JAYAPURA – Hingga kini keberadaan sopir almarhum Theys Hiyo Eluay, Aristoteles Masoka tidak diketahui dimana. Selama 24 tahun sejak hilang pada 10 November 2001, belum ada informasi yang menjelaskan apakah pemuda yang disapa Ari itu telah meninggal atau masih hidup.
Ari yang dikenal pendiam dan suka senyum itu hilang bersamaan dengan insiden tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Eluay. Sehari setelah aksi penculikan, Theys Eluay ditemukan meninggal di dalam mobil yang terperosok ke jurang.Sementara Aristoteles tidak pernah diketahui keberadaannya hingga kini.
Kepala Sekretariat Komnas HAM RI di Papua, Frits Ramandey menyampaikan, sejak Theys dan Aristoteles dinyatakan hilang, Komnas HAM Perwakilan Papua, ikut melakukan upaya pencarian. Namun, tak membuahkan hasil. Kasus ini kata Frits, masuk dalam 23 kasus menonjol yang mestinya sudah harus diselesaikan mantan Presiden Jokowi dimasa kepemimpinannya pada periode pertama. Yang saat itu, Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri Polhukam dan Kapolda Papua kala itu adalah Paulus Waterpauw.
”Meski masuk dalam 23 kasus menonjol di masa kepemimpinan Jokowi, namun Jokowi melalui Menterinya Luhut tak mampu menyelesaikan kasus ini,” kata Frits, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (12/11). Frits menerangkan, penculikan dan penghilangan paksa Aristoteles kemudian diserahkan kepada Komnas HAM untuk melakukan investigasi mendalam.
JAYAPURA – Hingga kini keberadaan sopir almarhum Theys Hiyo Eluay, Aristoteles Masoka tidak diketahui dimana. Selama 24 tahun sejak hilang pada 10 November 2001, belum ada informasi yang menjelaskan apakah pemuda yang disapa Ari itu telah meninggal atau masih hidup.
Ari yang dikenal pendiam dan suka senyum itu hilang bersamaan dengan insiden tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Eluay. Sehari setelah aksi penculikan, Theys Eluay ditemukan meninggal di dalam mobil yang terperosok ke jurang.Sementara Aristoteles tidak pernah diketahui keberadaannya hingga kini.
Kepala Sekretariat Komnas HAM RI di Papua, Frits Ramandey menyampaikan, sejak Theys dan Aristoteles dinyatakan hilang, Komnas HAM Perwakilan Papua, ikut melakukan upaya pencarian. Namun, tak membuahkan hasil. Kasus ini kata Frits, masuk dalam 23 kasus menonjol yang mestinya sudah harus diselesaikan mantan Presiden Jokowi dimasa kepemimpinannya pada periode pertama. Yang saat itu, Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri Polhukam dan Kapolda Papua kala itu adalah Paulus Waterpauw.
”Meski masuk dalam 23 kasus menonjol di masa kepemimpinan Jokowi, namun Jokowi melalui Menterinya Luhut tak mampu menyelesaikan kasus ini,” kata Frits, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (12/11). Frits menerangkan, penculikan dan penghilangan paksa Aristoteles kemudian diserahkan kepada Komnas HAM untuk melakukan investigasi mendalam.