
MERAUKE-Di tengah pandemi Corona dan antrean panjang dan berjam-jam untuk mendapatkan BBM khususnya solar di SPBU membuat sopir truk maupun Hilux yang mengangkut logistik ke Boven Digoel saat ini membutuhkan waktu 3 hari untuk bisa sampai ke Boven Digoel.
David Mahuze, salah satu sopir pengangkut logistik tersebut mengaku tidak bisa menempuh perjalanan Merauke -Tanah Merah dalam waktu 1 hari. “Sekarang sudah butuh 3 hari baru bisa sampai ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel,’’ katanya.
Hari pertama, kata dia, harus antre pengisian BBM berjam-jam di SPBU. Fenomena ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 lalu dan sampai hari ini, antrean panjang truk tersebut juga tidak terselesaikan. David menjelaskan, setelah mengisi BBM tersebut, kemudian hari kedua mengurus surat kesehatan ke puskemas tanda sehat untuk selanjutnya ke Dinas Perhubungan mendapatkan rekomendasi untuk bisa jalan.
Sebab, jika tidak ada surat rekomendasi dan surat sehat yang dikeluarkan dari kedua institusi tersebut maka ketika akan masuk di perbatasan Merauke-Boven Digoel tidak diperbolekan masuk wilayah Boven Digoel. ‘’Akan disuruh kembali,’’ jelasnya.
Bahkan, kata dia, pernah ada sopir yang disuruh dorong mobilnya oleh petugas Covid-19 Boven Digoel karena disuruh balik karena tidak mengantongi rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke dan surat sehat namun tetap nekat menerobos. “Itu bukan hoax tapi betul,’’ katanya.
David menjelaskan, setelah mendapatkan surat rekomendasi dan surat sehat, barulah berangkat. “Sepanjang perjalanan, kita diperiksa dua kali. Satu kali di Ulilin dan satu kali di Asiki. Sekarang kita tidak bisa tempuh dalam waktu sehari, tapi butuh 3 hari,’’ jelasnya.
David menambahkan bahwa surat sehat dan rekomendari Dinas Perhubungan yang diperoleh dari Merauke tidak dapat dipergunakan saat balik dari Tanah Merah ke Merauke. ‘’Di sana, kita juga harus urus surat sehat dan rekomendasi dari instansi yang sama untuk bisa turun ke Merauke. Kalau tidak, kita dilarang masuk Merauke,’’ tambahnya. (ulo/tri)