Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Penataan Pasar Otonom Diminta Diperhatikan

JAYAPURA-Maraknya pedagang musiman yang berjualan di depan Pasar Otonom Kotaraja, Distrik Abepura membuat pedagang utama yang berada di dalam pasar mengeluh. Pasalnya keberaaan pedagang musiman yang berjualan di luar pasar, dapat mematikan usaha mereka yang berjualan di dalam pasar.

“Padahal kami ini pedagang tetap dan kalau pedagang dari luar diizinkan jualan bebas di pinggir jalan, lantas buat apa bikin pasar semegah ini,” ungkap Risken (45) salah seorang pedagang yang ditemui Cenderawasih Pos, Minggu (2/7) sore.

Risken menilai kehadiran pedagang musiman, yang notabene dari wilayah Arso, Kabupaten Keerom dan Koya, Distrik Muara Tami, sangat berdampak dengan keberadaan pedagang di Pasar Otonom, terutama dari sisi penghasilan.

Untuk itu mereka meminta Pemkot Jayapura dalam hal ini instansi terkait agar memperhatikan penataan pasar. Sebab dengan kondisi ini rentan terjadinya konfliks sosial.

Baca Juga :  Kebakaran di Hamadi, Penjual Cilok Tewas Terbakar

“Kalau mereka (pedagang musiman, red) bebas jualan begitu, lalu kami yang pedagang tetap ini mau dapat apa,” katanya dengan kesal.

Risken juga mengaku kesal, lantaran kehadiran pedagang musiman ini terkesan ada pembiaran dari pemerintah. Pasalnya para pedagang ini diberikan karcis oleh penjaga pasar. Sehingga dia menilai langkah ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah.

“Kita juga bingung, karena pedagang musiman ini, mereka bayar karcis. Kalau begitukan artinya diizinkan jual di pinggir jalan, lalu buat apa bikin pasar kalau pedagang diizinkan jualan di pinggir jalan begitu. Kami minta diperhatikan secara serius penataan pasar otonom ini,” tutupnya.

Sementara itu pedagang musiman yang namanya enggan disebutkan, mengaku setiap harinya berjualan di pinggir jalan. “Kami hanya datang bawa hasil bumi, untuk pedagang di pasar, juga pedagang sayur keliling,” jelasnya.

Baca Juga :  Ratusan Botol Miras Disita Selama Pemilu

Selain melayani jualan borangan, para pedagang musiman ini juga melayni pembelian eceran. Namun jualan mereka terbatas  dari sore hingga malam hari.

“Tidak setiap hari, kadang kalau buah-buahan atau sayur panen kami datang jualan,” tuturnya.

Diakuinya mereka juga membayar iuran perhari sebesar Rp 5 ribu perhari. “Memang kita bayar tempat juga, kalau diminta yang kita bayar, sepetti selama ini kita bayar setiap hari Rp. 5 ribu,” pungkasnya. (rel/nat) 

JAYAPURA-Maraknya pedagang musiman yang berjualan di depan Pasar Otonom Kotaraja, Distrik Abepura membuat pedagang utama yang berada di dalam pasar mengeluh. Pasalnya keberaaan pedagang musiman yang berjualan di luar pasar, dapat mematikan usaha mereka yang berjualan di dalam pasar.

“Padahal kami ini pedagang tetap dan kalau pedagang dari luar diizinkan jualan bebas di pinggir jalan, lantas buat apa bikin pasar semegah ini,” ungkap Risken (45) salah seorang pedagang yang ditemui Cenderawasih Pos, Minggu (2/7) sore.

Risken menilai kehadiran pedagang musiman, yang notabene dari wilayah Arso, Kabupaten Keerom dan Koya, Distrik Muara Tami, sangat berdampak dengan keberadaan pedagang di Pasar Otonom, terutama dari sisi penghasilan.

Untuk itu mereka meminta Pemkot Jayapura dalam hal ini instansi terkait agar memperhatikan penataan pasar. Sebab dengan kondisi ini rentan terjadinya konfliks sosial.

Baca Juga :  Kebakaran di Hamadi, Penjual Cilok Tewas Terbakar

“Kalau mereka (pedagang musiman, red) bebas jualan begitu, lalu kami yang pedagang tetap ini mau dapat apa,” katanya dengan kesal.

Risken juga mengaku kesal, lantaran kehadiran pedagang musiman ini terkesan ada pembiaran dari pemerintah. Pasalnya para pedagang ini diberikan karcis oleh penjaga pasar. Sehingga dia menilai langkah ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah.

“Kita juga bingung, karena pedagang musiman ini, mereka bayar karcis. Kalau begitukan artinya diizinkan jual di pinggir jalan, lalu buat apa bikin pasar kalau pedagang diizinkan jualan di pinggir jalan begitu. Kami minta diperhatikan secara serius penataan pasar otonom ini,” tutupnya.

Sementara itu pedagang musiman yang namanya enggan disebutkan, mengaku setiap harinya berjualan di pinggir jalan. “Kami hanya datang bawa hasil bumi, untuk pedagang di pasar, juga pedagang sayur keliling,” jelasnya.

Baca Juga :  Diambil Sumpah, Para Advokad Diminta Jaga Kepercayaan

Selain melayani jualan borangan, para pedagang musiman ini juga melayni pembelian eceran. Namun jualan mereka terbatas  dari sore hingga malam hari.

“Tidak setiap hari, kadang kalau buah-buahan atau sayur panen kami datang jualan,” tuturnya.

Diakuinya mereka juga membayar iuran perhari sebesar Rp 5 ribu perhari. “Memang kita bayar tempat juga, kalau diminta yang kita bayar, sepetti selama ini kita bayar setiap hari Rp. 5 ribu,” pungkasnya. (rel/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya