MERAUKE- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Merauke meluncurkan gerakan pengendalian inflasi pangan di Papua. Gerakan pengendalian inflasi pangan di Provinsi Papua ini dimulai dari Merauke, Selasa (11/10).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winantya mengungkapkan bahwa gerakan nasional pengendalian inflasi pangan tersebut juga dilakukandi Papua yang dimulai dari Merauke.
Gerakan pengendalian inflasi pangan ini supaya harga pangan tidak naik secara berlebihan. ‘’ Ini merupakan arahan Presiden pada saat rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi. Kepada seluruh pemerintah daerah supaya inflasi ini dapat dikendalikan terutama inflasi pangan,’’ kata Juli Budi Winantya kepada wartawan disela-sela peluncuran gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
Kendati diluncurkan mulai dari Merauke, namun menurutnya, kegiatan sudah dilakukan sejak awal 2022 dalam mengendalikan inflasi tersebut seperti kerja sama antar daerah diantaranya kerja sama dengan Sulsel, NTB, Jawa Timur.
Bentuk kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi pangan tersebut diantaranya menggelar pasar murah kemudian terkait dengan peningkatan produksi lewat pemberian bantuan benih bawang merah dan cabai merah dari provinsi.
‘’Kami dari BI juga memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian dan sarana produksi pertanian kepada kelompok tani di Merauke. Mudah-mudahan dengan gerakan peningkatan produk ini, inflasi di Papua dapat dikendalikan,’’ terangnya.
Dikatakan, penyebab tingginya inflasi di Papua tersebut karena kenaikan harga tiket pesawat, kenaikan harga minyak (BB) dan kontribusinya paling besar kareha harga pangan yang naik diantaranya beras, bawang merah, cabai rawit, minyak dan sebagainya. ‘’Itu komoditas-komoditas yang menyebabkan tingginya inflasi di Papua,’’ jelasnya.
Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa inflasi di Papua pada bulan September lebih dari 7 persen, lebih tinggi dari inflasi rata-rata nasional lebih dari 5,36 persen. Sedangkan untuk Kota Merauke, tingkat inflasi berkisar 5 persen, paling rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.
Sementara wakil bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, mengungkapkan bahwa di Papua Bank Indonesia telah membantu Kabupaten Merauke dalam mengendalikan inflasi dimana tingkat inflasi di bulan September sebesar Rp 5,36 persen, lebih rendah dari inflasi yang terjadi di Kota Jayapura dan Kota Timika.
‘’Itu artinya, kita harus bersinergi lagi dalam rangka pengendalian harga-harga di Kabupaten Merauke khususnya produksi pangan. Apresiasi kepada OPD dan para pelaku ekonomi di Merauke yang bisa menunjukan kinerja dan hasil kerjanya dalam rangka kebutuhan serta mengendalikan harga-harganya,’’ tandasnya. (ulo/tho)