Tuesday, December 9, 2025
25.7 C
Jayapura

Melayani Sesama Untuk Wujudkan Indonesia Emas

JAYAPURA – Ratusan umat Hindu Kota Jayapura, mengikuti upacara Mecaru atau Tawur Kesanga di Pura Surya Agung Bhuana, Skyline-Jayapura. Upacara ini digelar satu hari menjelang Hari Raya Nyepi 1947 Saka/2025, Sabtu (29/3).

  Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, I Wayan Wira Adnyana mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada roh-roh yang tidak kasat mata.

  Sembahyang Tawur Agung ini, jelas Wira mempunyai makna untuk menjaga keharmonisan antara bhuana agung (alam semesta) dengan bhuana alit (umat manusia). Dalam upacara ini dibuatkan caru (persembahan). Pecaruan sendiri merupakan penyucian Bhuta Kala dengan segala kotorannya yang ada.

  “Harapannya bhuta kala bisa sirna semuanya dan kembali menjadi suci,” kata Wira kepada wartawan, di Pura Surya Agung Bhuana, Skyline-Jayapura, Jumat (28/2).

Baca Juga :  Pj.Gubernur Perintahkan Audit BUMD Non-Profit

  Ia mengatakan, Nyepi 2025 mengangkat tema “Manasewa, Madawasewa Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Tema ini mengandung makna melayani sesama/manusia merupakan salah satu wujud pelayanan kepada Hyang Widhi Wasa mewujudkan Indonesia Emas 2045.

   Seperti diketahui puncak perayaan Nyepi jatuh pada 29 Maret, saat umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian selama 24 jam. Selama periode ini, umat Hindu wajib menaati empat pantangan utama: Amati Geni (tidak menyalakan api atau penerangan), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Karya (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Ratusan umat Hindu Kota Jayapura, mengikuti upacara Mecaru atau Tawur Kesanga di Pura Surya Agung Bhuana, Skyline-Jayapura. Upacara ini digelar satu hari menjelang Hari Raya Nyepi 1947 Saka/2025, Sabtu (29/3).

  Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, I Wayan Wira Adnyana mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada roh-roh yang tidak kasat mata.

  Sembahyang Tawur Agung ini, jelas Wira mempunyai makna untuk menjaga keharmonisan antara bhuana agung (alam semesta) dengan bhuana alit (umat manusia). Dalam upacara ini dibuatkan caru (persembahan). Pecaruan sendiri merupakan penyucian Bhuta Kala dengan segala kotorannya yang ada.

  “Harapannya bhuta kala bisa sirna semuanya dan kembali menjadi suci,” kata Wira kepada wartawan, di Pura Surya Agung Bhuana, Skyline-Jayapura, Jumat (28/2).

Baca Juga :  Satukan Persepsi dalam Penataan Kota

  Ia mengatakan, Nyepi 2025 mengangkat tema “Manasewa, Madawasewa Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Tema ini mengandung makna melayani sesama/manusia merupakan salah satu wujud pelayanan kepada Hyang Widhi Wasa mewujudkan Indonesia Emas 2045.

   Seperti diketahui puncak perayaan Nyepi jatuh pada 29 Maret, saat umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian selama 24 jam. Selama periode ini, umat Hindu wajib menaati empat pantangan utama: Amati Geni (tidak menyalakan api atau penerangan), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Karya (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya