Banyak Masyarakat Tidak Mengerti Buang Sampah Pada Tempatnya
Kondisi sampah disekitar Jembatan Yotefa, Jayapura saat dibersihkan oleh kelompok komunitas lingkungan beberapa hari lalu. Lokasi ini kini telah bersih namun suatu saat sampah akan tetap memenuhi bibir pantai karena kebiasaan masyarakat yang belum tertib membuang sampah pada tempatnya termasuk di lokasi wisata. ( FOTO : Gamel/Cepos)
Banyak Masyarakat Tidak Mengerti Buang Sampah Pada Tempatnya
JAYAPURA-Aksi bersih-bersih yang dilakukan Komunitas Jayapura Litter Pickers di lokasi Jayapura City pada Sabtu (27/4) mendapati banyak sekali sampah botol dan sampah plastik yang ditinggalkan pengunjung. Meski lokasi ini menjadi satu tempat yang diburu pada netizen dan instagramers untuk berfoto ini ternyata tak sedikit sampah yang tercecer. Ini menunjukkan para pengunjung di lokasi ketinggian tersebut kebanyakan hanya tau mejeng tanpa tahu peduli untuk membuang sampah di tempatnya atau membawa pulang sekalian.
“Hanya 1 jam tapi sampah yang kami kumpulkan cukup banyak, kebanyakan botol plastik jenis lainnya,” kata Marcel Mauri, salah satu anggota JLP, usai kegiatan itu.
Ia menyebut di lokasi Jayapura City menjadi tempat yang digemari anak muda lantaran bisa melihat secara utuh Kota Jayapura. Apalagi jika malam hari di lokasi ini akan sangat indah karena yang terlihat adalah lampu-lampu jalan dan lampu gedung-gedung di kota. Tapi sayangnya dari sekian banyak yang berkunjung ternyata tidak semua paham menjaga kebersihan.
“Kemarin kami didampingi langsung oleh Pak Melkias Marisan yang mengelola tempat ini dan menurut beliau sampah yang paling banyak justru berada di lereng. Itu sulit sekali untuk kami gapai karena terlalu curam. Harus menggunakan alat untuk turun ke bawah,” jelas Marcel.
Kata Marcel menurut pengelola jika sampah botol di lereng dikumpulkan maka bisa mengisi dua truk yang artinya banyak sekali sampah botol yang tersangkut di semak-semak atau ilalang.
Melkias sendiri menyebut bahwa aksi bersih – bersih di lokasinya baru pertama kali dilakukan dan Ia sendiri sejatinya sudah menyiapkan tempat sampah tapi tidak semua pengunjung bisa dipantau untuk diminta membuang sampah di tempatnya.
“Kadang kalau sudah duduk biasa kami hanya memantau apakah semuanya aman dan tidak terjadi apa-apa, tapi kadang juga sampahnya ditinggal begitu saja,” imbuhnya. (ade/gin)
Kondisi sampah disekitar Jembatan Yotefa, Jayapura saat dibersihkan oleh kelompok komunitas lingkungan beberapa hari lalu. Lokasi ini kini telah bersih namun suatu saat sampah akan tetap memenuhi bibir pantai karena kebiasaan masyarakat yang belum tertib membuang sampah pada tempatnya termasuk di lokasi wisata. ( FOTO : Gamel/Cepos)
Banyak Masyarakat Tidak Mengerti Buang Sampah Pada Tempatnya
JAYAPURA-Aksi bersih-bersih yang dilakukan Komunitas Jayapura Litter Pickers di lokasi Jayapura City pada Sabtu (27/4) mendapati banyak sekali sampah botol dan sampah plastik yang ditinggalkan pengunjung. Meski lokasi ini menjadi satu tempat yang diburu pada netizen dan instagramers untuk berfoto ini ternyata tak sedikit sampah yang tercecer. Ini menunjukkan para pengunjung di lokasi ketinggian tersebut kebanyakan hanya tau mejeng tanpa tahu peduli untuk membuang sampah di tempatnya atau membawa pulang sekalian.
“Hanya 1 jam tapi sampah yang kami kumpulkan cukup banyak, kebanyakan botol plastik jenis lainnya,” kata Marcel Mauri, salah satu anggota JLP, usai kegiatan itu.
Ia menyebut di lokasi Jayapura City menjadi tempat yang digemari anak muda lantaran bisa melihat secara utuh Kota Jayapura. Apalagi jika malam hari di lokasi ini akan sangat indah karena yang terlihat adalah lampu-lampu jalan dan lampu gedung-gedung di kota. Tapi sayangnya dari sekian banyak yang berkunjung ternyata tidak semua paham menjaga kebersihan.
“Kemarin kami didampingi langsung oleh Pak Melkias Marisan yang mengelola tempat ini dan menurut beliau sampah yang paling banyak justru berada di lereng. Itu sulit sekali untuk kami gapai karena terlalu curam. Harus menggunakan alat untuk turun ke bawah,” jelas Marcel.
Kata Marcel menurut pengelola jika sampah botol di lereng dikumpulkan maka bisa mengisi dua truk yang artinya banyak sekali sampah botol yang tersangkut di semak-semak atau ilalang.
Melkias sendiri menyebut bahwa aksi bersih – bersih di lokasinya baru pertama kali dilakukan dan Ia sendiri sejatinya sudah menyiapkan tempat sampah tapi tidak semua pengunjung bisa dipantau untuk diminta membuang sampah di tempatnya.
“Kadang kalau sudah duduk biasa kami hanya memantau apakah semuanya aman dan tidak terjadi apa-apa, tapi kadang juga sampahnya ditinggal begitu saja,” imbuhnya. (ade/gin)