Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

Ny Yulca Enembe Dikukuhkan SebagaiĀ  Bunda Genre dan Duta Stunting

JAYAPURA ā€“ Yulce Enembe selaku Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Papua bersama 13 Ketua TP kabupaten/kota dikukuhkan sebagai Bunda Generasi Remaja (Genre) dan Duta Cegah Stunting oleh Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat Dwi Listyawarda, di Gedung Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, Kamis (31/3).

Atas dikukuhkannya Yulce Enembe sebagai Bunda Genre dan Duta Stanting, ia mengimbau seluruh ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) agar bekerjasma dalam penurunan angka stunting, sehingga salah satu visi Indonesia tahun 2045 terciptanya Generasi Emas 2045.

ā€œDalam mewujudkan hal tersebut ada 4 hal, pertama memiliki kecerdasan yang komprehensif (produktif dan inovatif), kedua Sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya, ketiga damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat dan keempat berperadaban unggul,ā€ terangnya.

Baca Juga :  Papua Akan Menjadi Sentral Akspor Kelautan dan Perikanan di Indonesia

Lanjutnya, untuk mewujudkan itu memiliki peluang bonus demografi pada 2030 ā€“ 2035. Di beberapa provinsi dan kabupaten/kota ada yang sudah memasukinya sejak Tahun 2020.

“Periode hanya akan menjadi bonus jika kita memiliki SDM berkualitas. Artinya kualitas SDM sebagai penentu. Sedangkan saat ini kita masih persoalan dalam pembangunan kualitas SDM, salah satunya adalah stunting,” ungkapnya.

Disampaikannya, peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan untuk memastikan setiap calon pasangan usia subur (Catin/Calon PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Oleh karena itu, setiap Catin/Calon PUS harus memperoleh pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama tiga bulan pranikah serta mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan stunting.

Baca Juga :  Tuntut TPP, Para Dokter Spesialis dan Sub-spesialis Geruduk Kantor Gubernur

“Fokus utama dalam pendampingan adalah meningkatkan pemenuhan gizi Catin/Calon PUS untuk mencegah kekurangan energi kronis dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting,” pungkasnya. (fia/gin)

JAYAPURA ā€“ Yulce Enembe selaku Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Papua bersama 13 Ketua TP kabupaten/kota dikukuhkan sebagai Bunda Generasi Remaja (Genre) dan Duta Cegah Stunting oleh Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat Dwi Listyawarda, di Gedung Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, Kamis (31/3).

Atas dikukuhkannya Yulce Enembe sebagai Bunda Genre dan Duta Stanting, ia mengimbau seluruh ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) agar bekerjasma dalam penurunan angka stunting, sehingga salah satu visi Indonesia tahun 2045 terciptanya Generasi Emas 2045.

ā€œDalam mewujudkan hal tersebut ada 4 hal, pertama memiliki kecerdasan yang komprehensif (produktif dan inovatif), kedua Sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya, ketiga damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat dan keempat berperadaban unggul,ā€ terangnya.

Baca Juga :  Pemekaran Papua Utara dan Papua Barat Daya Sudah Layak

Lanjutnya, untuk mewujudkan itu memiliki peluang bonus demografi pada 2030 ā€“ 2035. Di beberapa provinsi dan kabupaten/kota ada yang sudah memasukinya sejak Tahun 2020.

“Periode hanya akan menjadi bonus jika kita memiliki SDM berkualitas. Artinya kualitas SDM sebagai penentu. Sedangkan saat ini kita masih persoalan dalam pembangunan kualitas SDM, salah satunya adalah stunting,” ungkapnya.

Disampaikannya, peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan untuk memastikan setiap calon pasangan usia subur (Catin/Calon PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Oleh karena itu, setiap Catin/Calon PUS harus memperoleh pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama tiga bulan pranikah serta mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan stunting.

Baca Juga :  Tuntut TPP, Para Dokter Spesialis dan Sub-spesialis Geruduk Kantor Gubernur

“Fokus utama dalam pendampingan adalah meningkatkan pemenuhan gizi Catin/Calon PUS untuk mencegah kekurangan energi kronis dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting,” pungkasnya. (fia/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya