Wednesday, April 30, 2025
22.9 C
Jayapura

Soal HIV-AIDS, Pemerintah Jangan Diam 

JAYAPURA – Pemerintah, Dinas Kesehatan dan lembaga terkait diminta jangan diam atas jumlah kasus HIV/AIDS saat ini. Sebagaimana data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, ada 21.129 kasus HIV/AIDS di Papua. Dari data tersebut, 11.644 perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS dan laki-laki 9.463 orang. Dengan Kota Jayapura paling banyak ditemukan kasus HIV/AIDS yaitu 8.864 kasus.

Tokoh Perempuan, Usilina Epa mengatakan, seharusnya sudah ada langkah-langkah konkrit yang dilakukan pemerintah berdasarkan data yang ada. Namun, hal itu belum juga dilakukan.

“Saya lihat ada kevakuman dalam bentuk kebijakan dan pelayanan untuk meminimalisir penyebaran HIV/AIDS di Kota Jayapura saat ini,” ucap Usilina saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (28/4).

Baca Juga :  Ada Kearifan Lokal yang Patut Dijaga dan Jadi Kebanggaan

Untuk itu, Usilina mendorong pemerintah mengaktifkan tugas-tugas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan kerja sama dengan LSM agar bisa kembali melacak dimana saja titik-titik yang menyediakan jasa ini (wanita tuna susila-red)

  Selain itu, harus ada anggaran untuk mendukung kerja-kerja LSM dan KPA. Karena kita tidak bisa bicara Papua hebat, generasi emas dan sebagainya jika anak-anak akan mati dan hilang akibat penyakit ini.

Usilina Epa

  “Saya melihat KPA dan LSM terkait tidak menjalankan fungsinya dalam penanganan HIV/AIDS, entah karena dana atau kebijakan yang berlaku,” imbuhnya.

  Kata Usilina, masalah ini tidak hanya bersumber dari wanita tuna susila (WTS). Namun sebagian perempuan terinfeksi meski tidak bekerja sebagai WTS lantaran ditularkan oleh suaminya.

Baca Juga :  BTM: Laut Bukan Tempat Sampah

“Angka perempuan tinggi lantaran terinfeksi dari pasangannya yang dia sendiri tidak tahu menahu, selain itu mereka ini yang paling sering melakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur LBH Apik Jayapura Nur Aida Duwila menilai jika dia seorang perempuan rumah tangga maka suaminya yang membuat dia terinfeksi HIV/AIDS. “Perempuan adalah kaum yang paling rentan,” tegasnya.

JAYAPURA – Pemerintah, Dinas Kesehatan dan lembaga terkait diminta jangan diam atas jumlah kasus HIV/AIDS saat ini. Sebagaimana data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, ada 21.129 kasus HIV/AIDS di Papua. Dari data tersebut, 11.644 perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS dan laki-laki 9.463 orang. Dengan Kota Jayapura paling banyak ditemukan kasus HIV/AIDS yaitu 8.864 kasus.

Tokoh Perempuan, Usilina Epa mengatakan, seharusnya sudah ada langkah-langkah konkrit yang dilakukan pemerintah berdasarkan data yang ada. Namun, hal itu belum juga dilakukan.

“Saya lihat ada kevakuman dalam bentuk kebijakan dan pelayanan untuk meminimalisir penyebaran HIV/AIDS di Kota Jayapura saat ini,” ucap Usilina saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (28/4).

Baca Juga :  Tahun 2023 Pemkot Jayapura Berhasil Tingkatkan Capaian Indikator Makro

Untuk itu, Usilina mendorong pemerintah mengaktifkan tugas-tugas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan kerja sama dengan LSM agar bisa kembali melacak dimana saja titik-titik yang menyediakan jasa ini (wanita tuna susila-red)

  Selain itu, harus ada anggaran untuk mendukung kerja-kerja LSM dan KPA. Karena kita tidak bisa bicara Papua hebat, generasi emas dan sebagainya jika anak-anak akan mati dan hilang akibat penyakit ini.

Usilina Epa

  “Saya melihat KPA dan LSM terkait tidak menjalankan fungsinya dalam penanganan HIV/AIDS, entah karena dana atau kebijakan yang berlaku,” imbuhnya.

  Kata Usilina, masalah ini tidak hanya bersumber dari wanita tuna susila (WTS). Namun sebagian perempuan terinfeksi meski tidak bekerja sebagai WTS lantaran ditularkan oleh suaminya.

Baca Juga :  Barang Bukti Sabu Dimusnahkan Tersangka

“Angka perempuan tinggi lantaran terinfeksi dari pasangannya yang dia sendiri tidak tahu menahu, selain itu mereka ini yang paling sering melakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur LBH Apik Jayapura Nur Aida Duwila menilai jika dia seorang perempuan rumah tangga maka suaminya yang membuat dia terinfeksi HIV/AIDS. “Perempuan adalah kaum yang paling rentan,” tegasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/