Sunday, October 26, 2025
31.4 C
Jayapura

Kebanyakan Datang dalam Kondisi “Berat”

Alat Medis Kurang Memadai Ikut Andil Tingginya Kematian

JAYAPURA – Agak miris rasanya, di tengah gelontoran dana Otonomi Khsusus yang sudah berjalan 24 tahun ternyata persoalan klasik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura belum juga terpecahkan.

Padahal era jaman Belanda dulu rumah sakit ini menjadi idola negara-negara di kawasan pasific. Tingginya angka kematian di RSUD Jayapura sesuai dalam penyampaian pihak rumah sakit adalah karena pasien datang sudah dalam kondisi “berat” atau stadium 3 atau 4.

Pihak rumah sakit mencatat jumlah pasien yang meninggal dunia selama enam bulan terakhir sebanyak 464 orang laki-laki sebanyak 234 orang dan perempuan 230 orang. Kasus tertinggi adalah kanker sebanyak 92 persen, gagal ginjal kronis (CKD) 77 persen, TB paru 50 persen, people living with HIV/AIDS (PLWHA) 40 persen dan jantung 40 persen.

Baca Juga :  Mengarah Pembunuhan Berencana

Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, SpB subsp (K), Finacs mengatakan, angka kematian di RSUD Jayapura cukup tinggi lantaran rata-rata pasien yang datang berobat dalam kondisi stadium 3 dan 4.

Selain itu juga, sebagian masyarakat Papua masih mempercayai pengobatan tradisional. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan terisolir yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan. Sehingga, ketika tiba di RSUD Jayapura sudah dalam kondisi stadium akhir.

“Ratusan pasien yang meninggal dunia di RSUD Jayapura lantaran datang berobat sudah dalam kondisi stadium lanjut dan penanganan rumah sakit yang tidak memadai atau tidak sesuai standar,” ungkap dr Jan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (18/7).

Baca Juga :  Kericuhan Wamena, Data Aktifis HAM 10 Orang MD dan Luka 17 orang 

Alat Medis Kurang Memadai Ikut Andil Tingginya Kematian

JAYAPURA – Agak miris rasanya, di tengah gelontoran dana Otonomi Khsusus yang sudah berjalan 24 tahun ternyata persoalan klasik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura belum juga terpecahkan.

Padahal era jaman Belanda dulu rumah sakit ini menjadi idola negara-negara di kawasan pasific. Tingginya angka kematian di RSUD Jayapura sesuai dalam penyampaian pihak rumah sakit adalah karena pasien datang sudah dalam kondisi “berat” atau stadium 3 atau 4.

Pihak rumah sakit mencatat jumlah pasien yang meninggal dunia selama enam bulan terakhir sebanyak 464 orang laki-laki sebanyak 234 orang dan perempuan 230 orang. Kasus tertinggi adalah kanker sebanyak 92 persen, gagal ginjal kronis (CKD) 77 persen, TB paru 50 persen, people living with HIV/AIDS (PLWHA) 40 persen dan jantung 40 persen.

Baca Juga :  Pemkot Kirim Lima Pemuda Belajar Jadi Pilot dan Teknisi Pesawat

Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, SpB subsp (K), Finacs mengatakan, angka kematian di RSUD Jayapura cukup tinggi lantaran rata-rata pasien yang datang berobat dalam kondisi stadium 3 dan 4.

Selain itu juga, sebagian masyarakat Papua masih mempercayai pengobatan tradisional. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan terisolir yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan. Sehingga, ketika tiba di RSUD Jayapura sudah dalam kondisi stadium akhir.

“Ratusan pasien yang meninggal dunia di RSUD Jayapura lantaran datang berobat sudah dalam kondisi stadium lanjut dan penanganan rumah sakit yang tidak memadai atau tidak sesuai standar,” ungkap dr Jan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (18/7).

Baca Juga :  Soal Penembakan, Pemda Harus Bergerak Cepat

Berita Terbaru

Artikel Lainnya