
JAYAPURA-Sebanyak 11 orang terduga teroris kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) ditangkap Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke di Merauke, Jumat (28/5) hingga Minggu (30/5). Para pelaku ditangkap di beberapa distrik di Kabupaten Merauke.
Awalnya Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke menangkap 10 terduga teroris pada Jumat (28/5). Mereka yang ditangkap masing-masing berinisial AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP dan IK. Sementara, Minggu (30/5) dilaporkan satu terduga teroris kembali diamankan.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyampaikan, mereka adalah kelompok Ansor Daulah yang merupakan rangkaian dari kasus yang terjadi beberapa bulan lalu di Makassar.
“Mereka ini ada di Merauke dan kembali ke Makassar melakukan kegiatan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar. Setelah itu kembali lagi ke Merauke,” jelas Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Minggu (30/5).
Dikatakan, keberadaan kelompok ini di Merauke sudah lama. Dari Mabes Polri khususnya Densus 88 diakuinya cukup lama melakukan monitoring terhadap kelompok ini di daerah Merauke, hingga diputuskan untuk dilakukan penangkapan agar tidak melakukan aksi di Papua khususnya di Kabupaten Merauke.
“Kita lakukan penangkapan terhadap 10 orang termasuk sepasang suami isteri. Para pelaku akan dibawa ke Jayapura dan dilakukan penahanan di Mako Brimob sembari menunggu proses lanjutan. Baik penyelidikan maupun langkah-langkah penanganan penindakan lanjutan terhadap kelompok lainnya yang belum kita lakukan penangkapan,” jelasnya.
Kapolda Mathius Fakhiri berharap dapat mengamankan semua pelaku, sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman terhadap masyarakat yang ada di tanah Papua khususnya yang ada di Kabupaten Merauke.
Dijelaskan Kapolda, dari informasi awal. pelaku pernah melakukan beberapa aksi di Merauke namun gagal, sehingga rangkaian ini termonitor dan dilakukan penangkapan.
“Pengembangan tetap kita lakukan dengan berbagai macam barang bukti yang sudah kami amankan. Kita melakukan langkah-langkah cepat karena kita tidak mau aksi ini dilakukan di tanah Papua,” tegas Kapolda.
Lanjut Kapolda, profesi para pelaku bermacam-macam. Ada yang menjadi buruh, tukang dan lebih banyak pada kegiatan keagamaan. Keberadaan mereka di Merauke cukup lama, bahkan hampir semua ada korelasinya dan mereka sudah dibayat.
“Ada salah satu masjid di Merauke tempat mereka kumpul untuk melakukan salat dan pertemuan tertutup,” tutupnya.
Secara terpisah, Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum., menambahkan bahwa Densus 88 Antiteror dibackup Kepolisian Resor Merauke dan Brimob awalnya menangkap 10 terduga teroris di sejumlah distrik di Merauke sejak Jumat (28/5) mulai pukul 16.00 WIT sampai Sabtu (29/5).
Dari 11 terduga teroris tersebut, 10 diantaranya berhasil ditangkap pada Jumat sore sempai Sabtu dinihari. Sedangkan 1 terduga teroris lainnya berhasil ditangkap, Minggu (30/5).
Dikatakan, penangkapan ini dilakukan di sejumlah distrik, yakni Distrik Kurik, Distrik Jagebob, Distrik Tanah Miring, dan Distrik Merauke. “Para terduga teroris tersebut sementara ini dalam pemeriksaan,” jelas Kapolres Untung Sangaji.
Kapolres Untung Sangaji menyebutkan, dalam penggerebekan itu, selain mengamankan para terduga teroris, juga diamankan sejumlah barang bukti yang berbahaya bagi masyarakat.
Para terdua teroris ini, lanjut Kapolres, menargetkan sejumlah gereja yang ada di Merauke. Namun sebelum melakukan aksinya, para terduga teroris terlebih dahulu diamankan. “Kemarin mungkin mereka sudah mau tembak-tembak gereja dengan bom tapi karena kita sudah penuh di gereja sehingga tidak melakukan aksinya. Hari Minggu kita harus jaga ketat gereja lagi di Merauke,’’ tandasnya.
Meski telah menangkap 11 terduga teroris tersebut, namun Kapolres menjelaskan bahwa saat ini masih terus dikembangkan. Kendati begitu, Kapolres belum mau berkomentar banyak karena menurutnya kasus ini masih terus dikembangkan. “Masih terus dikembangkan. Jangan sampai kita sudah terlalu banyak memberi komentar,” terangnya.
Belum diketahui secara pasti kelompok mana terduga teroris yang ditangkap di Merauke tersebut. Namun informasi yang diterima media ini mengungkakan bahwa jaringan yang ditangkap tersebut berafiliasi dengan jaringan teroris Makassar. Sejak tahun 2017 lalu, keberadaan para terduga teroris ini sudah dipantau oleh aparat.
Sementara itu, untuk wilayah Distrik Merauke, titik-titik yang menjadi sasaran penangkapan dan penggeledahan tersebut adalah Gang Papua I, Gang Papua II, Simpang Tiga Kantor Lurah Samkai dan Gang Sayur. Saat penangkapan para terduga teroris, Kapolres Untung Sangaji memerintahkan perwira jaga, SPKT dan penjagaan maupun di Polsek untuk siaga penuh secara berkesinambungan sehubungan pengungkapan kasus tersebut bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror. “Jadi di mohon agar memperketat penjagaan di seluruh Merauke dimana saja. Tidak ada tamu dan kenalan yang datang. Anda bersiaga dan bertanggungjawab penuh dengan kondisi apapun. 1 x 24 jam segera mengirim SMS atau WA di induk Polres Merauke,” tegasnya.
Kapolres juga memerintahkan patroli malam untuk terus bergerak memantau dari posisi-posisi yang berbeda.
Sementara itu, Minggu (30/5) kemarin, Kapolres Untung Sangaji mengungkapkan, bahwa dari 10 terduga teroris yang ditangkap sebelumnya tersebut bertambah 1 orang sehingga menjadi 11 orang.
“Tadi ada tambahan 1 orang yang berhasil ditangkap, sehingga kalau kemarin jumlahnya 10 sekarang menjadi 11 orang,” tambahnya di sela-sela mengikuti deklarasi akbar dukungan PON XX di depan Kantor Bupati Merauke, Minggu (30/5).
Kapolres juga menjelaskan bahwa ada barang bukti tidak bisa diambil Jihandak karena bahan peledaknya cair. “Kalau goyang saat bersentuhan, langsung meledak, sehingga kita mundur dulu. Jadi kemarin itu ada barang bukti yang kita tidak berani dan tinggalkan dulu. Karena itu barang peledak cair,” katanya.
Dirinya menjelaskan bahwa barang bukti tersebut ada di Jagebob dan tempat lainnya. “Tidak perlu saya sebutkan secara rinci karena nanti takut teman-teman kena imbasnya,” tandas.
Kapolres kembali menegaskan bahwa yang menjadi target ledakan bom dari para terduga teroris tersebut adalah sejumlah gereja yang ada di Merauke. (fia/ulo/nat)