SENTANI-Gonjang ganjing mengenai penentuan Penjabat Bupati Jayapura untuk masa transisi hingga 2024 nanti, masih menjadi perhatian publik di Kabupaten Jayapura. Antara usulan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dan Pemerintah Provinsi Papua mengenai figur pejabat yang bisa menjadi penjabat Bupati, setelah ditinggal Mathius Awoitauw sepertinya masih terjadi tarik ulur.
Seperti diketahui dua pejabat yang diusulkan dari Kabupaten dan provinsi masing-masing Sekda Hana Hikoyabi dari Kabupaten Jayapura dan Jan Jap Ormuseray dari Pemprov Papua. Dua nama itu paling santer disebut belakangan ini. Namun karena satu dan lain hal, pelantikan penjabat Bupati Jayapura itu belum jelas.
Sementara itu, suasana di Kabupaten Jayapura sendiri beberapa hari belakangan ini sejumlah kelompok elemen masyarakat, mulai dari pihak adat, pemuda dan beberapa organisasi masyarakat berbicara mengenai pejabat Bupati Jayapura itu.
Mereka menyoroti, rencana pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri yang akan melantik pejabat Bupati Jayapura yang bukan dari orang asli Papua. Hal ini mendapat penolakan dari beberapa kelompok masyarakat asli di Kabupaten Jayapura.
Bahkan mantan orang nomor satu di Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw yang sudah purna tugas pada 12 Desember lalu mengungkapkan penyesalannya terhadap keputusan pemerintah pusat.
“Menyesal saja dengan pemerintah pusat dalam hal ini,” kata Mathius Awoitauw singkat, melalui pesan Whatsap, Senin (19/12).
Ya wajar saja, jika mantan bupati dua periode itu mengutarakan rasa penyesalannya soal pengangkatan Penjabat Bupati Jayapura. Sebab sebelumnya dia sangat menghendaki Penjabat Bupati Jayapura itu langsung diambil alih oleh Sekda Hana Hikoyabi. “Kenapa begitu? karena dia tinggal melanjutkan saja, Penjabat Bupati tidak bisa membuat kebijakan lebih,”imbuhnya.(roy/tri)