Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Mutu Pendidikan Tinggi Rendah Karena Faktor Ekonomi   

JAYAPURA-Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Papua dan Papua Barat Suriel S Mofu, menyampaikan angka partisipasi pendidikan tinggi di Papua masih sangat rendah, yaitu 11 (Sebelas) persen. Hal ini membuktikan bahwa 89 persen usia pendidikan tinggi di Papua, belum mendapatkan partisipasi yang signifikan.

  Iapun menjelaskan tahun 2018, pihak LLDIKTI Wilayah Papua melakukan survei, terhadap mahasiwa di seluruh tanah Papua. Dimana yang terdaftar di perguruan tinggi swasta, ada sebanyak 86 ribu mahasiswa.

Dari jumlah yang ada mahasiwa yang aktif hanya 23 ribu orang atau (32 persen) selebihnya tidak kuliah aktif, Kemudian saat pandemi Covid 19 dari hasil survei  LLDIKTI  di Papua  dari 81.355 mahasiwa yang terdaftar, yang aktif hanya 7.565 mahasiwa, selebihnya tidak aktif.

Baca Juga :  Cegah Radikalisme dan Intoleransi, Libatkan Semua Elemen

  Pihak LLDIKTI pun melakukan survei, dan hasilnya bahwa penyebab utama ketidakaktifan mahasiswa ini karena ekonomi orang tua yang sangat lemah. “Setelah kami survey, rata rata penghasilan orang tua dari mahasiswa yang tidak aktif kuliah di Papua saat ini, rata rata orang tuanya tidak punya penghasilan tetap setiap bulannya,” kata Suriel Mofu saat menghadiri acara Launching Universitas Madani Papua Jayapura di Hotel Horison Kotaraja, rabu, (15/2).

  Persoalan yang ada, kata dia, akan menjadi tantangan bagi semua pihak lantaran dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi di Papua, namun belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada tingkat pendidikan yang tinggi.

Baca Juga :  Persiapan HUT RI Tingkat Kota Jayapura Capai 80%

  “Hal inilah   yang menjadi persoalan dasar rendahnya mutu pendidikan pada tingkat perguruan tinggi di Papua,” ujar Suriel S. Mofu.

  Dikatakan bahwa Kemendikbud melalui LLDIKTI Wilayah Papua dan Papua Barat telah melakukan berbagai upaya untuk untuk meningkatkan beasiswa bagi para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi swasta di Papua, maupun Papua barat.

  “Saat ini kita (LLDIKTI) Papua telah membagikan 8.990 beasiswa dengan anggaran di atas Rp 205 miliar, tetapi angka ini masih sangat kecil, karena masih ada 34 ribu yang masih membutuhkan beasiswa,” ungkapnya.

  “Saya harap dengan adanya pembentukan DOB, maka ada dukungan dari pemerimtah daerah untuk peningkatan Beasiswa bagi para Mahasiswa di Papua,” tutup Suriel S. Mofu.(rel/tri)

JAYAPURA-Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Papua dan Papua Barat Suriel S Mofu, menyampaikan angka partisipasi pendidikan tinggi di Papua masih sangat rendah, yaitu 11 (Sebelas) persen. Hal ini membuktikan bahwa 89 persen usia pendidikan tinggi di Papua, belum mendapatkan partisipasi yang signifikan.

  Iapun menjelaskan tahun 2018, pihak LLDIKTI Wilayah Papua melakukan survei, terhadap mahasiwa di seluruh tanah Papua. Dimana yang terdaftar di perguruan tinggi swasta, ada sebanyak 86 ribu mahasiswa.

Dari jumlah yang ada mahasiwa yang aktif hanya 23 ribu orang atau (32 persen) selebihnya tidak kuliah aktif, Kemudian saat pandemi Covid 19 dari hasil survei  LLDIKTI  di Papua  dari 81.355 mahasiwa yang terdaftar, yang aktif hanya 7.565 mahasiwa, selebihnya tidak aktif.

Baca Juga :  Kasus DBD Meningkat, Dinkes Minta Masyarakat Ikut Berperan Aktif

  Pihak LLDIKTI pun melakukan survei, dan hasilnya bahwa penyebab utama ketidakaktifan mahasiswa ini karena ekonomi orang tua yang sangat lemah. “Setelah kami survey, rata rata penghasilan orang tua dari mahasiswa yang tidak aktif kuliah di Papua saat ini, rata rata orang tuanya tidak punya penghasilan tetap setiap bulannya,” kata Suriel Mofu saat menghadiri acara Launching Universitas Madani Papua Jayapura di Hotel Horison Kotaraja, rabu, (15/2).

  Persoalan yang ada, kata dia, akan menjadi tantangan bagi semua pihak lantaran dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi di Papua, namun belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada tingkat pendidikan yang tinggi.

Baca Juga :  Jaga Keamanan dan Ketertiban di Papua!

  “Hal inilah   yang menjadi persoalan dasar rendahnya mutu pendidikan pada tingkat perguruan tinggi di Papua,” ujar Suriel S. Mofu.

  Dikatakan bahwa Kemendikbud melalui LLDIKTI Wilayah Papua dan Papua Barat telah melakukan berbagai upaya untuk untuk meningkatkan beasiswa bagi para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi swasta di Papua, maupun Papua barat.

  “Saat ini kita (LLDIKTI) Papua telah membagikan 8.990 beasiswa dengan anggaran di atas Rp 205 miliar, tetapi angka ini masih sangat kecil, karena masih ada 34 ribu yang masih membutuhkan beasiswa,” ungkapnya.

  “Saya harap dengan adanya pembentukan DOB, maka ada dukungan dari pemerimtah daerah untuk peningkatan Beasiswa bagi para Mahasiswa di Papua,” tutup Suriel S. Mofu.(rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya