Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Seriusi Masalah Stunting dan Imunisasi, Dokter Anak Harus Ada di Se-Kabupaten 

Komitmen Ketua IDAI Cabang Papua Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak di Papua

IDAI Cabang Papua resmi  dipimpin dr. James Timothy, Sp.aK, setelah dilantik oleh Ketum PP IDAI dr. Piprim Basarah Yanarso, Sp.A, pada hari Kamis (20/1). Lantas bgaimana komitmen dr.James Timothy, Sp.aK, dalam menjalankan tugasnya di Papua?

Laporan: Priyadi_Jayapura.

Menjadi Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Papua, tentu menjadi tugas berat bagi pengurus IDAI Papua yang baru saja dilantik. Faktor geografis, daerah yang terisolir, hingga harus ditempuh dengan pesawat, kapal, termasuk dari sisi keamanan sumber daya manusia dan lainnya menjadi persoalan yang harus bisa ditangani IDAI Papua dalam meningkatkan derajat pelayanan kesehatan anak-anak di Papua khususnya di daerah pedalaman.

   Apalagi dari 29 kabupaten kota di Papua, masih ada beberapa kabupaten di daerah pegunungan yang belum memiliki dokter spesialis anak. Tentu hal ini harus menjadi perhatian serius pengurus IDAI Papua yang baru saja dilantik.

   dr. James Timothy, SpA, Mkes, mengakui dirinya bersama pengurus yang baru saja dilantik periode 2021-2024  berkomitmen   menjalankan tugas yang mulia ini demi meningkatkan derajat pelayanan kesehatan anak di seluruh kabupaten kota yang ada di Papua

   Menurutnya, tugas yang diemban ini adalah tugas mulia yang harus dijalankan dengan baik dan butuh dukungan dari semua pihak. Sebab,  tanpa dukungan maupun kerjasama dari semua pihak terutama pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan di Papua IDAI Papua tidak bisa apa-apa.

Baca Juga :  Siapkan Orang Khusus yang Tahu Syariat Islam dalam Pemotongan Hewan Kurban

   dr. James menjelaskan, program 100 hari yang ia akan lakukan adalah mendukung program PP IDAI. Yakni meningkatkan cakupan vaksinasi di Papua, membantu masalah stunting karena sampai saat ini dua masalah ini masih menjadi perhatian serius.

   Menurutnya, untuk bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat Papua, khususnya yang ada di daerah pegunungan dalam memberikan vaksinasi, serta pengurangan masalah stunting harus bisa dilakukan pendekatan kepada masyarakat. Terutama untuk menyakinkan bahwa pemberian vaksinasi untuk menyelamatkan anak dari berbagai penyakit dan virus,  karena anak anak harus diberikan vaksinasi sejak balita.

   Tentu hal ini juga butuh sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan secara kontinyu oleh pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan pihak lainnya untuk sama sama meyakinkan bahwa pemberian vaksin untuk anak itu penting. Apalagi pernah ada kasus luar biasa terkait ditemukannya campak jerman dan lainnya, tentu ini hal yang harus jadi perhatian serius.

   Hal lainnya dalam mengurangi kasus stunting, diharapkan setiap ibu yang hamil harus bisa diperhatikan masalah asupan gizi bayi dalam kandungan supaya sehat saat dilahirkan jangan sampai kasus meninggal dunia atau saat lahir mengalami stunting atau perlambatan pertumbuhan karena kekurangan gizi.

Baca Juga :  Dorong Perluasan Objek Pajak Untuk Bantu Tingkatkan Penerimaan Daerah

   Oleh sebab itu, kasus stunting harus bisa ditangani dengan baik karena ini menyangkut kesehatan dan kwalitas sumber daya manusia papua sebagai generasi emas garda terdepan dalam membangun papua.

    Menurut James Timoty, di Papua saat ini di beberapa kabupaten di pegunungan juga masih ada dokter spesialis anak, melalui kepemimpinanya ia akan mendorong  agar semua kabupaten di daerah pegunungan harus ada minimal satu dokter spesialis anak di rumah sakit, karena ini wajib untuk membantu peningkatan derajat kesehatan anak.

  dr. James juga menambahkan, ada program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang melalui bidang-bidangnya masing- masing. Sehingga dalam mensukseskan program ini dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari semua pengurus, supaya sama-sama dalam menjalankan tugasnya bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.

   Menurutnya, daerah yang menjadi perhatian serius di Papua dalam peningkatan derajat kesehatan yakni ada di bagian Pegunungan Tengah belum ada tenaga spesialis  anak. Contohnya seperti di Kabupaten Yahukimo, Sarmi, Yalimo, Mamteng, Intan Jaya dan Waropen.  Kendalanya sendiri selain fasilitas yang belum ada, kemudian juga daerahnya agak sulit dijangkau termasuk masalah Kamtibmas kadang masih ada gangguan.

   Oleh sebab itu,  pemerintah dan aparat keamanan bisa menjamin keselamatan tenaga medis spesialis anak cara memberikan pelayanan kesehatan di sana.(*/tri).

Komitmen Ketua IDAI Cabang Papua Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak di Papua

IDAI Cabang Papua resmi  dipimpin dr. James Timothy, Sp.aK, setelah dilantik oleh Ketum PP IDAI dr. Piprim Basarah Yanarso, Sp.A, pada hari Kamis (20/1). Lantas bgaimana komitmen dr.James Timothy, Sp.aK, dalam menjalankan tugasnya di Papua?

Laporan: Priyadi_Jayapura.

Menjadi Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Papua, tentu menjadi tugas berat bagi pengurus IDAI Papua yang baru saja dilantik. Faktor geografis, daerah yang terisolir, hingga harus ditempuh dengan pesawat, kapal, termasuk dari sisi keamanan sumber daya manusia dan lainnya menjadi persoalan yang harus bisa ditangani IDAI Papua dalam meningkatkan derajat pelayanan kesehatan anak-anak di Papua khususnya di daerah pedalaman.

   Apalagi dari 29 kabupaten kota di Papua, masih ada beberapa kabupaten di daerah pegunungan yang belum memiliki dokter spesialis anak. Tentu hal ini harus menjadi perhatian serius pengurus IDAI Papua yang baru saja dilantik.

   dr. James Timothy, SpA, Mkes, mengakui dirinya bersama pengurus yang baru saja dilantik periode 2021-2024  berkomitmen   menjalankan tugas yang mulia ini demi meningkatkan derajat pelayanan kesehatan anak di seluruh kabupaten kota yang ada di Papua

   Menurutnya, tugas yang diemban ini adalah tugas mulia yang harus dijalankan dengan baik dan butuh dukungan dari semua pihak. Sebab,  tanpa dukungan maupun kerjasama dari semua pihak terutama pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan di Papua IDAI Papua tidak bisa apa-apa.

Baca Juga :  Jadi Hidangan Pernikahan Saudara Gus Dur

   dr. James menjelaskan, program 100 hari yang ia akan lakukan adalah mendukung program PP IDAI. Yakni meningkatkan cakupan vaksinasi di Papua, membantu masalah stunting karena sampai saat ini dua masalah ini masih menjadi perhatian serius.

   Menurutnya, untuk bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat Papua, khususnya yang ada di daerah pegunungan dalam memberikan vaksinasi, serta pengurangan masalah stunting harus bisa dilakukan pendekatan kepada masyarakat. Terutama untuk menyakinkan bahwa pemberian vaksinasi untuk menyelamatkan anak dari berbagai penyakit dan virus,  karena anak anak harus diberikan vaksinasi sejak balita.

   Tentu hal ini juga butuh sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan secara kontinyu oleh pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan pihak lainnya untuk sama sama meyakinkan bahwa pemberian vaksin untuk anak itu penting. Apalagi pernah ada kasus luar biasa terkait ditemukannya campak jerman dan lainnya, tentu ini hal yang harus jadi perhatian serius.

   Hal lainnya dalam mengurangi kasus stunting, diharapkan setiap ibu yang hamil harus bisa diperhatikan masalah asupan gizi bayi dalam kandungan supaya sehat saat dilahirkan jangan sampai kasus meninggal dunia atau saat lahir mengalami stunting atau perlambatan pertumbuhan karena kekurangan gizi.

Baca Juga :  Lakukan Deteksi Dini,  Jangan Tunggu Sampai Mental Anak Kritis Baru Diobati

   Oleh sebab itu, kasus stunting harus bisa ditangani dengan baik karena ini menyangkut kesehatan dan kwalitas sumber daya manusia papua sebagai generasi emas garda terdepan dalam membangun papua.

    Menurut James Timoty, di Papua saat ini di beberapa kabupaten di pegunungan juga masih ada dokter spesialis anak, melalui kepemimpinanya ia akan mendorong  agar semua kabupaten di daerah pegunungan harus ada minimal satu dokter spesialis anak di rumah sakit, karena ini wajib untuk membantu peningkatan derajat kesehatan anak.

  dr. James juga menambahkan, ada program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang melalui bidang-bidangnya masing- masing. Sehingga dalam mensukseskan program ini dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari semua pengurus, supaya sama-sama dalam menjalankan tugasnya bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.

   Menurutnya, daerah yang menjadi perhatian serius di Papua dalam peningkatan derajat kesehatan yakni ada di bagian Pegunungan Tengah belum ada tenaga spesialis  anak. Contohnya seperti di Kabupaten Yahukimo, Sarmi, Yalimo, Mamteng, Intan Jaya dan Waropen.  Kendalanya sendiri selain fasilitas yang belum ada, kemudian juga daerahnya agak sulit dijangkau termasuk masalah Kamtibmas kadang masih ada gangguan.

   Oleh sebab itu,  pemerintah dan aparat keamanan bisa menjamin keselamatan tenaga medis spesialis anak cara memberikan pelayanan kesehatan di sana.(*/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya