Friday, November 14, 2025
25.7 C
Jayapura

Natalius Pigai Enggan Bahas Status Pahlawan Soeharto

JAKARTA – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menjadikan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan aktivis buruh Marsinah sebagai simbol utama nilai kemanusiaan di lingkungan Kementerian HAM. Kedua tokoh itu diabadikan sebagai nama gedung dan ruang pelayanan publik di kantor pusat kementerian.

Pigai menilai Gus Dur sebagai sosok yang melampaui sekat agama, suku, dan wilayah. Menurutnya, Gus Dur bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga tokoh dunia yang berperan besar dalam memperjuangkan perdamaian dan melawan diskriminasi.

“Dari ujung Papua ketika orang Papua menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan tentang ketidakadilan, Gus Dur hadir. Ketika orang Aceh menyanyikan hal yang sama, Gus Dur di situ hadir,” ujar Pigai di kantornya, Selasa (11/11).

Baca Juga :  TNI AL Amankan Kokain Senilai Rp 1,25 Triliun

Dia menjelaskan, penamaan Gedung Kementerian HAM dengan nama Kiai Haji Abdurrahman Wahid dimaksudkan agar semangat dan nilai-nilai yang diwariskan Gus Dur bisa dirasakan setiap orang yang datang maupun bekerja di sana.

“Karena simbol Gus Dur, semua orang yang akan masuk gedung ini, mereka harus berpijak bahwa mereka sedang masuk dalam kalbu Gus Dur, mereka masuk dalam jiwa Gus Dur, mereka masuk dalam semangat Gus Dur, mereka masuk dalam nilai-nilai yang ditanamkan oleh Gus Dur,” ucap Pigai.

Sebagai tindak lanjut, ia berencana menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) HAM tentang penamaan resmi gedung tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan menampilkan foto atau replika Gus Dur berbahan tembaga di area depan gedung.

Baca Juga :  Uni Eropa dan KT HAM PBB Dukung Inisiasi Dialog Damai Papua

JAKARTA – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menjadikan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan aktivis buruh Marsinah sebagai simbol utama nilai kemanusiaan di lingkungan Kementerian HAM. Kedua tokoh itu diabadikan sebagai nama gedung dan ruang pelayanan publik di kantor pusat kementerian.

Pigai menilai Gus Dur sebagai sosok yang melampaui sekat agama, suku, dan wilayah. Menurutnya, Gus Dur bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga tokoh dunia yang berperan besar dalam memperjuangkan perdamaian dan melawan diskriminasi.

“Dari ujung Papua ketika orang Papua menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan tentang ketidakadilan, Gus Dur hadir. Ketika orang Aceh menyanyikan hal yang sama, Gus Dur di situ hadir,” ujar Pigai di kantornya, Selasa (11/11).

Baca Juga :  Didukung Golkar, Gibran Rakabuming: Akan Kami Koordinasikan

Dia menjelaskan, penamaan Gedung Kementerian HAM dengan nama Kiai Haji Abdurrahman Wahid dimaksudkan agar semangat dan nilai-nilai yang diwariskan Gus Dur bisa dirasakan setiap orang yang datang maupun bekerja di sana.

“Karena simbol Gus Dur, semua orang yang akan masuk gedung ini, mereka harus berpijak bahwa mereka sedang masuk dalam kalbu Gus Dur, mereka masuk dalam jiwa Gus Dur, mereka masuk dalam semangat Gus Dur, mereka masuk dalam nilai-nilai yang ditanamkan oleh Gus Dur,” ucap Pigai.

Sebagai tindak lanjut, ia berencana menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) HAM tentang penamaan resmi gedung tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan menampilkan foto atau replika Gus Dur berbahan tembaga di area depan gedung.

Baca Juga :  Lodewijk Akui Empat Daerah di Papua Masuk Kategori Rawan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/