JAYAPURA-Cuaca di Kota Jayapura dalam beberapa hari terakhir terasa panas. Padahal di bulan Januari seperti saat ini, biasanya itenistas hujan sedang tingi-tinginya, bahkan seringkali berdampak pada banjir.
Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre, mengakui bahwa kondisi cuaca tidak menentu curah hujan di Kota Jayapura dan sekitarnya, pada awal hingga pertengahan Januari 2025 ini memang cenderung lebih rendah dibandingkan rata-ratanya.
Hal ini berbeda dengan wilayah lainnya di Provinsi Papua yang masih mengalami curah hujan tinggi. “Meskipun saat ini seluruh wilayah dengan pola hujan Monsunal, seperti Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom bagian selatan, telah memasuki musim penghujan. Sementara di Kota Jayapura dan beberapa wilayah lainnya memiliki tipe hujan satu musim, yakni hujan sepanjang tahun.”ungkap Ezri saat dihubungi Cenderawasih Pos, Selasa (14/1) siang.
Ia menjelaskan puncak musim penghujan di wilayah kota Jayapura diprediksi akan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. “Diperkirakan, angin Monsun Asia yang membawa massa udara basah masih akan aktif hingga April 2025,” tandas Ezri dalam keterangan tertulisnya.
Dari hasil analisis BMKG atmosfer menunjukkan bahwa rendahnya curah hujan di Kota Jayapura saat ini disebabkan oleh kondisi atmosfer yang lebih kering, dengan tingkat kelembaban relatif di lapisan atas masih di bawah 70 persen.
Rendahnya kelembaban ini mengakibatkan minimnya ketersediaan uap air yang dibutuhkan untuk pembentukan awan hujan. Selain itu, kata Ezri berdasarkan pantauan dinamika atmosfer per, 14 Januari 2025, tidak terdeteksi adanya gangguan atmosfer berskala regional seperti pola angin atau gelombang tropis yang signifikan.
Kendati demikian jelasnya, masyarakat tetap diimbau untuk waspada karena kondisi atmosfer wilayah tropis yang dinamis memungkinkan perubahan cuaca mendadak, terutama mengingat Monsun Asia masih aktif melintasi wilayah Indonesia.