Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Kehadiran Pemerintah dalam Menjawab Kebutuhan Masyarakat Lebih Terasa

Rekreasi Bersama Tenaga Ahli Menteri Sosial RI  Benhur Tomi Mano di  Mettu Debi (Bagian II/Habis)

Sebagai Tenaga Ahli Bidang Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, BTM diserahi tanggung jawab mengatasi masalah sosial dan kemiskinan di tiga provinsi, yakni Papua, Maluku, dan NTT.   Karena itu, tidak hanya BLT, sebagai staf ahli BTM  juga mendorong sejumlah program untuk menurunkan angka kemiskinan lewat pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Laporan: Agung Tri Handono_Jayapura

Semenjak, Menteri Sosial dijabat Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau yang akrab disapa Risma, ditambah lagi dengan Dr Benhur Tomi Mano, MM dipercaya sebagai staf ahli Bidang Rehabilitasi Sosial, berbagai program sosial banyak dilakukan di Papua. Terutama untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

   “Banyak program yang sudah kami jalankan, sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat,”ujar Benhur Tomi Mano saat berbincang santai dengan Cenderawasih Pos di tepi Pantai Pulau Metu Debi, Sabtu (17/9).

   Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan seperti memberikan pelatihan menjahit bagi ibu-ibu, sekaligus bantuan mesin jahit. Diharapkan para ibu-ibu/mama Papua ini bisa mandiri dan membantu pendapatan keluarga melalui usaha jasa menjahit. Bantuan rehabilitasi sosial, pasca bencana banjir bandang di Sentani Kabupaten Jayapura juga diwujudkan dalam bentuk bantuan rumah.

  Warga Sentani Kabupaten Jayapura yang  terkena musibah, dan rumahnya hancur diterjang banjir bandang kala itu, kini sudah bisa menempati bantuan rumah yang baru saja diresmikan  dan ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan sejumlah pejabat pusat lainnya.

   Untuk mendorong kepastian pendapatan bagi warga, Kemensos juga memberikan bantuan usaha, berupa bantuan usaha untuk  pertenakan, ayam, babi, maupun perkebunan “Kita juga bantu tempat berjualan untuk pemasaran, agar usahanya terus berlanjut,”tuturnya.

Baca Juga :  Selalu Menolak Semua Bentuk Diskon Latihan

  Bantuan sosial tidak hanya bagi mereka yang kesulitan secara ekonomi, tapi juga memberikan perhatian bagi para penyandang disabilitas. Diantaranya dengan memberikan pelatihan dan bantuan usaha tempat pencucian motor.  Intinya untuk memberdayakan kaum disabilitas agar bisa mampu mandiri, terutama dari sisi pemenuhan kebutuhan ekonominya.

    Untuk penanggulangan musibah/bencana alam, Kemensos juga melaksanankan program lumbung sosial atau  lumbung pangan di sejumlah kabupaten/kota yang rawan bencana alam, maupuan rawan bencana kelaparan. Seperti halnya di Lanny Jaya yang  beberapa waktu lalu  dilanda kekeringan dan embun es, hingga merusak tanaman pangan masyarakat.

  Begitu juga di daerah Keerom yang belum lama ini sebagian wilayahnya di landa musibah banjir. Daerah-daerah yang rawan bencana ini yang menjadi perhatian dan mendapat prioritas untuk pembangunan lumbung pangan/sosial.

   “Ini semua agar bantuan pangan cepat diberikan, saat terjadi musibah banjir maupun bencana alam lainnya,”terangnya.

   Kepada anak-anak sekolah, lanjut BTM, Kemensos juga memberikan bantuan mulai dari sepatu, tas dan seragam, yang diukur langsung sesuai kebutuhan penerima. Tak hanya itu, di era tehnologi informasi ini,  sejumlah pelajar mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK diberikan pelatihan komputer, agar mereka bisa mengakses komputer/internet secara bijak dan pintar.

   Tak hanya itu, pelatihan informal juga diberikan kepada para pengukir dari Asmat, untuk meningkatkan kualitas kerajinan yang dihasilkan, termasuk  pemasaran hasil karya ukirnya. Bahkan, warga Agats Kabupaten Asmat yang hidup di daerah rawa dan tidak punya lahan tanah untuk berkebun, juga dilatih  bercocok tanam sayuran menggunakan media polybag maupun tanah dalam  drum. Diharapkan dengan program ini, masyarakat paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sayur mayur untuk sehari-hari mereka. Di Asmat ini juga, Kemensos juga memberikan bantuan solar cell dan motor listrik bagi warga.

Baca Juga :  Kehilangan Kekayaan Folklor Bagaikan Sebuah Perpustakaan yang terbakar

   “Banyak program sudah kita berikan, sesuai dengan kondisi dan potensi masyarakat di masing-masing daerah, seperti daerah penghasil sagu, dilatih membuat kue dari sagu,berikut bantuan peralatannya,”terangnya.

   Di Yapen dan Waropen, lanjut BTM, mama-mama Papua dibantu  alat produksi, kemasan produk dan pemasaran hasil budidaya rumput lautnya yang memang sangat potensial. Bekal atau pelatihan ketrampilan juga diberikan kepada sejumlah pemuda asli Papua kerjasama dengan ITS Surabaya, yakni dengan pembuatan kapal fiber. Kapal-kapal ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan di daerah yang transportasinya lebih banyak lewat jalur sungai/laut.

   Diakui saat mendampingi kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini memang berani turun di mana saja, dan langsung menjawab kebutuhan masyarakat, tanpa harus lewat proposal dan mekanisme birokratif lainnya. “Memang luar biasa perhatian menteri sosial, dengan turun langsung dan melihat masalah dan kebutuhan masyarakat, langsung diberi jawaban (bantuan.red)”tuturnya.

   Kondisi ini memang sangat dirasakan, program sosial dan kehadiran staf ahli Menteri Sosial BTM ini, memberikan warna yang nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang sangat membutuhkan sentuhan dari pemerintah.

  “Hei.., ikannya sudah matang itu, mari kita sama-sama makan,”ujar BTM tiba-tiba sambil menunjuk ikan bubara dan ikan Sako di atas perapian yang sudah kelihatan matang, dan mengundang rasa lapar.

  Satu per satu mulai mengambil kertas nasi dan menaruh ikan dan lauk serta sambal colo-colo yang sangat pedas. Hembusan angin pantai, membuat beberapa rombongan tak bisa menahan kantuk dan tertidur di pondok, setelah kenyang menyantap makan siang  di Pulau Metu Debi. Sementara lainnya, memilih mengeksplore dengan berjalan berkeliling pulau yang tak seberapa luas ini. (*)

Rekreasi Bersama Tenaga Ahli Menteri Sosial RI  Benhur Tomi Mano di  Mettu Debi (Bagian II/Habis)

Sebagai Tenaga Ahli Bidang Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, BTM diserahi tanggung jawab mengatasi masalah sosial dan kemiskinan di tiga provinsi, yakni Papua, Maluku, dan NTT.   Karena itu, tidak hanya BLT, sebagai staf ahli BTM  juga mendorong sejumlah program untuk menurunkan angka kemiskinan lewat pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Laporan: Agung Tri Handono_Jayapura

Semenjak, Menteri Sosial dijabat Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau yang akrab disapa Risma, ditambah lagi dengan Dr Benhur Tomi Mano, MM dipercaya sebagai staf ahli Bidang Rehabilitasi Sosial, berbagai program sosial banyak dilakukan di Papua. Terutama untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

   “Banyak program yang sudah kami jalankan, sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat,”ujar Benhur Tomi Mano saat berbincang santai dengan Cenderawasih Pos di tepi Pantai Pulau Metu Debi, Sabtu (17/9).

   Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan seperti memberikan pelatihan menjahit bagi ibu-ibu, sekaligus bantuan mesin jahit. Diharapkan para ibu-ibu/mama Papua ini bisa mandiri dan membantu pendapatan keluarga melalui usaha jasa menjahit. Bantuan rehabilitasi sosial, pasca bencana banjir bandang di Sentani Kabupaten Jayapura juga diwujudkan dalam bentuk bantuan rumah.

  Warga Sentani Kabupaten Jayapura yang  terkena musibah, dan rumahnya hancur diterjang banjir bandang kala itu, kini sudah bisa menempati bantuan rumah yang baru saja diresmikan  dan ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan sejumlah pejabat pusat lainnya.

   Untuk mendorong kepastian pendapatan bagi warga, Kemensos juga memberikan bantuan usaha, berupa bantuan usaha untuk  pertenakan, ayam, babi, maupun perkebunan “Kita juga bantu tempat berjualan untuk pemasaran, agar usahanya terus berlanjut,”tuturnya.

Baca Juga :  Banyak Warga Belum Paham Hukum, Tidak Semua Persoalan Harus ke Pengadilan

  Bantuan sosial tidak hanya bagi mereka yang kesulitan secara ekonomi, tapi juga memberikan perhatian bagi para penyandang disabilitas. Diantaranya dengan memberikan pelatihan dan bantuan usaha tempat pencucian motor.  Intinya untuk memberdayakan kaum disabilitas agar bisa mampu mandiri, terutama dari sisi pemenuhan kebutuhan ekonominya.

    Untuk penanggulangan musibah/bencana alam, Kemensos juga melaksanankan program lumbung sosial atau  lumbung pangan di sejumlah kabupaten/kota yang rawan bencana alam, maupuan rawan bencana kelaparan. Seperti halnya di Lanny Jaya yang  beberapa waktu lalu  dilanda kekeringan dan embun es, hingga merusak tanaman pangan masyarakat.

  Begitu juga di daerah Keerom yang belum lama ini sebagian wilayahnya di landa musibah banjir. Daerah-daerah yang rawan bencana ini yang menjadi perhatian dan mendapat prioritas untuk pembangunan lumbung pangan/sosial.

   “Ini semua agar bantuan pangan cepat diberikan, saat terjadi musibah banjir maupun bencana alam lainnya,”terangnya.

   Kepada anak-anak sekolah, lanjut BTM, Kemensos juga memberikan bantuan mulai dari sepatu, tas dan seragam, yang diukur langsung sesuai kebutuhan penerima. Tak hanya itu, di era tehnologi informasi ini,  sejumlah pelajar mulai dari SD, SMP hingga SMA/SMK diberikan pelatihan komputer, agar mereka bisa mengakses komputer/internet secara bijak dan pintar.

   Tak hanya itu, pelatihan informal juga diberikan kepada para pengukir dari Asmat, untuk meningkatkan kualitas kerajinan yang dihasilkan, termasuk  pemasaran hasil karya ukirnya. Bahkan, warga Agats Kabupaten Asmat yang hidup di daerah rawa dan tidak punya lahan tanah untuk berkebun, juga dilatih  bercocok tanam sayuran menggunakan media polybag maupun tanah dalam  drum. Diharapkan dengan program ini, masyarakat paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sayur mayur untuk sehari-hari mereka. Di Asmat ini juga, Kemensos juga memberikan bantuan solar cell dan motor listrik bagi warga.

Baca Juga :  Jarak Dekat Ada Perahu, kalau Agak Jauh Bisa Sewa Dorkas

   “Banyak program sudah kita berikan, sesuai dengan kondisi dan potensi masyarakat di masing-masing daerah, seperti daerah penghasil sagu, dilatih membuat kue dari sagu,berikut bantuan peralatannya,”terangnya.

   Di Yapen dan Waropen, lanjut BTM, mama-mama Papua dibantu  alat produksi, kemasan produk dan pemasaran hasil budidaya rumput lautnya yang memang sangat potensial. Bekal atau pelatihan ketrampilan juga diberikan kepada sejumlah pemuda asli Papua kerjasama dengan ITS Surabaya, yakni dengan pembuatan kapal fiber. Kapal-kapal ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan di daerah yang transportasinya lebih banyak lewat jalur sungai/laut.

   Diakui saat mendampingi kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini memang berani turun di mana saja, dan langsung menjawab kebutuhan masyarakat, tanpa harus lewat proposal dan mekanisme birokratif lainnya. “Memang luar biasa perhatian menteri sosial, dengan turun langsung dan melihat masalah dan kebutuhan masyarakat, langsung diberi jawaban (bantuan.red)”tuturnya.

   Kondisi ini memang sangat dirasakan, program sosial dan kehadiran staf ahli Menteri Sosial BTM ini, memberikan warna yang nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang sangat membutuhkan sentuhan dari pemerintah.

  “Hei.., ikannya sudah matang itu, mari kita sama-sama makan,”ujar BTM tiba-tiba sambil menunjuk ikan bubara dan ikan Sako di atas perapian yang sudah kelihatan matang, dan mengundang rasa lapar.

  Satu per satu mulai mengambil kertas nasi dan menaruh ikan dan lauk serta sambal colo-colo yang sangat pedas. Hembusan angin pantai, membuat beberapa rombongan tak bisa menahan kantuk dan tertidur di pondok, setelah kenyang menyantap makan siang  di Pulau Metu Debi. Sementara lainnya, memilih mengeksplore dengan berjalan berkeliling pulau yang tak seberapa luas ini. (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya