Tiba di Keneyam, Penjabat Bupati Namia Gwijangge Disambut Ribuan Warga
KENEYAM-Tiba di Keneyam Kabupaten Nduga, Rabu (1/6), Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge, S.Pd, M.Si disambut ribuan masyarakat Nduga yang berasal dari 32 distrik yang ada di Kabupaten Nduga.
Pertama kalinya mantan kepala sekolah itu kembali ke Nduga setelah dirinya dilantik Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian beserta empat Penjabat Bupati dan Wali Kota Jayapura di Jakarta, Jumat (27/5) lalu.
Bupati Nduga diarak warga Nduga sejak dari bandara hingga menuju ke lapangan Kantor Bupati Nduga, tempat dimana acara ibadah pengucapan syukur dan penyambutan Bupati Nduga dilakukan. Dimana sebelumnya telah dilakukan acara bakar batu.
Bupati Namia Gwijangge juga sebelumnya mampir berdoa di Gereja Kemah Injil Papua didampingi sang isteri dan beberapa pejabat lainnya.
Di hadapan ribuan warga Nduga yang memenuhi lapangan, Bupati Namia Gwijangge menyampaikan jika dirinya tidak secara langsung menjadi Penjabat Bupati. Melainkan berproses, dimana pernah menjadi seorang guru biasa, pegawai biasa, kepala sekolah, kepala bagian, kepala dinas, asisten Sekda hingga akhirnya mendapat anugrah dari Tuhan untuk menjadi Bupati Nduga.
“Negara mengangkat saya menjadi bupati dan menugaskan saya di Nduga. Ada tiga tugas yang negara berikan kepada saya, dan akan saya lakukan dalam satu hingga dua tahun kedepan,” kata Bupati Namia Gwijangge.
Adapun tugas pertama yang akan dilakukan menurut Bupati Namia Gwijangge yaitu akan menjalankan pemerintahan, menjalankan pembangunan, menjalankan kegiatan sosial kemasyarakatan dalam pemerintahan Kabupaten Nduga.
Tugas yang kedua yakni mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan umum DPRD Kabupaten Nduga, DPR Provinsi, DPR RI dan DPD RI serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Nduga tahun 2024-2029. Sementara tugas yang ketiga yakni menjaga keamanan, ketertiban dan melindungi masyarakat yang ada di Nduga.
“Saya juga harus melakukan sesuatu, tak sekedar mengisi kekosongan melainkan menjalankan apa yang ada tetapi harus melakukan sesuatu. Melanjutkan program-program yang ada, sementara program yang sudah ada akan kami teruskan,” ungkapnya.
Lanjutnya, jika ada program yang tidak sesuai dengan aturan maka ia akan memperbaikinya dan membenahi itu secara bersama-sama. Termasuk dengan persoalan pengungsian warga Nduga yang saat ini masih berada di Kabupaten Jayawijaya dan Mimika.
Untuk masyarakat Nduga yang ada di dua kabupaten ini, Bupati Namia Gwijangge menyampaikan bahwa ia akan melakukan MoU dengan rumah sakit setempat yang ada di Wamena dan Mimika. Sehingga masyarakat Nduga bisa berobat secara gratis.
“Saya akan buat MoU dengan Pemda Jayawijaya dan RSUD Wamena serta Rumah Sakit Karitas yang ada di Mimika. Sehingga masyarakat Nduga yang ada di dua kabupaten tersebut bisa berobat di sana secara gratis,” terangnya.
Selain itu, banyak ruko-ruko yang dibangun tetapi tidak ada isinya. Bupati meminta Disperindakop segera mendata dan akan diberikan modal usaha kepada warga untuk membangun usahanya. Begitu juga dengan Dinas Perumahan, segera mendata masyarakat yang rumahnya sudah rusak sehingga dilakukan rehab dalam waktu singkat agar bisa segera ditempati.
Bupati juga mengaku jika dirinya sudah bertemu dengan Direktur Utama PLN di Jakarta membahas soal listrik di Nduga. Dimana pihak PLN siap membantu mesin dengan kapasitas besar. Sehingga listrik di Nduga kedepan bisa menyala selama 24 jam. Begitu juga dengan air bersih, sedang didorong dengan harapan agar ekonomi bisa berkembang di Nduga.
“Beberapa langkah-langkah itu akan saya lakukan. Saya minta dukugan dari masyarakat Nduga untuk menjaga keamanan di daerah ini (Nduga-red). Sebab Nduga kampung kita bersama, saling jaga satu dan lainnya,” pintanya.
Bupati menegaskan jika dirinya menjadi bupati di Nduga untuk masyarakat 32 distrik dan 248 kampung. Sehingga ia mengajak semua masyarakat Nduga untuk sama-sama saling menjaga satu dan lainnya, serta n bersama untuk membangun Kabupaten Nduga ke depannya.
“Kita harus bersatu dan jangan saling menjatuhkan, mari bersatu bergandengan tangan membangun Nduga. Daerah besar tidak akan berkembang dan tidak akan maju sendiri jikalau kita tidak bersatu, jika tidak ada persatuan maka pembangunan dan kemajuan tidak akan pernah terjadi. Namun jika ada persatuan, kebersamaan dan ada komitmen yang tinggi, maka ada kemajuan dan perubahan,” ucapnya.
Bupati Namia Gwijangge juga meminta warga agar gedung-gedung yang sudah dibangun jangan dirusak, melainkan sama sama menjaganya. Sebab gedung tersebut merupakan aset milik Kabupaten Nduga. Untuk itu ia meminta masyarakat tidak merusak gedung gedung yang ada. Ia juga meminta untuk tidak melakukan palang memalang.
“Selama kepemimpinan saya ini, saya tidak akan duduk manis di kantor, melainkan saya akan keliling melihat masyarakat dan ada yang harus saya tuntaskan di Nduga. Sehingga akan menjadi kenangan dimasa kepemimpinan saya harus ada sesuatu yang harus saya buat untuk masyarakat Nduga,” ucapnya.
Bupati juga meminta siapa saja untuk tidak boleh melakukan aktivitas minum keras (Miras). Entah itu pegawia negeri, TNI-Polri ataupun masyarakat. Apalagi datang ribut di kantor.
“Jika ada yang ketahuan Miras, akan saya lapor ke Panglima dan Kapolda. Begitu juga dengan pegawai negeri, kalau ketahuan Miras saya akan copot jabatannya. Tidak boleh Miras di Nduga, kita harus menjaga Nduga dan masyarakatnya,” tegasnya.
Bupati Namia Gwijangge sangat mengapresiasi masyarakat atas penyambutan dirinya setiba di Kabupaten Nduga. Hal ini, menunjukan ada kerinduan besar dan harus ada kemajuan dan perubahan di Kabupaten Nduga.
“Antusiasme masyarakat atas penyambutan saya mereka menyambut pemimpin. Mereka ingin supaya ada perubahan di Nduga dan ada kemajuan di tanah ini. Saya berharap masyarakat saya juga bisa berkembang seperti yang lainnya yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
Dikatakan, sejak dirinya dilantik hingga Desember mendatang. Ada beberapa program yang harus ia tuntaskan.
Untuk pendidikan sendiri menurut Namia Gwijangge, hal itu sangat penting. Sehingga ia mengharapkan kepada semua anak-anak generasi muda yang ada di Nduga, agar tidak ada yang putus sekolah. Sebab biaya SPP dari TK hingga SMA tidak dipungut biaya
“Pemerintah siapkan dana operasional kepada sekolah yang ada di Nduga, sehingga anak-anak medapat akses pendidikan gratis, tidak boleh membebani orang tua. Jika ada anak-anak Nduga yang lulusan SMA tahun ini ada yang mau masuk kedokteran, harus melapor ke saya supaya saya bekerja sama dengan perguruan tinggi. Kita buat MoU sehingga anak-anak Nduga kita kirim sekolah dokter,” bebernya.
Hal ini jadi perhatiannya, karena menurut Namia Gwijangge, para dokter yang berasal dari luar Nduga, tidak bisa bertahan di Nduga. Jika ada masalah para dokter meninggalkan tempat karena ketakutan dan itu berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan dan lainnya di Kabupaten Nduga.
“Rumah sakit sudah ada di Kabupaten Nduga, kita sekarang butuh dokter. Memang ada anak-anak Nduga yang selama ini sudah dibantu dari dana APBD Nduga kalau selesai harus datang melayani di Nduga,” pungkasnya. (fia/nat)