Supaya Tidak Pengaruhi Inflasi dan Timbulkan Antrean Panjang
JAYAPURA- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Jayapura yang dipimpin Pj. Wali Kota Jayapura Dr Frans Pekey, M.Si., melakukan peninjauan terkait stok BBM di 3 titik di Kota Jayapura yakni di SPBU Entrop, tempat pengisian BBM nelayan di SPBUN TPI Hamadi dan di SPBUN Dok IV Jayapura bersama Bank Indonesia Perwakilan Papua, BPS Kota Jayapura, Pertamina, Balai BPOM Jayapura dan jajaran OPD di lingkungan Pemkot Jayapura.
Frans Pekey menegaskan, masalah ketersediaan BBM di Kota Jayapura harus benar- benar terlayani dengan baik. Jangan sampai ada inflasi akibat pengaruh BBM yang berdampak pada harga ikan laut naik, sembako naik dan transportasi naik. Karena itu, harus dipikirkan bersama oleh pihak terkait soal pelayanan ketersediaan BBM khususnya yang bersubsidi apakah pertalite dan solar.
Mengingat saat ini antrean kendaraan sering terjadi di SPBU, Frans Pekey minta kepada pihak SPBU dan Pertamina bisa mengatur dengan baik soal BBM. Untuk SPBU harus bisa melayani dengan baik, harus bisa pisahkan mana kendaraan yang mengisi BBM keluar Kota Jayapura dan di Kota Jayapura, supaya tidak ada antrean yang bersamaan dan pihak Pertamina bisa memastikan kuota BBM subsidi aman tidak ada stok kosong,’’jelasnya.
Hal lainnya karena saat ini pemerintah telah mengatur pembelian BBM melalui barcode tentu Pemkot Jayapura sangat mendukung dan bisa mulai diterapkan di Kota Jayapura, supaya tingkat keadilan dalam pembelian BBM bisa dilakukan secara tepat sasaran.
Hal lainnya, soal pembelian BBM bagi nelayan juga harus dipastikan bahwa yang membeli adalah nelayan yang aktif melaut. Jangan sampai nelayan membeli BBM subsidi untuk dijual ke tempat lain, sehingga akhirnya hasil tangkapan ikan laut sedikit dan ini mempengaruhi inflasi di Kota Jayapura karena masyarakat Kota Jayapura kebiasaannya selalu makan ikan laut.
Terkait informasi jika ikan di laut banyak dijual di luar Kota Jayapura, tentu ini akan dibuatkan regulasi supaya masyarakat tidak kena imbasnya, akibat harga ikan laut naik dan pemanfaatan BBM subsidi hanya untuk pengusaha ikan yang hasil tangkapan ikannya justru dijual ke luar.
Diharapkan, Pertamina bisa membuat SPBU tambahan di Holtekamp, SPBU ini dikhususkan untuk kendaraan yang membeli dan digunakan untuk perjalanan ke luar Kota Jayapura seperti mau ke Wamena, sehingga tidak ada antrean panjang di SPBU Kota Jayapura. Selain itu, jika masih ada SPBU yang belum mengoperasikan kembali untuk penjualan salah satu BBM diharapkan bisa segera beroperasi dan melakukan pelayanan kepada kendaraan yang mengisi BBM di sana.
Sementara itu, Sales Branch Manager I Pertamina Papua Andi Reza R mengakui, melalui pemantauan Sidak BBM 3 titik oleh TPID Kota Jayapura dipastikan dalam penyaluran BBM berjalan normal. Bahkan di 2 bulan terakhir penyaluran meningkat untuk masyarakat, namun untuk di pengisian BBM nelayan bisa dari Dok IV atau TPI Hamadi dan sudah dilakukan komunikasi dengan Dinas Perikanan Kota Jayapura untuk sinkronisasi data untuk didorong melakukan digitalisasi, sehingga segala jenis transaksi harus menggunakan QRcode dan untuk Minggu IV Juli sudah melakukan pendataan kepada nelayan. Tujuannya adalah penyaluran ini bisa sesuai kebutuhan subsidi tepat sasaran.
Pertamina juga telah melakukan penegasan kepada SPBUN dalam pengisian BBM harus menggunakan dispenser, namun di Dok IV belum dan saat ini alat dispenser sudah datang di jayapura sehingga target bulan Agustus SPBUN Dok IV sudah dengan dispenser dan ini akan dikonekkan dengan sistim digital yang nantinya penyaluran itu bisa sesuai kebutuhan, takaran dan kebutuhan nelayan sehingga pengisian bisa satu tempat saja. (dil/tri)