Monday, May 13, 2024
31.7 C
Jayapura

Tak Suka Bubur, Lebih Suka Nasi Bungkus

JAYAPURA – Pasien gizi buruk bernama Demesto kini telah ditangani pihak medis di RSUD Dok II Jayapura. Dari lengan dan kakinya yang tersisa tulang terbungkus kulit ditempel jarum dan selang infus. Sesekali balita berusia belum sampai 2 tahun ini terlihat menjerit dan menangis menahan sakit. Namun untungnya saat ditengok pada Sabtu (13/5) kemarin ia terlihat sedang duduk sambil makan.

Hanya saja makanan yang diberikan adalah nasi bungkus dengan lauk yang terlihat cukup keras. Saat itu ia sedang mengunyah ayam dari nasi tersebut. Sang ayah, Norten Salla  menyampaikan bahwa nasi bungkus tersebut ia yang membelikan karena sang anak lebih cocok memakan nasi seperti itu. “Kalau bubur dia (pasien) tidak terlalu suka. Dia maunya seperti itu (nasi bungkus),” kata Norten kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  22 Tahun Otsus, Ada Kemajuan Tapi Tak Signifikan

Dikatakan sang anak kini sudah lebih baik meski masih suka menangis. Ini tak lepas dari nyeri di perutnya akibat lama tidak mengkonsumsi makanan. Sang ayah yang bekerja sebagai guru di Batani, Pegunungan Bintang menyampaikan bahwa ia tak mengetahui jika sang anak kondisinya seperti saat ini.

Sebelum bertugas mengajar di Pegunungan Bintang, ia menitipi sang anak kepada keluarganya yang tinggal di Sentani Kota, Kabupaten Jayapura. “Saya kaget juga dan sedih karena saat lihat ternyata anak saya seperti itu (gizi buruk), padahal setiap bulan saya mengirimkan uang untuk keperluan anak ini,” ceritanya. Norten sendiri akhirnya memilih untuk membawa sang anak ke Nalca, Yahukimo lantaran khawatir jika sang anak akhirnya meninggal

Baca Juga :  TC Belum Jalan, KONI Papua "Mengadu" ke DPRP

Ia tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit jika harus memakamkan di Sentani. “Kalau di Nalca kami bebas memakamkan dan tidak ada biaya makanya saya putuskan bawa ke Nalca,” bebernya. (ade/wen)

JAYAPURA – Pasien gizi buruk bernama Demesto kini telah ditangani pihak medis di RSUD Dok II Jayapura. Dari lengan dan kakinya yang tersisa tulang terbungkus kulit ditempel jarum dan selang infus. Sesekali balita berusia belum sampai 2 tahun ini terlihat menjerit dan menangis menahan sakit. Namun untungnya saat ditengok pada Sabtu (13/5) kemarin ia terlihat sedang duduk sambil makan.

Hanya saja makanan yang diberikan adalah nasi bungkus dengan lauk yang terlihat cukup keras. Saat itu ia sedang mengunyah ayam dari nasi tersebut. Sang ayah, Norten Salla  menyampaikan bahwa nasi bungkus tersebut ia yang membelikan karena sang anak lebih cocok memakan nasi seperti itu. “Kalau bubur dia (pasien) tidak terlalu suka. Dia maunya seperti itu (nasi bungkus),” kata Norten kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Kebakaran di Kali Acai Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Dikatakan sang anak kini sudah lebih baik meski masih suka menangis. Ini tak lepas dari nyeri di perutnya akibat lama tidak mengkonsumsi makanan. Sang ayah yang bekerja sebagai guru di Batani, Pegunungan Bintang menyampaikan bahwa ia tak mengetahui jika sang anak kondisinya seperti saat ini.

Sebelum bertugas mengajar di Pegunungan Bintang, ia menitipi sang anak kepada keluarganya yang tinggal di Sentani Kota, Kabupaten Jayapura. “Saya kaget juga dan sedih karena saat lihat ternyata anak saya seperti itu (gizi buruk), padahal setiap bulan saya mengirimkan uang untuk keperluan anak ini,” ceritanya. Norten sendiri akhirnya memilih untuk membawa sang anak ke Nalca, Yahukimo lantaran khawatir jika sang anak akhirnya meninggal

Baca Juga :  Perlu Mengevaluasi Konflik Bersenjata yang Terjadi di Papua

Ia tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit jika harus memakamkan di Sentani. “Kalau di Nalca kami bebas memakamkan dan tidak ada biaya makanya saya putuskan bawa ke Nalca,” bebernya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya