MERAUKE – Salah satu ABK KM Mulia 168 bernama Yusuf Friyadi yang dinyatakan hilang tenggelam seiring tenggelamnya KM Mulia 168 pada 24 Februari 2022 lalu, sampai Jumat (4/3), belum juga ditemukan.
Sementara pencarian tidak dilakukan karena pada saat kejadian sampai sekarang gelombang laut di sekitar laut Arafura Merauke cukup tinggi dan beresiko bagi tim pencarian.
‘’Memang tidak ada pencarian yang dilakukan dari sini, tapi teman-teman dari SAR Pos yang ada di Okaba yang melakukan pemantauan di sekitar pantai. Karena mereka yang lebih dekat dari tempat kejadian perkara,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum melalui Kasat Polairud AKP Okto Samosir, SH, kemarin.
Dilain pihak lanjut Kasat Polairud Okto Samosir bahwa jika dihitung sejak tenggelamnya kapal dan hilangnya salah satu ABK tersebut, pada Jumat kemarin sudah masuk hari kedelapan. Namun begitu, lanjut dia, pihaknya menunggu dari SAR apakah pencarian itu masih terus dilanjutkan atau sudah ditutup.
‘’Kami masih menunggu informasi resmi dari teman-teman SAR, apakah pencarian masih dilkaukan atau sudah ditutup. Namun kemungkinan pemantauan masih dilakukan di sepanjang pesisir pantai Merauke. Karena dari pengalaman selama ini jika ada musibah seperti itu, rata-rata korban terdampar ke pesisir pantai,’’ terangnya.
Kasat Polairud Okto Samosir juga menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para ABK yang selamat termasuk Nahkoda dan KKM.
Dari pemeriksaan yang dilakukan itu, terungkap bahwa kapal tenggelam tersebut akibat cuaca buruk, gelombang sangat tinggi antara 3-4 meter. Kapal tenggelam akibat dihantam ombak yang tinggi tersebut.
Sementara Yusuf Friyadi, salah satu ABK yang hilang tenggelam tersebut awalnya sudah berupaya untuk saling berpegangan dengan ABK lainnya namun karena ombak secara terus menerus datang menghantam sehingga korban menyatakan tidak kuat lagi dan hilang dari pegangan teman-temannya yang selamat.
Karena itu, lanjut Kasat Polairud bahwa berdasarkan pemerisaan yang dilakukan penyidik terhadap Nahkoda, KKM dan Nahkoda yang berjumlah 18 orang terkait dengan tenggelamnya kapal dan hilangnya satu ABK tersebut belum ditemukan adanya unsur tindak pidana terkait laporan tenggalamnya kapal dan hilangnya seorang ABK kapal itu. ‘’Tapi kapal tenggelam diduga keras karena cuaca buruk,’’ tandasnya. (ulo/tho)