Saturday, November 8, 2025
26.1 C
Jayapura

Psikolog: Waspadai Dendam Masa Kecil

JAYAPURA – Kasus kekerasan seksual pada anak di Kota Jayapura kembali terjadi. Terbaru seorang pria paruh baya berinisial BN (58) hampir menjadi korban amukan massa lantaran telah mencabuli seorang anak perempuan berusia 10 tahun bertempat di salah satu sekolah dasar di Hamadi Distrik Jayapura Selatan, Selasa (4/11) sekira Pukul 12.30 WIT.

Peristiwa inipun mendapatkan respons dari Psikolog Universitas Cenderawasih (Uncen), lantaran kasus pelecehan seksual masih kerap terjadi. Mirisnya tak sedikit anak dibawah umur yang menjadi korban, sementara pelakunya orang dewasa.

Kepada Cenderawasih Pos Psikolog Uncen Dr. Yosefina Marijke Watofa. M. Psi menjelaskan bahwa biasanya pelaku melakukan kekerasan seksual itu terjadi karena adanya kesempatan dan keinginan untuk melampiaskan hasratnya.

Baca Juga :  Banyaknya Plt. Berdampak Kinerja Pemerintah

“Kalau menurut saya penyebab orang melakukan kekerasan seksual ada dua sisi yaitu pelaku dan korban. Pelaku karena adanya kesempatan untuk melakukan dan keinginan melakukannya,” kata Yosefina kepada Cenderawasih Pos, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/7).

Sementara dari sisi, Psikolog menjelaskan jika korban tidak tau bagaimana melindungi diri dari tindakkan pelecehan. Kondisi karena kurangnya didikan dan kepekaan orangtua terhadap anak-anaknya.

Tegas Yosefina, seharusnya orang tua bisa mengajarkan anaknya agar bisa membela diri dalam keadaan dilecehkan ataupun tindakan kejahatan lainnya. “Kalau korban diam saja maka pelaku akan bertindak kian menjadi jadi,” ujarnya. Untuk menghindari hal tersebut, orang tua harus biasakan ajar anaknya agar jangan mau disentuh sembarang orang apalagi dianggota tubuh yang sensitif.

Baca Juga :  Berstatus Residivis, Kerap Membuat Resah Jika Mabuk

Hal ini ia sampaikan karena pelaku kejahatan ini tidak hanya dilakukan oleh orang tak dikenal saja tetapi orang terdekat juga bisa terjadi. “Dalam rumah pun tidak boleh menyentuh bagian-bagian tertentu dari tubuh anaknya terutama yang sensitif,” jelasnya. Lebih jauh Yosefina menjelaskan faktor lain pemicu dari tendensi tindakan kekerasan pada pelaku juga bermacam-macam, mulai dari kesiapan mental orang tua, kondisi ekonomi, hingga pengalaman kekerasan serupa di masa kecil.

JAYAPURA – Kasus kekerasan seksual pada anak di Kota Jayapura kembali terjadi. Terbaru seorang pria paruh baya berinisial BN (58) hampir menjadi korban amukan massa lantaran telah mencabuli seorang anak perempuan berusia 10 tahun bertempat di salah satu sekolah dasar di Hamadi Distrik Jayapura Selatan, Selasa (4/11) sekira Pukul 12.30 WIT.

Peristiwa inipun mendapatkan respons dari Psikolog Universitas Cenderawasih (Uncen), lantaran kasus pelecehan seksual masih kerap terjadi. Mirisnya tak sedikit anak dibawah umur yang menjadi korban, sementara pelakunya orang dewasa.

Kepada Cenderawasih Pos Psikolog Uncen Dr. Yosefina Marijke Watofa. M. Psi menjelaskan bahwa biasanya pelaku melakukan kekerasan seksual itu terjadi karena adanya kesempatan dan keinginan untuk melampiaskan hasratnya.

Baca Juga :  Sudah Dibersihkan, Halte di Uncen Kembali Kotor

“Kalau menurut saya penyebab orang melakukan kekerasan seksual ada dua sisi yaitu pelaku dan korban. Pelaku karena adanya kesempatan untuk melakukan dan keinginan melakukannya,” kata Yosefina kepada Cenderawasih Pos, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/7).

Sementara dari sisi, Psikolog menjelaskan jika korban tidak tau bagaimana melindungi diri dari tindakkan pelecehan. Kondisi karena kurangnya didikan dan kepekaan orangtua terhadap anak-anaknya.

Tegas Yosefina, seharusnya orang tua bisa mengajarkan anaknya agar bisa membela diri dalam keadaan dilecehkan ataupun tindakan kejahatan lainnya. “Kalau korban diam saja maka pelaku akan bertindak kian menjadi jadi,” ujarnya. Untuk menghindari hal tersebut, orang tua harus biasakan ajar anaknya agar jangan mau disentuh sembarang orang apalagi dianggota tubuh yang sensitif.

Baca Juga :  Ganja 3,8 Kg Gagal Diselundupkan

Hal ini ia sampaikan karena pelaku kejahatan ini tidak hanya dilakukan oleh orang tak dikenal saja tetapi orang terdekat juga bisa terjadi. “Dalam rumah pun tidak boleh menyentuh bagian-bagian tertentu dari tubuh anaknya terutama yang sensitif,” jelasnya. Lebih jauh Yosefina menjelaskan faktor lain pemicu dari tendensi tindakan kekerasan pada pelaku juga bermacam-macam, mulai dari kesiapan mental orang tua, kondisi ekonomi, hingga pengalaman kekerasan serupa di masa kecil.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/