Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Pengamatan Terbaik di Papua, Gerhana Bulan Total Identik Terjadi 18 Tahun Lagi

Melihat Antusias Warga Menyaksikan Gerhana Bulan  Total di Kupang Dok II Jayapura

Momen langka, fenomena alam Gerhana Bulan Total terjadi, Selasa (8/11) sore hingga malam kemarin. Banyak warga yang antusias melihat fenomena alam yang cukup langka ini, salah satunya di pantai Depan Kantor Gubernur Papua.

Laporan: Elfira-Jayapura

Kursi Panjang (Kupang) depan Kantor Gubernur Papua mulai ramai ketika waktu menunjukkan pukul 19:00 WIT. Lalu lalang kendaraan hingga konvoi kendaraan roda dua yang mungkin saja sedang merayakan kemenangan.

  Orang orang duduk sembari menatap deburan ombak, sesekali mengarahkan pandangan mereka ke atas menyaksikan bulan purnama. Di lain sudut, di Gedung Stasion Maritim BMKG Dok II Jayapura, Selasa (8/11) malam. Belasan orang tim pemantau mulai   melakukan pemantauan sejak pukul 15.00 WIT.

  Dalam pemantauan ini, BMKG Jayapura menggunakan 2 alat teropong astronomi untuk mengamati kondisi bulannya. Kamera DSLR untuk mengambil citra bulannya sekaligus sebagai penghubung ke perangkat laptop yang dimiliki untuk kegiatan live streaming proses terjadinya gerhana bulan total.

  Novela, mahasiswi Universitas Cenderawasih sejak pukul 19:00 WIT sudah duduk di Kupang menunggu fase gerhana bulan. Ia duduk bersama beberapa rekannya yang juga mahasiswi, sesekali mereka mengabadikan moment kebersamaan malam itu.

  Perempuan asal Paniai itu mengetahui adanya Gerhana Bulan sehari sebelumnya melalui media sosial. Sehingga itu, ia memutuskan untuk menyaksikannya di Kupang. “Ini moment yang langka, patut untuk dinikmati. Terlebih menikmatinya di bibir pantai,” ucap perempuan yang suka traveling ini.

Baca Juga :  Data Akurat untuk Penyempurnaan Kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan

  Selain itu, menurut dia, jarang sekali bisa menyaksikan bulan berwarna merah. Sebab, ia biasanya melihat kondisi bulan purnama berwarna putih.“Masih mau menikmati bulan purnama hingga pukul 20:41 WIT, setelah itu back to home,” ungkapnya di Selasa (8/11) malam.

  Di sudut Kupang lainnya, ada Glen yang tiba tepat pukul 20:00 WIT untuk menyaksikan Bulan Purnama. Mahasiswa ini datang bersama dua rekan temannya. Begitu melihat warna bulan kemerahan, Glen cepat cepat mengeluarkan ponsel dari kantung celananya lalu mengabadikan moment Gerhana Bulan dari tempat ia duduk.

  “Datang bersama teman untuk menyaksikan Gerhana Bulan,” ucap pemuda yang hobi basket ini.

   Lantas kapan gerhana bulan total terjadi? Dari laporan BKMG, proses ini diawali saat mulai terjadi kontak antara bayangan bumi ke bulan, atau fase penumbra I mulai pukul 17.02.17 atau 15.02.17 WIB,   belum bisa teramati di seluruh Indonesia, karena bulan belum muncul dan sinar matahari masih terang.   

  Selainjutnya Awal Gerhana Bulan Sebagian (U1) pada pukul 18.09.12 WIT, fenomena ini bisa dilihat dari  wilayah Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar. Awal Gerhana Bulan Total (U2), Waktu 19.16.39 WIT. Wilayah yang dapat teramati Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu

Baca Juga :  Jadikan Koya Timur Lumbung Budidaya Ikan Nila

  Puncak Gerhana Bulan terjadi pada pukul  20.00.22 WIT wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu. Akhir Total (U3) Waktu 20.41.37 WIT. Teramati di Seluruh Indonesia.

  Akhir sebagian (U4) waktu 21.49.03 WIT wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia dan akhir Penumbra (P4). Waktu 22.56.08 WIT, wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia. Dan berdasarkan data BMKG, durasi gerhana bulan total 8 November 2022   berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik.

  Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V Jayapura, Danang mengungkapkan bahwa tidak semua orang di Indonesia bisa menikmat gerhana bulan total seperti di Papua. “Menyaksikan Gerhana Bulan kali ini titik terbaik mengamatinya hampir seluruh fasenya ada di Papua dan Papua Barat,” ucapnya.

  Disampaikan, Gerhana Bulan Total 8 November identik berulangnya 18 tahun baru bisa fase yang identik persis sama seperti ini. Dari hasil pantauan dari alat teropong itu kemudian disiarkan ke videotron yang ada di Stasiun Maritim Dok II Kota Jayapura. Warga yang berada di sekitar lokasi terlihat antusias menyaksikan gerhana bulan total secara dekat melalui sarana itu.

  Adapun tim pengamatan dilakukan dua tim dari BMKG Wilayah V dan tim dari stasiun geofisika Jayapura. (*/tri)

Melihat Antusias Warga Menyaksikan Gerhana Bulan  Total di Kupang Dok II Jayapura

Momen langka, fenomena alam Gerhana Bulan Total terjadi, Selasa (8/11) sore hingga malam kemarin. Banyak warga yang antusias melihat fenomena alam yang cukup langka ini, salah satunya di pantai Depan Kantor Gubernur Papua.

Laporan: Elfira-Jayapura

Kursi Panjang (Kupang) depan Kantor Gubernur Papua mulai ramai ketika waktu menunjukkan pukul 19:00 WIT. Lalu lalang kendaraan hingga konvoi kendaraan roda dua yang mungkin saja sedang merayakan kemenangan.

  Orang orang duduk sembari menatap deburan ombak, sesekali mengarahkan pandangan mereka ke atas menyaksikan bulan purnama. Di lain sudut, di Gedung Stasion Maritim BMKG Dok II Jayapura, Selasa (8/11) malam. Belasan orang tim pemantau mulai   melakukan pemantauan sejak pukul 15.00 WIT.

  Dalam pemantauan ini, BMKG Jayapura menggunakan 2 alat teropong astronomi untuk mengamati kondisi bulannya. Kamera DSLR untuk mengambil citra bulannya sekaligus sebagai penghubung ke perangkat laptop yang dimiliki untuk kegiatan live streaming proses terjadinya gerhana bulan total.

  Novela, mahasiswi Universitas Cenderawasih sejak pukul 19:00 WIT sudah duduk di Kupang menunggu fase gerhana bulan. Ia duduk bersama beberapa rekannya yang juga mahasiswi, sesekali mereka mengabadikan moment kebersamaan malam itu.

  Perempuan asal Paniai itu mengetahui adanya Gerhana Bulan sehari sebelumnya melalui media sosial. Sehingga itu, ia memutuskan untuk menyaksikannya di Kupang. “Ini moment yang langka, patut untuk dinikmati. Terlebih menikmatinya di bibir pantai,” ucap perempuan yang suka traveling ini.

Baca Juga :  Perusak Lingkungan Dipastikan Disanksi, Semua Pihak Diminta Untuk Menjaga

  Selain itu, menurut dia, jarang sekali bisa menyaksikan bulan berwarna merah. Sebab, ia biasanya melihat kondisi bulan purnama berwarna putih.“Masih mau menikmati bulan purnama hingga pukul 20:41 WIT, setelah itu back to home,” ungkapnya di Selasa (8/11) malam.

  Di sudut Kupang lainnya, ada Glen yang tiba tepat pukul 20:00 WIT untuk menyaksikan Bulan Purnama. Mahasiswa ini datang bersama dua rekan temannya. Begitu melihat warna bulan kemerahan, Glen cepat cepat mengeluarkan ponsel dari kantung celananya lalu mengabadikan moment Gerhana Bulan dari tempat ia duduk.

  “Datang bersama teman untuk menyaksikan Gerhana Bulan,” ucap pemuda yang hobi basket ini.

   Lantas kapan gerhana bulan total terjadi? Dari laporan BKMG, proses ini diawali saat mulai terjadi kontak antara bayangan bumi ke bulan, atau fase penumbra I mulai pukul 17.02.17 atau 15.02.17 WIB,   belum bisa teramati di seluruh Indonesia, karena bulan belum muncul dan sinar matahari masih terang.   

  Selainjutnya Awal Gerhana Bulan Sebagian (U1) pada pukul 18.09.12 WIT, fenomena ini bisa dilihat dari  wilayah Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar. Awal Gerhana Bulan Total (U2), Waktu 19.16.39 WIT. Wilayah yang dapat teramati Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu

Baca Juga :  OAP Harus Miliki Kesempatan Luas Memajukan Dirinya Demi Kesejahteraan

  Puncak Gerhana Bulan terjadi pada pukul  20.00.22 WIT wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu. Akhir Total (U3) Waktu 20.41.37 WIT. Teramati di Seluruh Indonesia.

  Akhir sebagian (U4) waktu 21.49.03 WIT wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia dan akhir Penumbra (P4). Waktu 22.56.08 WIT, wilayah yang dapat teramati seluruh Indonesia. Dan berdasarkan data BMKG, durasi gerhana bulan total 8 November 2022   berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik.

  Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V Jayapura, Danang mengungkapkan bahwa tidak semua orang di Indonesia bisa menikmat gerhana bulan total seperti di Papua. “Menyaksikan Gerhana Bulan kali ini titik terbaik mengamatinya hampir seluruh fasenya ada di Papua dan Papua Barat,” ucapnya.

  Disampaikan, Gerhana Bulan Total 8 November identik berulangnya 18 tahun baru bisa fase yang identik persis sama seperti ini. Dari hasil pantauan dari alat teropong itu kemudian disiarkan ke videotron yang ada di Stasiun Maritim Dok II Kota Jayapura. Warga yang berada di sekitar lokasi terlihat antusias menyaksikan gerhana bulan total secara dekat melalui sarana itu.

  Adapun tim pengamatan dilakukan dua tim dari BMKG Wilayah V dan tim dari stasiun geofisika Jayapura. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya