Sunday, November 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Bupati: Hasil Laboratorium, Bau dari Peternakan HPP Masih di Ambang Batas   

MERAUKE- Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka, MT menggelar rapat dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup  Kabupaten Merauke, Ir. Harmini, M.Si dan Kepala Satpol PP Elias Refra, S.Sos, MM dengan menghadirkan pihak PT. Harvest Pulus Papua terkait hasil rapat pada Minggu lalu di Gedung Negara, Kamis (17/2), kemarin.   

Kepada wartawan seusai menggelar rapat, Bupati Romanus Mbaraka  menjelaskan, dari hasil rapat sebelumnya terkait dengan peternakan ayam HPP, masyarakat mengeluhkan bahwa baunya sangat menggangu, terutama dari kotoran atau limbah yang dihasilkan peternakan ini.

Tetapi, dalam pertemuan tersebut, jelas dia, ada beberapa hal yang diteliti dengan dasar yang jelas, antara lain  terkait hasil laboratorium. Sejauh  mana bau yang dihasilkan dari limbah peternakan ini menggangu ketenangan masyarakat atau terjadi pencemaran lingkungan yang ada. ‘’Ternyata hasil laboratorium, bau yang ada masih diambang batas,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Uskup Mandangi: Pilihlah Pemimpin yang Memberikan Teladan!

Kedua, lanjut dia,  dalam rapat tersebut direviuw  kembali  hasil pertemuan sebelumnya. Dirinya, jelas bupati mencoba meneliti secara detail bagaimana cara mengelola limbah sesuai  pengelolaan standar limbah di peternakan.

‘’Kami mencoba meneliti secara baik, apakah limbah ini karena yang ada mereka menggunakan cara closed home  atau secara tertutup. Tetapi, untuk pembersihan yang sudah menggunakan alat, sesudah itu limbah dibawa ke satu penampungan dan dikelola di sana, kemudian dicampur mengunakan sekam bakar lalu dikasih S4. Bagaimana limbah ini kemudian menjadi pupuk. Bahkan  masyarakat sering mengambil limbah ini menjadi pupuk di lahan mereka,’’ terangnya.

Dari hasil diskusi tersebut, lanjut bupati, ada beberapa hal yang perlu diefektifkan. Satu unit pengelolaan limbah milik HPP,  harus betul-betul diperhatikan dengan baik atau diefektifkan. Kedua melihat  dari pengelolaan HPP,  apakah nantinya ada alternatif lain untuk  tempat menampungan  yang lebih jauh dari lokasi yang sudah ada. 

Baca Juga :  Satu Pasien Positif di Boven Digoel Dilaporkan Kabur

Berikut, juga akan dilihat  kapasitas kandang dengan lokasi yang ada, apakah dari jumlah populasi yang misalnya sekarang lebih 20.000  ekor,  apakah kapasitas kandang dan kelayakan lingkungan sepadan. Ini yang akan dikaji. Setelah itu baru diambil kesimpulan. ‘’Besok sekitar jam 8 pagi, saya akan kunjungi dan akan lihat beberapa kandang lainnya, termasuk ada kandang dengan populasi sampai 20.000 ekor ayam,’’ tandas Bupati Romanus Mbaraka.

Sehubungan dengan tuntutan masyarakat peternakan HPP ditutup atau direlokasi ke tempat lain, bupati Romanus menambahkan, harus ada kajian. ‘’Kita lagi lakukan kajian agar aspirasi masyarakat juga mendapat respon dan juga investasi jalan untuk pembangunan di Kabupaten Merauke,’’ pungkasnya.  (ulo/tho)     

MERAUKE- Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka, MT menggelar rapat dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup  Kabupaten Merauke, Ir. Harmini, M.Si dan Kepala Satpol PP Elias Refra, S.Sos, MM dengan menghadirkan pihak PT. Harvest Pulus Papua terkait hasil rapat pada Minggu lalu di Gedung Negara, Kamis (17/2), kemarin.   

Kepada wartawan seusai menggelar rapat, Bupati Romanus Mbaraka  menjelaskan, dari hasil rapat sebelumnya terkait dengan peternakan ayam HPP, masyarakat mengeluhkan bahwa baunya sangat menggangu, terutama dari kotoran atau limbah yang dihasilkan peternakan ini.

Tetapi, dalam pertemuan tersebut, jelas dia, ada beberapa hal yang diteliti dengan dasar yang jelas, antara lain  terkait hasil laboratorium. Sejauh  mana bau yang dihasilkan dari limbah peternakan ini menggangu ketenangan masyarakat atau terjadi pencemaran lingkungan yang ada. ‘’Ternyata hasil laboratorium, bau yang ada masih diambang batas,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Anthrax, Penyebab Kematian Ratusan Ekor Ternak Sapi di Merauke

Kedua, lanjut dia,  dalam rapat tersebut direviuw  kembali  hasil pertemuan sebelumnya. Dirinya, jelas bupati mencoba meneliti secara detail bagaimana cara mengelola limbah sesuai  pengelolaan standar limbah di peternakan.

‘’Kami mencoba meneliti secara baik, apakah limbah ini karena yang ada mereka menggunakan cara closed home  atau secara tertutup. Tetapi, untuk pembersihan yang sudah menggunakan alat, sesudah itu limbah dibawa ke satu penampungan dan dikelola di sana, kemudian dicampur mengunakan sekam bakar lalu dikasih S4. Bagaimana limbah ini kemudian menjadi pupuk. Bahkan  masyarakat sering mengambil limbah ini menjadi pupuk di lahan mereka,’’ terangnya.

Dari hasil diskusi tersebut, lanjut bupati, ada beberapa hal yang perlu diefektifkan. Satu unit pengelolaan limbah milik HPP,  harus betul-betul diperhatikan dengan baik atau diefektifkan. Kedua melihat  dari pengelolaan HPP,  apakah nantinya ada alternatif lain untuk  tempat menampungan  yang lebih jauh dari lokasi yang sudah ada. 

Baca Juga :  Bawa Kabur Curian, Spesialis Curanmor Ditangkap

Berikut, juga akan dilihat  kapasitas kandang dengan lokasi yang ada, apakah dari jumlah populasi yang misalnya sekarang lebih 20.000  ekor,  apakah kapasitas kandang dan kelayakan lingkungan sepadan. Ini yang akan dikaji. Setelah itu baru diambil kesimpulan. ‘’Besok sekitar jam 8 pagi, saya akan kunjungi dan akan lihat beberapa kandang lainnya, termasuk ada kandang dengan populasi sampai 20.000 ekor ayam,’’ tandas Bupati Romanus Mbaraka.

Sehubungan dengan tuntutan masyarakat peternakan HPP ditutup atau direlokasi ke tempat lain, bupati Romanus menambahkan, harus ada kajian. ‘’Kita lagi lakukan kajian agar aspirasi masyarakat juga mendapat respon dan juga investasi jalan untuk pembangunan di Kabupaten Merauke,’’ pungkasnya.  (ulo/tho)     

Berita Terbaru

Artikel Lainnya