Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Posyandu Sebulan Sekali Penting Untuk Memantau Tumbuh Kembang Anak

JAYAPURA – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), mengeluarkan kebijakan baru dalam rangka menangani masalah stunting. Sebagaimana memerintahkan agar penimbangan bayi di posyandu tak dilakukan enam bulan sekali melainkan penimbangan wajib dilakukan sebulan sekali.

Terkait dengan hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengaku itu langkah yang tepat dan terbaik dalam hal penanganan kesehatan pada anak.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Robby Kayame menyebut soal posyandu adalah keterlibatan multi pihak. Banyak pihak yang harus bertanggungjawab bukan hanya orang kesehatan. “Jika Kemenko PMK mau melakukan hal yang seperti itu lebih bagus, sehingga para orang tua bisa memantau perjalanan penyakit, tumbuh kembang anak melalui kegiatan di posyandu,” kata Robby saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (2/3).

Yang terpenting kata Robby, perlunya partisipasi dari masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki anak dan balita. Dan untuk meningkatkan pasrtisipasi masyarakat, dibutuhkan kerjasama pemerintah setempat dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat. “Dengan kerjasama yang dibangun antar pihak maka hasil partisipasi masyarakat bertambah dan kita bisa pantau sejak dini status dari balita tersebut,” terangnya.

Baca Juga :  Jelang HUT DWP Papua, Berbagai Kegiatan Dilaksanakan

Menurut Robby, dengan adanya posyandu sebulan sekali  salah satunya bisa mencegah stunting. Sebagaimana banyak faktor yang menyebabkan stunting diantaranya, akibat inveksi, ketersediaan makanan, prilaku, pendapatan, pengetahuan keluarga, gaya hidup orang tua.

“Semua itu mempengaruhi stunting, misalnya orang tua gaya hiudpnya merokok, ibu hamil yang sakit itu juga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan berpotensi stunting,” terangnya.

Dikatakan, posyandu sebulan sekali merupakan hal penting untuk memantau tumbuh kembang anak. Sehingga itu, perlu partisipasi semua orang mengambil bagian untuk mensukseskan posyandu sebulan sekali.  “Anak anak adalah generasi penerus bangsa dan kesehatan anak adalah wajib diperjuangkan oleh orang tua,” tegasnya.

Terkait dengan posyandu sebulan sekali, Robby menyampaikan bahwa Dinkes Papua sendiri sifatnya mengkaji, meneliti, mengevaluasi, membina dan memberikan bimbingan teknis.

Baca Juga :  Angin Segar bagi Pencaker di Papua

“Yang pasti, posyandu sebulan sekali adalah hal yang tepat. Dengan begitu para orang tua mengetahui status kesehatan anaknya setiap bulan.

Sekedar diketahui, Kemenko PMK menyebut penimbangan bayi setiap bulan akan menghasilkan data yang lebih akurat dan tepat sasaran untuk deteksi dan pencegahan stunting. Selain itu, intervensi pencegahan stunting stadium lima pun dapat dilakukan lebih maksimal. Baik dari segi intervensi spesifik dan segi gizi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BKKBN, maupun intervensi sensitif yang meliputi persoalan sanitasi dan lingkungan oleh kementerian terkait. (fia/wen)

JAYAPURA – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), mengeluarkan kebijakan baru dalam rangka menangani masalah stunting. Sebagaimana memerintahkan agar penimbangan bayi di posyandu tak dilakukan enam bulan sekali melainkan penimbangan wajib dilakukan sebulan sekali.

Terkait dengan hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengaku itu langkah yang tepat dan terbaik dalam hal penanganan kesehatan pada anak.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Robby Kayame menyebut soal posyandu adalah keterlibatan multi pihak. Banyak pihak yang harus bertanggungjawab bukan hanya orang kesehatan. “Jika Kemenko PMK mau melakukan hal yang seperti itu lebih bagus, sehingga para orang tua bisa memantau perjalanan penyakit, tumbuh kembang anak melalui kegiatan di posyandu,” kata Robby saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (2/3).

Yang terpenting kata Robby, perlunya partisipasi dari masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki anak dan balita. Dan untuk meningkatkan pasrtisipasi masyarakat, dibutuhkan kerjasama pemerintah setempat dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat. “Dengan kerjasama yang dibangun antar pihak maka hasil partisipasi masyarakat bertambah dan kita bisa pantau sejak dini status dari balita tersebut,” terangnya.

Baca Juga :  Kemenkeu Salurkan Rp 1,26 T Dana DAU ke 33 Pemda di Papua

Menurut Robby, dengan adanya posyandu sebulan sekali  salah satunya bisa mencegah stunting. Sebagaimana banyak faktor yang menyebabkan stunting diantaranya, akibat inveksi, ketersediaan makanan, prilaku, pendapatan, pengetahuan keluarga, gaya hidup orang tua.

“Semua itu mempengaruhi stunting, misalnya orang tua gaya hiudpnya merokok, ibu hamil yang sakit itu juga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan berpotensi stunting,” terangnya.

Dikatakan, posyandu sebulan sekali merupakan hal penting untuk memantau tumbuh kembang anak. Sehingga itu, perlu partisipasi semua orang mengambil bagian untuk mensukseskan posyandu sebulan sekali.  “Anak anak adalah generasi penerus bangsa dan kesehatan anak adalah wajib diperjuangkan oleh orang tua,” tegasnya.

Terkait dengan posyandu sebulan sekali, Robby menyampaikan bahwa Dinkes Papua sendiri sifatnya mengkaji, meneliti, mengevaluasi, membina dan memberikan bimbingan teknis.

Baca Juga :  Dit Polairud Polda Papua Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pemilu

“Yang pasti, posyandu sebulan sekali adalah hal yang tepat. Dengan begitu para orang tua mengetahui status kesehatan anaknya setiap bulan.

Sekedar diketahui, Kemenko PMK menyebut penimbangan bayi setiap bulan akan menghasilkan data yang lebih akurat dan tepat sasaran untuk deteksi dan pencegahan stunting. Selain itu, intervensi pencegahan stunting stadium lima pun dapat dilakukan lebih maksimal. Baik dari segi intervensi spesifik dan segi gizi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BKKBN, maupun intervensi sensitif yang meliputi persoalan sanitasi dan lingkungan oleh kementerian terkait. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya