Dampak RS Provita yang Tak Lagi Kerjasama dengan BPJS
JAYAPURA – Jumlah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura meningkat pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Plt Direktur RSUD Jayapura, dr Aaron Rumainum mengungkapkan bahwa peningkatan ini terjadi sejak 6 Januari lalu. Lonjakan pasien ini, menurut dr Aaron, disebabkan juga karena putusnya kerja sama antara Rumah Sakit Provita dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Bagaimana pun juga, pasti ada pengaruh putusnya kerja sama antara RS Provita dengan BPJS. Sehingga suka tidak suka, pasien larinya ke RSUD Jayapura dan itu sudah mulai dirasakan,” ucap dr Aaron. saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (10/1) kemarin
Kata dr Aaron, seiring dengan peningkatan pasien, konsekuensinya adalah beberapa kebutuhan di RSUD Jayapura akan bertambah. Seperti obat-obatan, bahan habis pakai, serta bahan-bahan lainnya. “Kita harus bersiap untuk ini, termasuk kebutuhan rawat inap tempat tidur pasien juga bertambah,” katanya.
Bahkan, ruang yang sebelumnya tidak difungsikan kini dimanfaatkan. Termasuk ruang VIP, juga ruang inap di lantai 4 RSUD Jayapura. Kata dr Aaron, pasien didominasi poliklinik, rawat inap dan beberapa pasien lainnya. Namun pihaknya tak menjelaskan secara rinci jumlah lonjakan pasien dalam sehari.
“Kami belum bisa sampaikan presentase lonjakan pasien, namun dari pemantauan saya setiap pagi di loket-loket terjadi lonjakan pasien di RSUD Jayapura. Ini imbas dari tak adanya kerja sama antara RS Provita dan BPJS,” bebernya.
Pihaknya pun akan mengantisipasi hal ini, termasuk meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan bahan habis pakai dan obat-obatan di rumah sakit. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos