mahasiswa yang gugur tidak diakomodir. (ade/oel/kim/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya