Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Lepas Suntuk Dengan Lihat Sunset, Lebih Ramai di Akhir Pekan

Menikmati Suasana Senja di Lokasi  Eks Venue Dayung Teluk Youtefa

Pasca tak lagi digunakan sebagai kegiatan olahraga dayung, Eks Venue Dayung PON XX Papua, memang sempat dipalang masyarakat. Tapi kini, lokasi ini banyak dikunjungi masyarakat, terutama saat menjelang senja.

Laporan: Elfira_Jayapura

Ada yang datang membawa pasangan, membawa teman hingga datang bersama keluarga. Duduk di tempat yang telah disediakan, tertawa, bercengkrama sembari menikmati pemandangan yang ada. Begitulah pemandangan yang terlihat di eks venue dayung, terutama pada sore hari  di lokasi ini.

  Eks Venue cabang olahraga (Cabor) dayung yang berlokasi di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua ini, memang  memiliki keindahan yang sangat luar biasa.

  Lokasinya tak jauh dari pusat keramaian Kota Jayapura. Masyarakat yang ingin mendatangi eks venue dayung bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut. Keindahan alam luar biasa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke tempat tersebut.

  Bahkan, lokasi ini kini menjadi tempat tongkrongan kawula muda yang ada di kota ini. Terutama waktu petang sembari menikmati senja dan deburan ombak, juga memandang perahu perahu nelayan yang berlalu lalang menangkap ikan.

Baca Juga :  Hanya Sekedar Hobi Tapi Bisa Menghasilkan Uang

  Terlepas dari persoalan sengketa menyangkut hak ulayat, namun hamparan laut yang terbentang luas dihiasi oleh pemandangan indah dari bukit atau pegunungan Abepura, membuat takjub siapapun yang berkunjung.

  Fuji, seorang mahasiswi yang ditemui Cenderawasih Pos Kamis (16/3) tengah asik menikmati jajanan kala langit mulai mengeluarkan semburan jingganya. Ia tak sendiri, melainkan bersama teman ceweknya.

  Pelajar 18 tahun itu mengunjungi lokasi tersebut hanya untuk menyaksikan sunset, ia mengaku suntuk dengan aktivitas kuliah seharian. “Ke sini (Eks Venue Dayung-red) karena lagi pengen lihat sunset, ingin mereflekskan pikiran setelah kuliah seharian,” ucap pelajar yang lahir dan besar di Kota Jayapura ini.

  Untuk masuk ke lokasi, Fuji mengaku membayar Rp 10 ribu ke penjaganya yang berada di pintu masuk. “Untuk tempatnya aman, tidak ada gangguan,” kata Fuji.

  Fuji mendorong pengelola lokasi untuk menyediakan tempat sampah di lokasi tersebut, sehingga warga tidak membuang sampahnya sembarangan.

Tak hanya pengunjung, ada juga penjual keliling di lokasi tersebut. Ahmad misalkan, memiliki usaha Warkop Keliling dengan menggunakan kendaraan roda dua kerap mangkal di eks venue dayung.

  Untuk masuk ke lokasi, Ahmad membayar ke penjaga tempat sebesar Rp 20 ribu sekali masuk.

Baca Juga :  Pertahankan Alat Masak Tradisional demi Cita Rasa Asli

“Jika melihat suasana ramai saya masuk, jika sepi saya tidak masuk. Ntar rugi sayanya,” ucapnya sembari tersenyum.

  Berjualan di lokasi tersebut kata Ahmad pendapatannya tak menentu, jika ramai sehari bisa laku Rp 200 ribu. Namun jika sepi, sehari hanya bisa laku Rp 25 ribu.

  “Tetap disyukuri soal pendapatan, namun tempatnya sejauh ini aman tidak ada gangguan,” terangnya.

  Sementara itu, penjaga eks Venue Dayung Ardi mengungkapkan ramainya pengunjung saat sabtu dan minggu yang bisa mencapai 400 orang per hari. Sementara hari biasa, pengunjung yang datang 100-san.

  “Weekend biasanya paling ramai, mereka datang sekedar foto foto, bersantai sambil menikmati pemandangan,” ucapnya.

  Untuk masuk ke lokasi, kata Ardi, ada biaya yang harus dikeluarkan pengunjung. Mobil Rp 20 ribu sementara motor Rp 10 ribu sekali masuk.

  “Berharap tempat ini bisa menjadi tempat wisata kedepannya yang bisa dikembangkan oleh  masyarakat yang punya hak ulayat,” harapnya.

  Ia pun mengingatkan para pengunjung ke lokasi untuk memperhatikan sampahnya, artinya tidak membuang sampah sembarangan. (*/tri) 

Menikmati Suasana Senja di Lokasi  Eks Venue Dayung Teluk Youtefa

Pasca tak lagi digunakan sebagai kegiatan olahraga dayung, Eks Venue Dayung PON XX Papua, memang sempat dipalang masyarakat. Tapi kini, lokasi ini banyak dikunjungi masyarakat, terutama saat menjelang senja.

Laporan: Elfira_Jayapura

Ada yang datang membawa pasangan, membawa teman hingga datang bersama keluarga. Duduk di tempat yang telah disediakan, tertawa, bercengkrama sembari menikmati pemandangan yang ada. Begitulah pemandangan yang terlihat di eks venue dayung, terutama pada sore hari  di lokasi ini.

  Eks Venue cabang olahraga (Cabor) dayung yang berlokasi di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua ini, memang  memiliki keindahan yang sangat luar biasa.

  Lokasinya tak jauh dari pusat keramaian Kota Jayapura. Masyarakat yang ingin mendatangi eks venue dayung bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut. Keindahan alam luar biasa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke tempat tersebut.

  Bahkan, lokasi ini kini menjadi tempat tongkrongan kawula muda yang ada di kota ini. Terutama waktu petang sembari menikmati senja dan deburan ombak, juga memandang perahu perahu nelayan yang berlalu lalang menangkap ikan.

Baca Juga :  Warga di Daerah Rawan Bencana Harus Waspada dan Tetap Jaga Lingkungan

  Terlepas dari persoalan sengketa menyangkut hak ulayat, namun hamparan laut yang terbentang luas dihiasi oleh pemandangan indah dari bukit atau pegunungan Abepura, membuat takjub siapapun yang berkunjung.

  Fuji, seorang mahasiswi yang ditemui Cenderawasih Pos Kamis (16/3) tengah asik menikmati jajanan kala langit mulai mengeluarkan semburan jingganya. Ia tak sendiri, melainkan bersama teman ceweknya.

  Pelajar 18 tahun itu mengunjungi lokasi tersebut hanya untuk menyaksikan sunset, ia mengaku suntuk dengan aktivitas kuliah seharian. “Ke sini (Eks Venue Dayung-red) karena lagi pengen lihat sunset, ingin mereflekskan pikiran setelah kuliah seharian,” ucap pelajar yang lahir dan besar di Kota Jayapura ini.

  Untuk masuk ke lokasi, Fuji mengaku membayar Rp 10 ribu ke penjaganya yang berada di pintu masuk. “Untuk tempatnya aman, tidak ada gangguan,” kata Fuji.

  Fuji mendorong pengelola lokasi untuk menyediakan tempat sampah di lokasi tersebut, sehingga warga tidak membuang sampahnya sembarangan.

Tak hanya pengunjung, ada juga penjual keliling di lokasi tersebut. Ahmad misalkan, memiliki usaha Warkop Keliling dengan menggunakan kendaraan roda dua kerap mangkal di eks venue dayung.

  Untuk masuk ke lokasi, Ahmad membayar ke penjaga tempat sebesar Rp 20 ribu sekali masuk.

Baca Juga :  ’’Pulang ke Tanah Air’’ dengan Nasi Goreng Kambing di Gravenstraat 24-A 

“Jika melihat suasana ramai saya masuk, jika sepi saya tidak masuk. Ntar rugi sayanya,” ucapnya sembari tersenyum.

  Berjualan di lokasi tersebut kata Ahmad pendapatannya tak menentu, jika ramai sehari bisa laku Rp 200 ribu. Namun jika sepi, sehari hanya bisa laku Rp 25 ribu.

  “Tetap disyukuri soal pendapatan, namun tempatnya sejauh ini aman tidak ada gangguan,” terangnya.

  Sementara itu, penjaga eks Venue Dayung Ardi mengungkapkan ramainya pengunjung saat sabtu dan minggu yang bisa mencapai 400 orang per hari. Sementara hari biasa, pengunjung yang datang 100-san.

  “Weekend biasanya paling ramai, mereka datang sekedar foto foto, bersantai sambil menikmati pemandangan,” ucapnya.

  Untuk masuk ke lokasi, kata Ardi, ada biaya yang harus dikeluarkan pengunjung. Mobil Rp 20 ribu sementara motor Rp 10 ribu sekali masuk.

  “Berharap tempat ini bisa menjadi tempat wisata kedepannya yang bisa dikembangkan oleh  masyarakat yang punya hak ulayat,” harapnya.

  Ia pun mengingatkan para pengunjung ke lokasi untuk memperhatikan sampahnya, artinya tidak membuang sampah sembarangan. (*/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya