Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Enam Kabupaten dengan Prevalensi Stunting Tertinggi di Papua Tengah

TIMIKA – Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting di Tahun 2024 turun ke angka 14 persen. Sepertinya ini akan menjadi pekerjaan berat, sebab sejumlah daerah memiliki prevalensi yang masih tinggi dari angka nasional.

Bahkan di wilayah Papua Tengah, setidaknya masih ada enam kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi dari provinsi. Enam kabupaten tersebut yakni Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, Paniai dan Mimika.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr Silwanus Sumule pada kegiatan Raker Kesehatan Daerah Provinsi Papua Tengah yang digelar di Timika mengatakan percepatan penurunan stunting jadi salah satu dari tiga program prioritas Pemprov Papua Tengah di bidang kesehatan. Dua lainnya yaitu layanan mobile health service dan akselerasi akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Baca Juga :  Selain Nyamuk, Kesadaran Masyarakat jadi Penyebab Tingginya Kasus Malaria

Pendekatan terhadap tiga program ini kata Silwanus, dilakukan melalui penyusunan program, perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaksanaan dan pendampingan yang tepat. Dari sisi anggaran, pada Tahun 2023 ini Pemprov Papua Tengah menganggarkan dana Rp 57,5 miliar untuk membayar premi Jaminan Kesehatan Nasional termasuk Rp 28,2 miliar untuk Kartu Otsus Sehat.

“Untuk itu saya minta perhatian dari yang sungguh-sungguh bagi para direktur rumah sakit, kepala dinas kesehatan untuk memastikan seluruh masyarakat Papua Tengah khususnya orang asli Papua harus mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” katanya.

Terkait percepatan penurunan stunting, Pemprov Papua Tengah juga telah membentuk tim dan menyiapkan dana hampir Rp 50 miliar. Sehingga fasilitas kesehatan diminta memperhatikan beberapa hal.

Baca Juga :  JWW Tetap Ikut Debat Kandidat Meski Tanpa Ausilius You

Seperti melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah bagi kelompok remaja putri. Pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan bagi ibu hamil. Pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pengganti ASI kaya protein bagi balita serta meningkatkan cakupan dan perluasan imunisasi.

“Saya sungguh menaruh harapan kepada insan kesehatan saling bahu membahu percepat penurunan stunting di Papua Tengah. Dengan penurunan stunting ini saya berharap akan tercapai manusia Papua Tengah yang unggul dalam persaingan global,” ujar Silwanus.

Ia juga ingin memastikan dua rumah sakit di Papua Tengah yakni RSUD Nabire dan RSUD Mimika menjadi penyangga pelayanan medik di Provinsi Papua Tengah sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan nasional.(ryu)

TIMIKA – Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting di Tahun 2024 turun ke angka 14 persen. Sepertinya ini akan menjadi pekerjaan berat, sebab sejumlah daerah memiliki prevalensi yang masih tinggi dari angka nasional.

Bahkan di wilayah Papua Tengah, setidaknya masih ada enam kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi dari provinsi. Enam kabupaten tersebut yakni Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, Paniai dan Mimika.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr Silwanus Sumule pada kegiatan Raker Kesehatan Daerah Provinsi Papua Tengah yang digelar di Timika mengatakan percepatan penurunan stunting jadi salah satu dari tiga program prioritas Pemprov Papua Tengah di bidang kesehatan. Dua lainnya yaitu layanan mobile health service dan akselerasi akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Baca Juga :  Tingkatkan Akses Layanan Kesehatan

Pendekatan terhadap tiga program ini kata Silwanus, dilakukan melalui penyusunan program, perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaksanaan dan pendampingan yang tepat. Dari sisi anggaran, pada Tahun 2023 ini Pemprov Papua Tengah menganggarkan dana Rp 57,5 miliar untuk membayar premi Jaminan Kesehatan Nasional termasuk Rp 28,2 miliar untuk Kartu Otsus Sehat.

“Untuk itu saya minta perhatian dari yang sungguh-sungguh bagi para direktur rumah sakit, kepala dinas kesehatan untuk memastikan seluruh masyarakat Papua Tengah khususnya orang asli Papua harus mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” katanya.

Terkait percepatan penurunan stunting, Pemprov Papua Tengah juga telah membentuk tim dan menyiapkan dana hampir Rp 50 miliar. Sehingga fasilitas kesehatan diminta memperhatikan beberapa hal.

Baca Juga :  Selain Nyamuk, Kesadaran Masyarakat jadi Penyebab Tingginya Kasus Malaria

Seperti melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah bagi kelompok remaja putri. Pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan bagi ibu hamil. Pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pengganti ASI kaya protein bagi balita serta meningkatkan cakupan dan perluasan imunisasi.

“Saya sungguh menaruh harapan kepada insan kesehatan saling bahu membahu percepat penurunan stunting di Papua Tengah. Dengan penurunan stunting ini saya berharap akan tercapai manusia Papua Tengah yang unggul dalam persaingan global,” ujar Silwanus.

Ia juga ingin memastikan dua rumah sakit di Papua Tengah yakni RSUD Nabire dan RSUD Mimika menjadi penyangga pelayanan medik di Provinsi Papua Tengah sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan nasional.(ryu)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya