JAYAPURA-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua turut prihatin dengan aksi kontak senjata antara TNI/Polri dengan TNPB di wilayah pegunungan baru-baru ini. LBH Papua menilai situasi ini tidak mestinya terjadi sebab secara langsung telah menganggu kedamaian masyarakat sipil yang sedang menyambut suka cita natal.
Namun karena ulah sekelompok orang sehingga mereka harus meninggalkan rumah ke berbagai tempat yang aman agar tidak menjadi tumbal ditengah konflik bersenjata yang sedang bekecamuk. Berdasarkan data yang mereka peroleh jumlah pengungsi di Kabupaten Pegunungan Bintang tercatat ada 3.318 warga sipil dari Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan yang dilaporkan mengungsi ke hutan.
Sementara itu, di Kabupaten Tambrauw ada sedikitnya 106 warga sipil dari kampung Banfot, Distrik Fef dan Kampung Bamuswaiman, Distrik Bamusbama Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya dilaporkan telah mengungsi pasca penembakan dan pembakaran kantor distrik Bamusbama.
Dari jumlah tersebut, apabila digabungkan maka secara umum pada bulan Desember 2024 tercatat ada 3.424 orang masyarakat sipil papua yang menjadi pengungsiĀ akibat konflik bersenjata antara TNI-Polri melawan TPN PB.Ā
“Kami minta Presiden Prabowo Subianto segera turun tangan atasi masalah Konflik di Papua, karena situasi ini sangat menganggu ketenangan masyarakat di tanah Papua,” tegas Direktur LBH Papua Emanuel Gobay, Selasa (17/12).
Dikatakan bawa aksi gencatan senjata yang sedang terjadi saat ini sangat merugikan masyarakat sipil, terutama para pengungsi. Mereka akan susah mencapatkan kebutuhan pokoknya di dalam hutan, kemudian tempat tinggal, pengobatan maupun pendidikan akan hilang tanpa jejak.