Diterapkan Juli, Kurikulum Prototipe Lebih Fleksibel
Kemendikbud menawarkan kurikulum prototipe sebagai opsi metode pelajaran terbaru. Rencananya, Balikpapan menerapkan kurikulum tersebut pada tahun ajaran baru Juli 2022.
KURIKULUM prototipe diklaim bukan kurikulum baru, melainkan kurikulum untuk membantu pemulihan pembelajaran di masa pandemi.
Seperti diketahui selama pandemi 2020-2021, Kemendikbud menetapkan penggunaan Kurikulum 2013 dan kurikulum darurat.
Selanjutnya pada pemulihan pembelajaran 2022-2024, muncul kurikulum prototipe hingga nanti ada penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Lalu apa perbedaan kurikulum normal dengan kurikulum prototipe?
Kabid Pendidikan SD Disdikbud Balikpapan Triyuni Astuti menuturkan, saat ini kerangka kurikulum mengunci tujuan pembelajaran per tahun dan struktur kurikulum mengunci jam pelajaran per minggu. Sementara kurikulum prototipe lebih fleksibel bagi guru dan sekolah.
Sebab, menetapkan tujuan belajar per fase (2-3 tahun) dan jam pelajaran per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya.
Menurutnya, seluruh satuan pendidikan yang ada di Indonesia dapat menerapkan kurikulum tersebut.
“Karena mengedepankan karakter dan kompetensi siswa. Jadi, dapat diterapkan di sekolah Islam,” katanya. Begitu pula sekolah yang berada di bawah Kemenag dapat mengikuti kebijakan Kemendikbud. Sosialisasi tentang kurikulum prototipe ini dilakukan secara meluas. Termasuk kepada MI dan MTs.
Menurutnya, kini era digitalisasi dalam pembelajaran dan relaksasi penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS), maka buku bahan ajar atau media yang digunakan dalam kurikulum prototipe dapat fleksibel.
Buku teks, modul, dan perangkat ajar lain disediakan secara digital melalui platform digital untuk guru.
Sekolah dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler, dukungan pemda, dan yayasan. Kemudian buku cetak disediakan melalui SIPLah dengan dana BOS atau cetak mandiri.
Dia menegaskan, buku sudah siap secara digital dan cetak dengan dana BOS reguler.
“Bahan ajar yang ada masih digunakan sebagai referensi dan itu dipinjamkan kepada siswa. Hanya saat ini kita menggunakan kurikulum darurat, hal esensial yang harus disampaikan pada peserta didik,” bebernya. Ini syarat pencapaian kompetensi siswa sesuai jenjang. Sehingga, buku teks telah disiapkan pemerintah.
Dia menjelaskan, kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya. Misalnya dari sisi orientasi holistik, kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non akademis, kompetisi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
Selanjutnya berbasis kompetensi, bukan konten. Mengingat kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan. Bukan berdasarkan konten atau materi tertentu. Serta ada kontekstualisasi dan personalisasi, kurikulum mengikuti konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.
Terkait kurikulum pendidikan yang berganti terus-menerus, sebab evaluasi kurikulum dilakukan setiap tahun. Kebijakan kurikulum di bawah kendali Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. “Dunia setiap saat berubah. Jika pendidikan Indonesia tidak berubah kita akan tertinggal dengan era globalisasi,” pungkasnya. (gel/ms/k15/JPG)