PAUD dan TK Dibuatkan SOP untuk Belajar Tatap Muka
JAYAPURA-Ketua Satgas Covid-19 Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengungkapkan bahwa untuk tempat ibadah, pembatasan umat yang hadir tetap berjalan seperti semula dengan 75% dari kapasitas ruangan dan dengan protokol yang ketat. Acara pernikahan, tempat hiburan, rekreasi, dan tempat fasilitas umum hanya 50% persen dari daya tampung.
“Sekolahan masuk 50% dengan tetap melaksanakan prokes ketat. Sedangkan untuk PAUD dan TK harus dibuatkan SOP untuk segera di berlakukan kembali kegiatan belajar mengajar.” Jelas Benhur Tomi Mano dalam rapat evaluasi Covid-19 di Kantor Walikota pada Rabu (12/01).
Selain itu juga operasi masker tetap harus dilakukan. Kegiatan masyarakat dimulai dari jam 06.00 hingga pukul 22.00 dan vaksinasi usia 6-11 tahun akan gencar disosialisasikan.
“Ini kita akan tuangkan dalam instruksi Walikota Jayapura. Keputusan kita pada hari ini (kemarin.red) akan terbit dalam SK Walikota No. 1 tahun 2022.” Ujarnya.
Benhur Tomi Mano menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat kota Jayapura, karena telah sangat disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
“Sehingga kita ada pada kasus nol covid. Terima kasih kepada seluruh masyarakat kota Jayapura yang mau vaksin,” ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada tokoh-tokoh agama. Baik Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan juga Islam. Karena telah membantu pemerintah melakukan sosialisasi, sehingga umat beragama di kota Jayapura mau di vaksin.
“Terima kasih kepada tokoh-tokoh agama. Itulah yang akan kita putuskan langkah-langkah konkrit untuk tahun 2021 dalam penanganan covid 19,” ujarnya.
Juru Bicara Satgas Covid 19 kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengaku untuk level 2 yang diberlakukan di Kota Jayapura, memang sekolah tatap mukanya 75%. kemudian juga untuk ibadah juga 75%. “Kalau prinsip prokes protokol kesehatan yang sudah kita laksanakan adalah tetap menjaga jarak. Jadi kalau menjaga jarak berarti di sekolah itu selang-seling ya jadi minimal 1 Meter. kalo omicron minimal satu setengah meter,” ujarnya.
Selanjutnya, terkait pemberitahuan kepada Puskesmas, bahwa semua pasien ISPA harus dilakukan swab antigen agar dapat mengantisipasi adanya kasus positif yang tidak terkonfirmasi.
“Jadi baik juga yang dalam penanganan bencana, kami sampaikan kemarin kepada teman-teman. Tolong semua pasien ISPA kita lakukan Swab antigen, untuk melihat apakah ada penyebaran covid atau masih ada covid yang tidak terdeteksi.” ujarnya.
Sebab selama ini hanya melakukan pemeriksaan untuk perjalanan dinas, dan itu tidak di temukan kasus positif dari tanggal 21 Desember. Sehingga perlu kewaspadaan apabila ada kasus yang tidak terdeteksi.
“Kemudian di pelabuhan kami tanya KKP juga yang dilakukan rapid antigen tidak ada yang rapid positif dan kemudian dari litbangkes dari tanggal 21 itu tidak ada yang positif dari kota Jayapura.” Tandasnya. (rhy/tri)