SARMI-Sebanyak 70 kepala keluarga (KK) dari wilayah pesisir Kabupaten Sarmi terpantau mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi, tepatnya di Masjid Nurul Muhtakim, Kampung Neidam, Rabu (30/7) malam. Pengungsian ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi tsunami menyusul informasi gempa yang terjadi di wilayah Rusia.
Warga setempat mengaku khawatir air laut akan naik, terutama setelah beredarnya informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang tersebar luas di media sosial. Informasi tersebut cukup membuat masyarakat, khususnya di wilayah pesisir Papua termasuk Jayapura dan Sarmi, merasa cemas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarmi, Darius Nari, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pengungsian warga murni sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bencana.
“Kurang lebih ada sekitar 70 kepala keluarga yang mengungsi ke dataran lebih tinggi. Tapi setelah BMKG mencabut status siaga bencana sekitar pukul 23.00 WIT, warga mulai kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Lebih lanjut, Darius menjelaskan bahwa pihak BPBD juga telah turun langsung ke lapangan untuk menenangkan warga dan memberikan informasi resmi terkait situasi terkini pasca-gempa.
“Kami sudah sampaikan kepada masyarakat bahwa situasi aman terkendali. Tidak ada dampak langsung ke wilayah kita. Namun demikian, kami tetap imbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah terpancing isu yang belum jelas kebenarannya,” tandasnya.
Sementara itu, situasi di wilayah Kampung Neidam hingga Kamis pagi dilaporkan sudah kembali kondusif. Warga yang sempat mengungsi juga telah beraktivitas seperti biasa. (roy/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos