Pertamina Jamin Stok BBM Aman dan Terkendali Sampai Desember
MERAUKE-Pihak Pertamina memastikan pasokan stok BBM di Kabupaten Merauke aman dan terkendali sampai Desember. Kepastian ini disampaikan oleh Unit Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Regional Papua Maluku, Edi Mangun kepada wartawan di Merauke, Senin (15/11) malam.
Menurut Edi Mangun, masyarakat tidak perlu terprovokasi oleh isu ataupun berita hoax yang beredar terkait kelangkaan BBM, mengingat pasokan BBM dinilai aman di wilayah Kabupaten Merauke. “Masyarakat jangan mudah terhasut berita hoax, BBM itu ada, jadi aman,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat supaya arif dan bijaksana dalam melakukan pembelian BBM di SPBU sesuai kebutuhan masing-masing sehingga tidak perlu membeli BBM dalam jumlah besar untuk disimpan. “Masyarakat jangan menimbun BBM di rumah, selain bahaya, itu juga melanggar hukum,” terangnya.
Edi Mangun mengungkapkan menyimpan BBM dalam jumlah besar di rumah ataupun di gudang, tentunya sangat beresiko, karena BBM jenis apapun adalah tergolong bahan berbahaya dan mudah terbakar sehingga sangat berbahaya bukan saja bagi penyimpan tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Pria asli Boven Digoel ini memperingatkan masyarakat dengan belajar dari kasus yang terjadi di Sorong baru-baru ini. Menurutnya, di Sorong terjadi suatu kejadian yang dapat dikatakan musibah karena selain masyarakat tergganggu, pertamina juga terganggu. Ini terjadi karena beredar suatu berita hoax yakni kata langka. “Kata langka ini memiliki efek yang luar biasa bagi masyarakat,” terangnya.
Ketika muncul informasi kata langka, maka panik buyer terjadi. Menurutnya ada 3 isu yang muncul di Sorong saat itu. Isu pertama, pertalite akan dihapus. Isu kedua, pertalite akan naik harga dan isu ketiga stok pertamina akan habis. Isu atau hoax tersebut membuat masyarakat berbondong ke SPBU, sehingga pihaknya dari pertamina meningkatkan suplay ke SPBU 2 kali yang biasanya 15 KL mnejadi 30 Kl.
“Semua habis tapi besoknya antri lagi karena orang panik. Situasi ini yang saya imbau kepada masyarakat. Jika ada informasi seperti itu masyarakat bisa langsung telepon ke Pertamina ke nomor 135 dan itu langsung direspon,” tandasnya.
Edi Mangun menambahkan bahwa kasus Sorong harus benar-benar menjadi perhatian untuk tidak terjadi di tempat lain yang membuat kepanikan di masyarakat hingga harga BBM sampai Rp 50.000 perliternya. “Orang bilang BBM langka dan saya bantah. Mengapa karena langka itu kalau barang tidak ada. Tapi ini barang ada di SPBU dan di pertamina tapi di depan SPBU harga sampai Rp 50.000 perliter. Itu suatu kenyataan yang miris,” pungkasnya. (ulo/tri)