Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Pos Belukar Diserang, Seorang Prajurit Tertembak

JAYAPURA-Kontak tembak antara anggota Satgas Nemangkawi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Ngalum Kupel di Distrik Kiwirok Pegunungan Bintang kembali terjadi.

Dilaporkan pada Senin (17/1) sekira pukul 06.00 WIT  terjadi kontak tembak antara Satgas Tindak Nemangkawi (Belukar) dengan KKB pimpinan Lamek Alipki Taplo. Akibat  tembakan tersebut salah satu anggota Brimob, Bharatu Bahtiar  terkena rekoset. Untungnya korban masih bisa diselamatkan dan langsung dievakuasi.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyampaikan bahwa pada tanggal tersebut sekira pukul 6 pagi piket siaga melaksanakan pemantauan situasi di seputaran Pos Belukar Kiwirok yang pada saat itu cuaca sedang terjadi kabut sangat tebal.

Tiba-tiba sekira pukul 06.50 WIT dari arah sebelah kiri pos terjadi tembakan ke arah Pos Belukar yang menyerempet punggung dari Bharatu Bachtiar. Saat itu juga anggota lain yang berada di dalam pos langsung merespon dengan membalas tembakan ke  arah penyerang pertama.

Diceritakan bahwa saat itu Bharatu Bachtiar berdiri di depan pintu pos dengan  kondisi kabut. Nah saat akan masuk ke dalam pos inilah ia diserang oleh para pelaku dengan jarak sekitar 100 meter. Korban akhirnya tertembak di punggung sebelah kiri. “Korban langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit, sementara anggota setelah itu langsung membalas tembakan dan terdengar ada balasan dari arah rumah perhubungan,” beber Kamal.

Baca Juga :  Tragedi Kiwirok Melanggar HAM

Dari penyerangan ini seluruh anggota menurut AM Kamal  langsung melakukan siaga sambil mengevakuasi korban untuk dilakukan perawatan. “Tidak ada korban jiwa dan aparat keamanan TNI-Polri terus melakukan penjagaan di titik rawan dan pintu masuk KKB. Saat ini Bharatu Bachtiar telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Jayapura untuk mendapat perawatan lebih lanjut,” katanya. Sekedar diketahui serangan KKB ini dilakukan jelang penarikan pasukan.

Sementara itu, Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa metode pendekatan kesejahteraan untuk menangani KST tentunya sangat diperlukan. Karena dalam setiap konflik bersenjata, jalur militer hampir pasti tidak efektif untuk memberikan rasa damai. “Konflik bersenjata di Aceh juga hanya selesai dengan pendekatan dialog,” ungkapnya.

Namun begitu, untuk menghadapi penembakan terhadap aparat, tentunya tetap diperlukan jalur militer. Artinya, kedua pendekatan baik dialog atau kesejahteraan dan militer tetap dilakukan. “Hanya saja tulang punggung utamanya adalah pendekatan kesejahteraan atau dialog,” urainya.

Baca Juga :  KPU Papua Menilai Janggal

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Aqsha Erlangga menyampaikan bahwa usai korban kontak tembak tersebut dievakuasi, aparat keamanan memastikan yang bersangkutan dalam keadaan stabil. Saat ini pihaknya bersama personel Polri masih melakukan pengawasan ekstra. ”Tetap perkuatan siaga pos,” ungkap dia saat hubungi oleh Jawa Pos kemarin sore.

Di Jakarta, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeber data tindak kekerasan di Papua yang termonitor oleh mereka. Menurut Kepala Biro Dukungan Penegakan HAM Komnas HAM Gatot Ristanto, tidak kurang dari 53 peristiwa kekerasan terjadi di Papua selama 2021. ”Total jumlah korban mencapai 47 orang, diantaranya 24 orang meninggal dunia,” jelas dia.

Peristiwa kekerasan tersebut tidak hanya merugikan pihak-pihak yang menjadi korban, melainkan turut merugikan masyarakat secara umum. Menurut Gatot peristiwa kekerasan dilakukan oleh tiga pihak. Yakni Polri, TNI, dan KST. ”Bentuk kekerasan yang terjadi berupa kontak senjata, penembakan, penganiayaan dengan senjata tajam, pembakaran dan perusakan bangunan atau barang,” ungkapnya. (idr/syn/ade/nat)

JAYAPURA-Kontak tembak antara anggota Satgas Nemangkawi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Ngalum Kupel di Distrik Kiwirok Pegunungan Bintang kembali terjadi.

Dilaporkan pada Senin (17/1) sekira pukul 06.00 WIT  terjadi kontak tembak antara Satgas Tindak Nemangkawi (Belukar) dengan KKB pimpinan Lamek Alipki Taplo. Akibat  tembakan tersebut salah satu anggota Brimob, Bharatu Bahtiar  terkena rekoset. Untungnya korban masih bisa diselamatkan dan langsung dievakuasi.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyampaikan bahwa pada tanggal tersebut sekira pukul 6 pagi piket siaga melaksanakan pemantauan situasi di seputaran Pos Belukar Kiwirok yang pada saat itu cuaca sedang terjadi kabut sangat tebal.

Tiba-tiba sekira pukul 06.50 WIT dari arah sebelah kiri pos terjadi tembakan ke arah Pos Belukar yang menyerempet punggung dari Bharatu Bachtiar. Saat itu juga anggota lain yang berada di dalam pos langsung merespon dengan membalas tembakan ke  arah penyerang pertama.

Diceritakan bahwa saat itu Bharatu Bachtiar berdiri di depan pintu pos dengan  kondisi kabut. Nah saat akan masuk ke dalam pos inilah ia diserang oleh para pelaku dengan jarak sekitar 100 meter. Korban akhirnya tertembak di punggung sebelah kiri. “Korban langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit, sementara anggota setelah itu langsung membalas tembakan dan terdengar ada balasan dari arah rumah perhubungan,” beber Kamal.

Baca Juga :  KPU Papua Menilai Janggal

Dari penyerangan ini seluruh anggota menurut AM Kamal  langsung melakukan siaga sambil mengevakuasi korban untuk dilakukan perawatan. “Tidak ada korban jiwa dan aparat keamanan TNI-Polri terus melakukan penjagaan di titik rawan dan pintu masuk KKB. Saat ini Bharatu Bachtiar telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Jayapura untuk mendapat perawatan lebih lanjut,” katanya. Sekedar diketahui serangan KKB ini dilakukan jelang penarikan pasukan.

Sementara itu, Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa metode pendekatan kesejahteraan untuk menangani KST tentunya sangat diperlukan. Karena dalam setiap konflik bersenjata, jalur militer hampir pasti tidak efektif untuk memberikan rasa damai. “Konflik bersenjata di Aceh juga hanya selesai dengan pendekatan dialog,” ungkapnya.

Namun begitu, untuk menghadapi penembakan terhadap aparat, tentunya tetap diperlukan jalur militer. Artinya, kedua pendekatan baik dialog atau kesejahteraan dan militer tetap dilakukan. “Hanya saja tulang punggung utamanya adalah pendekatan kesejahteraan atau dialog,” urainya.

Baca Juga :  Komnas HAM Akan Mintai Keterangan 13 Anggota TNI di Puncak

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Aqsha Erlangga menyampaikan bahwa usai korban kontak tembak tersebut dievakuasi, aparat keamanan memastikan yang bersangkutan dalam keadaan stabil. Saat ini pihaknya bersama personel Polri masih melakukan pengawasan ekstra. ”Tetap perkuatan siaga pos,” ungkap dia saat hubungi oleh Jawa Pos kemarin sore.

Di Jakarta, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeber data tindak kekerasan di Papua yang termonitor oleh mereka. Menurut Kepala Biro Dukungan Penegakan HAM Komnas HAM Gatot Ristanto, tidak kurang dari 53 peristiwa kekerasan terjadi di Papua selama 2021. ”Total jumlah korban mencapai 47 orang, diantaranya 24 orang meninggal dunia,” jelas dia.

Peristiwa kekerasan tersebut tidak hanya merugikan pihak-pihak yang menjadi korban, melainkan turut merugikan masyarakat secara umum. Menurut Gatot peristiwa kekerasan dilakukan oleh tiga pihak. Yakni Polri, TNI, dan KST. ”Bentuk kekerasan yang terjadi berupa kontak senjata, penembakan, penganiayaan dengan senjata tajam, pembakaran dan perusakan bangunan atau barang,” ungkapnya. (idr/syn/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya