Thursday, February 6, 2025
26.7 C
Jayapura

Harga Daging Babi di Pasar Sentral Timika Makin Mahal Pasca Nataru

MIMIKA – Harga daging babi di Pasar Sentral Timika semakin mahal pascaperayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Pantauan Cenderawasih Pos, Selasa (4/2/2025), harga daging babi di Pasar Sentral Timika kini tembus Rp250 ribu per kilogram.

Pedagang menyebut, harga daging babi mahal karena dampak African Swine Fever (ASF) yang sempat melanda Mimika beberapa waktu lalu mengakibatkan hampir 90 persen populasi babi di Mimika mati.

“Kita mau jual murah kita yang rugi karena harga babi di tangan peternak mahal,” kata seorang pedagang babi, Andi.

Andi pun mengatakan bahwa belum dapat dipastikan sampai kapan kondisi ini akan bertahan. Namun, pedagang kini hanya menyesuaikan dengan keadaan yang ada.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa saat ditemui pada Selasa siang juga mengakui mahalnya harga daging babi tersebut.

Baca Juga :  Ingin Berikan Kado Akhir Tahun ? Belikan Sepatu Nike Air Max 97 Women DQ9131700

Petrus mengatakan, sampai saat ini yang belum dapat ditekan adalah harga daging babi pasca merebaknya virus ASF.

“Tadi sudah dijelaskan bahwa terkait dengan harga daging babi itu mengapa harganya Rp 250 ribu per kilogram, karena informasi dari para pedagang bahwa kalau mereka mau jual di harga itu tidak ada keuntungan dengan harga beli babi dari peternak,” kata Petrus.

“Itu yang menyebabkan masih tingginya harga daging babi di Timika,” tambahnya.

Petrus mengatakan, hal ini dikarenakan dinas terkait pun belum memberi izin untuk memasok ternak babi dari luar Timika. Sehingga, saat ini upaya untuk mempertahankan populasi babi yang masih tersisa di Mimika masih terus dilakukan.

Baca Juga :  Adanya Vaksin Covid-19  Bawa Angin Segar bagi PHRI Papua

“Harapannya satu dua tahun ke depan jika babi-babi ini sudah berkembang biak maka harga bisa kembali normal,” ucapnya.

Selain harga daging babi yang mahal, Petrus juga menyebutkan bahwa harga telur juga kini naik menjadi Rp 80 ribu per satu rak dari harga sebelumnya Rp 60 ribu per rak.

Padahal, Mimika merupakan salah satu daerah swasembada telur. “Telur juga ini signifikan naik karena kebanyakan peternak ayam ini di bulan Desember rata-rata indukannya sudah afkir,” kata Petrus.

Kondisi ini menyebabkan produksi telur dari para peternak lokal di Mimika sedikit mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. (mww/fia)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MIMIKA – Harga daging babi di Pasar Sentral Timika semakin mahal pascaperayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Pantauan Cenderawasih Pos, Selasa (4/2/2025), harga daging babi di Pasar Sentral Timika kini tembus Rp250 ribu per kilogram.

Pedagang menyebut, harga daging babi mahal karena dampak African Swine Fever (ASF) yang sempat melanda Mimika beberapa waktu lalu mengakibatkan hampir 90 persen populasi babi di Mimika mati.

“Kita mau jual murah kita yang rugi karena harga babi di tangan peternak mahal,” kata seorang pedagang babi, Andi.

Andi pun mengatakan bahwa belum dapat dipastikan sampai kapan kondisi ini akan bertahan. Namun, pedagang kini hanya menyesuaikan dengan keadaan yang ada.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa saat ditemui pada Selasa siang juga mengakui mahalnya harga daging babi tersebut.

Baca Juga :  28 Tahun Telkomsel Konsisten Bergerak Maju

Petrus mengatakan, sampai saat ini yang belum dapat ditekan adalah harga daging babi pasca merebaknya virus ASF.

“Tadi sudah dijelaskan bahwa terkait dengan harga daging babi itu mengapa harganya Rp 250 ribu per kilogram, karena informasi dari para pedagang bahwa kalau mereka mau jual di harga itu tidak ada keuntungan dengan harga beli babi dari peternak,” kata Petrus.

“Itu yang menyebabkan masih tingginya harga daging babi di Timika,” tambahnya.

Petrus mengatakan, hal ini dikarenakan dinas terkait pun belum memberi izin untuk memasok ternak babi dari luar Timika. Sehingga, saat ini upaya untuk mempertahankan populasi babi yang masih tersisa di Mimika masih terus dilakukan.

Baca Juga :  Perum Bulog Papua & Pabar Mulai Salurkan BB PPKM Tahap 2

“Harapannya satu dua tahun ke depan jika babi-babi ini sudah berkembang biak maka harga bisa kembali normal,” ucapnya.

Selain harga daging babi yang mahal, Petrus juga menyebutkan bahwa harga telur juga kini naik menjadi Rp 80 ribu per satu rak dari harga sebelumnya Rp 60 ribu per rak.

Padahal, Mimika merupakan salah satu daerah swasembada telur. “Telur juga ini signifikan naik karena kebanyakan peternak ayam ini di bulan Desember rata-rata indukannya sudah afkir,” kata Petrus.

Kondisi ini menyebabkan produksi telur dari para peternak lokal di Mimika sedikit mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. (mww/fia)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/