JAYAPURA – Sebagai antisipasi terhadap penyelundupan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua berencana akan mengadakan patroli di beberapa titik yang dianggap rawan penyelundupan tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
“Patroli ini dilakukan untuk menindaklanjuti peredaran TSL ilegal, yang sering kali terjadi di titik-titik krusial seperti bandara, pelabuhan, perbatasan dan sebagainya.” ungkap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua Jhoni Santoso Silaban di Abepura usai melaksanakan kegiatan penguatan multipihak dalam Perlindungan dan Peredaran Satwa Liar di Wilayah Kerja BKSDA Papua, Senin (14/10).
“Tidak lama lagi kami akan melaksanakan patroli atau pengawasan bersama peredaran ilegal TSL,” kata Johni.
Dalam patroli nanti BKSDA dan instansi terkait lainnya akan mengedepankan upaya persuasif. Tidak menutup kemungkinan bagi pelaku yang sering melakukan tindak pidana kehutanan itu akan diberikan efek jera. Namun, BKSDA selalu mengedepankan tindakan persuasif.
Adapun Tim Patroli Gabungan terdiri dari Polhut BBKSDA Papua, POM AD , POM AL, Pom AU dan dari pihak Kepolisian. Patroli ini dilakukan karena melihat banyaknya masyarakat yang melakukan penangkapan serta pemeliharaan TSL, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi Undang-undang.
“Banyak alasan yang dijadikan sebagai pembenaran atas perilaku ini antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain untuk dikormersilkan alasan lain masyarakat memelihara TSL sebagai kesenangan (hobi) yang dituding sebagai penyebab utama tingginya penangkapan TSL dari habitat aslinya,” jelasnya.