Thursday, December 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Tidak Ada Daerah yang Level 4

Jika Kondisi Terus Membaik, Bisa Mudik

JAKARTA-Kondisi pandemic Covid-19 di Indonesia terus membaik. Tidak ada daerah yang berada di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakt (PPKM) level 4. Diharapkan kondisi ini terus terjadi hingga musim mudik Lebaran nanti.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali. Kebijakan itu tertuang dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 18 Tahun 2022.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal ZA mengatakan, evaluasi dua pekan terakhir menunjukan kondisi pandemi semakin membaik. Ini ditandai dengan melandainya kasus positif secara nasional.

Imbasnya, lada perpanjangan PPKM kali ini, tidak ada daerah yang masuk dalam kategori Level 4. “Pada PPKM sebelumnya, masih terdapat 7 daerah di Jawa dan Bali yang masuk dalam level itu,” ujarnya kemarin.bSelain itu, lanjut dia, jumlah daerah pada Level 3 juga menurun dari 66 menjadi 39 daerah.

Turunnya daerah berisiko membuat daerah pada Level 2 mengalami kenaikan dari 55 menjadi 83 daerah. Begitu pula dengan daerah yang masuk pada Level 1 sebanyak 6 daerah setelah sebelumnya tidak ada sama sekali.

Safrizal menambahkan, dalam Inmendagri baru juga dilakukan penyesuaian. Pada Level 1 misalnya, sejumlah aktivitas seperti di bioskop, mal, pabrik, dan tempat ibadah sudah dapat beroperasi 100 persen dari sebelumnya 75 persen.

Sedangkan perubahan pengaturan pada PPKM Level 2 terkait ketentuan operasi bioskop yang semula kapasitas maksimal 70 persen, kini menjadi 75 persen. Begitu pula dengan restoran/rumah makan dan kafe yang berada di area bioskop dari semula 50 persen kini menjadi 75 persen.

Meski level keseluruhan turun, dia mengingatkan masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan. “Harus selalu kita sikapi dengan bijak tanpa mengurangi arti kewaspadaan kita dengan terus berupaya untuk memperkuat capaian vaksinasi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Kasus Terkonfirmasi Mulai Meningkat, 124 Dirawat

Pada kesempatan lain, kemarin Juru Bicara Kementerian Kesehatan terkait Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi berharap penurunan kasus terus terjadi. Jika jumlah kasus positif dan angka penularan terus turun, bisa jadi dilakukan pelonggaran mobilitas.

Sebentar lagi umat muslim di Indonesia menghadapi Ramadhan. Ada tradisi mudik atau pulang kampung menjelang lebaran. Sudah dua tahun terakhi, pemerintah melakukan pembatasan ketat untuk mudik. Jika kondisi pandemi terus membaik, Nadia mengungkapkan ada peluang pelonggaran untuk mudik. ”Tentunya dengan menakan jumlah kasus serendah mungkin dan percepatan vaksinasi,” ujarnya.

Vaksinasi memang menjadi salah satu cara untuk mengurangi angka kesakitan akibat Covid-19. Sudah sebagian besar masyarakat mendapatkan vaksinasi primer. Sementara vaksinasi booster atau vaksin ketiga masih harus digenjot.

Dengan mengurangi kesempatan penularan Covid-19, virus SARS CoV-2 diharapkan tidak akan bermutasi. Setelah varian delta dan omicron yang sempat mencuri perhatian, ada juga varian deltacron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa varian deltacron masih berstatus under monitoring atau tingkat penularan dan keparahannya masih dipantau. Dia menyatakan di Indonesia juga telah ditemukan. ”Tidak ditemukan keparahan,” katanya.

Sementara itu, menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, varian BA 2 saat ini jauh lebih mengkhawatirkan dampaknya dan lebih berpotensi untuk memicu gelombang lonjakan kasus baru.

Dicky menyebut, secara data global dan dari karakter virus itu sendiri, sub varian Omicron BA 2 paling menjadi perhatian dan ancaman serta berpotensi memperburuk situasi pandemi. ”Dan ini sudah terjadi, seperti di China, Hongkong, Korea dan negara-negara eropa. Sekarang diprediksi 2-3 minggu kedepan Amerika juga akan mengalami lonjakan kasus. Di India juga sudah mulai (naik,Red),” jelas Dicky.

Meski demikian, Dicky menyebut bahwa bukan berarti Deltacron bisa diabakan. ”Tapi secara data secara fakta itu BA 2 yang saat ini lebih berpotensi menyebabkan lonjakan baru,” jelas Dicky.

Baca Juga :  Banyak Faktor Yang Mempengaruhi Turunnya Kasus Covid di Papua

Lonjakan ini kata Dicky juga berpotensi di Indonesia. Meskipun tidak sebesar gelombang kasus yang disebabkan oleh omicron. Dampaknya menurut Dicky akan lebih terasa di daerah-daera terutama yang cakupan vaksinasinya masih belum memadai. Baik dosis 2 maupun booster.

Menurut Dicky, BA 2 perlu menjadi catatan terutama menjelang banyak aktivitas massal masyarakat seperti Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. “Restriksi memang bisa dilonggarkan, namun di sisi lain harus kita tingkatkan upaya mitigasi dengan protokol kesehatan dan lain-lainnya,” jelas Dicky.

Sementara itu, menyambut bulan Ramadan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan tempat ibadan sudah mulai diberikan kelonggaran. “Karena pandemi sudah mulai turun, hampir terkendali, dan semua hampir dibuka,” katanya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung, Jawa Barat kemarin.

Ma’ruf mengatakan sudah ada fatwa daei Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyelenggarakan ibadah seperti biasa. Termasum saf yang bisa kembali rapat seperti semula. Meskipun begitu Ma’ruf mengatakan ada beberapa protokol yang sebaiknya tetap dijalankan. Seperti menggunakan masker dan mencuti tangan.

Selain itu Ma’ruf juga menekankan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat. Dia menekankan untuk menciptakan kekebalan kelompok, vaksinasi Covid-19 sangat penting. “Vaksinasi lansia akan terus didorong,” katanya. Kemudian bagi masyarakat yang baru mendapat satu dosis vaksinasi Covid-19 juga didorong untuk mendapatkan dosis penuh bahkan dosis tambahan atau booster.

Ma’ruf menuturkan menjelang bulan puasa, ditargetkan 70 persen masyarakat lansia sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap dan booster. Selain itu Ma’ruf mengatakan ketika sudah mendapatkan vaksin booster, masyarakat yang nanti mau mudik tidak perlu swab PCR maupun antigen. Dia berharap kasus Covid-19 terus landai. Tidak terjadi lonjakan kembali seperti beberapa waktu lalu. (far/tau/lyn/wan/JPG)

Jika Kondisi Terus Membaik, Bisa Mudik

JAKARTA-Kondisi pandemic Covid-19 di Indonesia terus membaik. Tidak ada daerah yang berada di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakt (PPKM) level 4. Diharapkan kondisi ini terus terjadi hingga musim mudik Lebaran nanti.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali. Kebijakan itu tertuang dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 18 Tahun 2022.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal ZA mengatakan, evaluasi dua pekan terakhir menunjukan kondisi pandemi semakin membaik. Ini ditandai dengan melandainya kasus positif secara nasional.

Imbasnya, lada perpanjangan PPKM kali ini, tidak ada daerah yang masuk dalam kategori Level 4. “Pada PPKM sebelumnya, masih terdapat 7 daerah di Jawa dan Bali yang masuk dalam level itu,” ujarnya kemarin.bSelain itu, lanjut dia, jumlah daerah pada Level 3 juga menurun dari 66 menjadi 39 daerah.

Turunnya daerah berisiko membuat daerah pada Level 2 mengalami kenaikan dari 55 menjadi 83 daerah. Begitu pula dengan daerah yang masuk pada Level 1 sebanyak 6 daerah setelah sebelumnya tidak ada sama sekali.

Safrizal menambahkan, dalam Inmendagri baru juga dilakukan penyesuaian. Pada Level 1 misalnya, sejumlah aktivitas seperti di bioskop, mal, pabrik, dan tempat ibadah sudah dapat beroperasi 100 persen dari sebelumnya 75 persen.

Sedangkan perubahan pengaturan pada PPKM Level 2 terkait ketentuan operasi bioskop yang semula kapasitas maksimal 70 persen, kini menjadi 75 persen. Begitu pula dengan restoran/rumah makan dan kafe yang berada di area bioskop dari semula 50 persen kini menjadi 75 persen.

Meski level keseluruhan turun, dia mengingatkan masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan. “Harus selalu kita sikapi dengan bijak tanpa mengurangi arti kewaspadaan kita dengan terus berupaya untuk memperkuat capaian vaksinasi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Sebut Target RI Tambah Saham Freeport Jadi 61 Persen Demi Kesejahteraan Rakyat

Pada kesempatan lain, kemarin Juru Bicara Kementerian Kesehatan terkait Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi berharap penurunan kasus terus terjadi. Jika jumlah kasus positif dan angka penularan terus turun, bisa jadi dilakukan pelonggaran mobilitas.

Sebentar lagi umat muslim di Indonesia menghadapi Ramadhan. Ada tradisi mudik atau pulang kampung menjelang lebaran. Sudah dua tahun terakhi, pemerintah melakukan pembatasan ketat untuk mudik. Jika kondisi pandemi terus membaik, Nadia mengungkapkan ada peluang pelonggaran untuk mudik. ”Tentunya dengan menakan jumlah kasus serendah mungkin dan percepatan vaksinasi,” ujarnya.

Vaksinasi memang menjadi salah satu cara untuk mengurangi angka kesakitan akibat Covid-19. Sudah sebagian besar masyarakat mendapatkan vaksinasi primer. Sementara vaksinasi booster atau vaksin ketiga masih harus digenjot.

Dengan mengurangi kesempatan penularan Covid-19, virus SARS CoV-2 diharapkan tidak akan bermutasi. Setelah varian delta dan omicron yang sempat mencuri perhatian, ada juga varian deltacron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa varian deltacron masih berstatus under monitoring atau tingkat penularan dan keparahannya masih dipantau. Dia menyatakan di Indonesia juga telah ditemukan. ”Tidak ditemukan keparahan,” katanya.

Sementara itu, menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, varian BA 2 saat ini jauh lebih mengkhawatirkan dampaknya dan lebih berpotensi untuk memicu gelombang lonjakan kasus baru.

Dicky menyebut, secara data global dan dari karakter virus itu sendiri, sub varian Omicron BA 2 paling menjadi perhatian dan ancaman serta berpotensi memperburuk situasi pandemi. ”Dan ini sudah terjadi, seperti di China, Hongkong, Korea dan negara-negara eropa. Sekarang diprediksi 2-3 minggu kedepan Amerika juga akan mengalami lonjakan kasus. Di India juga sudah mulai (naik,Red),” jelas Dicky.

Meski demikian, Dicky menyebut bahwa bukan berarti Deltacron bisa diabakan. ”Tapi secara data secara fakta itu BA 2 yang saat ini lebih berpotensi menyebabkan lonjakan baru,” jelas Dicky.

Baca Juga :  Dinkes Papua Laksanakan Vaksinasi Tahap 3

Lonjakan ini kata Dicky juga berpotensi di Indonesia. Meskipun tidak sebesar gelombang kasus yang disebabkan oleh omicron. Dampaknya menurut Dicky akan lebih terasa di daerah-daera terutama yang cakupan vaksinasinya masih belum memadai. Baik dosis 2 maupun booster.

Menurut Dicky, BA 2 perlu menjadi catatan terutama menjelang banyak aktivitas massal masyarakat seperti Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. “Restriksi memang bisa dilonggarkan, namun di sisi lain harus kita tingkatkan upaya mitigasi dengan protokol kesehatan dan lain-lainnya,” jelas Dicky.

Sementara itu, menyambut bulan Ramadan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan tempat ibadan sudah mulai diberikan kelonggaran. “Karena pandemi sudah mulai turun, hampir terkendali, dan semua hampir dibuka,” katanya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung, Jawa Barat kemarin.

Ma’ruf mengatakan sudah ada fatwa daei Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyelenggarakan ibadah seperti biasa. Termasum saf yang bisa kembali rapat seperti semula. Meskipun begitu Ma’ruf mengatakan ada beberapa protokol yang sebaiknya tetap dijalankan. Seperti menggunakan masker dan mencuti tangan.

Selain itu Ma’ruf juga menekankan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat. Dia menekankan untuk menciptakan kekebalan kelompok, vaksinasi Covid-19 sangat penting. “Vaksinasi lansia akan terus didorong,” katanya. Kemudian bagi masyarakat yang baru mendapat satu dosis vaksinasi Covid-19 juga didorong untuk mendapatkan dosis penuh bahkan dosis tambahan atau booster.

Ma’ruf menuturkan menjelang bulan puasa, ditargetkan 70 persen masyarakat lansia sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap dan booster. Selain itu Ma’ruf mengatakan ketika sudah mendapatkan vaksin booster, masyarakat yang nanti mau mudik tidak perlu swab PCR maupun antigen. Dia berharap kasus Covid-19 terus landai. Tidak terjadi lonjakan kembali seperti beberapa waktu lalu. (far/tau/lyn/wan/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya