Sub Pusat Diminta Sediakan Trayek Tol Laut Merauke-Jayapura PB PON Kota Jayapura
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauike Drs Daniel Pauta didampingi Asisten I Sekda Ir. HBL Tobing, M.Eng saat memberikan penjelasan pada rapat dengar pendapat dengan Komisi B dan C terkait dengan upaya yang dilakukan pemerint ah daerah dalam rangka penyerapan beras petani di Merauke baru-baru ini . ( FOTO:Sulo/Cepos )
MERAUKE- Pemerintah Kabupaten Merauke meminta pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan untuk menyediakan trayek tol laut perintis Merauke-Timika-Fakfak-Sorong-Jayapura. ‘’Kami sampaikan kepada kementerian perhubungan supaya kita tidak hanya mendengar adanya tol laut, tapi tidak sampai kepada daerah kita. Kami sudah menugaskan kepala dinas perhubungan Kabupaten Merauke agar membuat surat kepada Menteri Perhubungan supaya ada trayek tol laut dari Merauke ke Timika keliling sampai Jayapura,” kata Sekda Drs Daniel Pauta, saat rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Merauke, Rabu (11/3).
Permintaan adanya trayek tol laut tersebut agar beras petani Merauke dapat dikirim ke sejumlah daerah di Papua yang saat ini memang membutuhkan beras, namun beras yang didatangkan tersebut dari luar Papua. “Kalau ada trayek tol laut keliling Papua, maka kita bisa mengirim beras kita ke sejumlah daerah di Papua yang memang membutuhkan beras,’’ jelasnya.
Pauta menjelaskan, bahwa persoalan selama ini sehingga Bulog tidak bisa menyerap beras dari Merauke ke Jayapura, karena biaya kirim dari Merauke ke Jayapura yang terlalu besar. Sebab, jika mengirim beras dari Merauke Jayapura misalnya, maka kapal harus ke Surabaya terlebih dahulu, kemudian dari Surabaya ke Jayapura. Sementara Bulog sebagai BUMN selalu ditekankan untuk dapat meminimalkan pengeluaran.
“Sehingga ketika ada tol laut dari Merauke-Jayapura, maka biaya kirim bisa ditekan,’’ terangnya. Pauta menjelaskan, dibandingkan dengan beras dari luar Papua, sebenarnya beras Merauke masih jauh lebih baik. Karena beras Merauke tidak menggunakan zat pengawet. ‘’Kalau kita disini, begitu selesai panen, kering lalu digiling dan masuk ke dalam karung,’’ jelasnya.
Sekda Pauta berharap, adanya respon dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perhubungan dengan permintaan tersebut sehingga para petani di Merauke bisa tertolong. Karena petani kesulitan pasar, setelah Bulog tidak lagi menyallurkan Raskin atau Bansos Rastra. “Mau tol laut atau perintis tidak masalah, yang penting ada jalur Merauke keliling sampai Jayapura, sehingga biaya kirim bisa ditekan, “ pungkasnya. (ulo/tri)
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauike Drs Daniel Pauta didampingi Asisten I Sekda Ir. HBL Tobing, M.Eng saat memberikan penjelasan pada rapat dengar pendapat dengan Komisi B dan C terkait dengan upaya yang dilakukan pemerint ah daerah dalam rangka penyerapan beras petani di Merauke baru-baru ini . ( FOTO:Sulo/Cepos )
MERAUKE- Pemerintah Kabupaten Merauke meminta pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan untuk menyediakan trayek tol laut perintis Merauke-Timika-Fakfak-Sorong-Jayapura. ‘’Kami sampaikan kepada kementerian perhubungan supaya kita tidak hanya mendengar adanya tol laut, tapi tidak sampai kepada daerah kita. Kami sudah menugaskan kepala dinas perhubungan Kabupaten Merauke agar membuat surat kepada Menteri Perhubungan supaya ada trayek tol laut dari Merauke ke Timika keliling sampai Jayapura,” kata Sekda Drs Daniel Pauta, saat rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Merauke, Rabu (11/3).
Permintaan adanya trayek tol laut tersebut agar beras petani Merauke dapat dikirim ke sejumlah daerah di Papua yang saat ini memang membutuhkan beras, namun beras yang didatangkan tersebut dari luar Papua. “Kalau ada trayek tol laut keliling Papua, maka kita bisa mengirim beras kita ke sejumlah daerah di Papua yang memang membutuhkan beras,’’ jelasnya.
Pauta menjelaskan, bahwa persoalan selama ini sehingga Bulog tidak bisa menyerap beras dari Merauke ke Jayapura, karena biaya kirim dari Merauke ke Jayapura yang terlalu besar. Sebab, jika mengirim beras dari Merauke Jayapura misalnya, maka kapal harus ke Surabaya terlebih dahulu, kemudian dari Surabaya ke Jayapura. Sementara Bulog sebagai BUMN selalu ditekankan untuk dapat meminimalkan pengeluaran.
“Sehingga ketika ada tol laut dari Merauke-Jayapura, maka biaya kirim bisa ditekan,’’ terangnya. Pauta menjelaskan, dibandingkan dengan beras dari luar Papua, sebenarnya beras Merauke masih jauh lebih baik. Karena beras Merauke tidak menggunakan zat pengawet. ‘’Kalau kita disini, begitu selesai panen, kering lalu digiling dan masuk ke dalam karung,’’ jelasnya.
Sekda Pauta berharap, adanya respon dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perhubungan dengan permintaan tersebut sehingga para petani di Merauke bisa tertolong. Karena petani kesulitan pasar, setelah Bulog tidak lagi menyallurkan Raskin atau Bansos Rastra. “Mau tol laut atau perintis tidak masalah, yang penting ada jalur Merauke keliling sampai Jayapura, sehingga biaya kirim bisa ditekan, “ pungkasnya. (ulo/tri)